PEMBUKA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, yang telah memberikan kemudahan dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan artikel ini dengan baik.
Artikel yang berjudul "Etika Pengembangan Kepribadian Berpikir Positif dalam Berkomunikasi di Lingkungan Masyarakat Modern yang Diikuti dengan Pengembangan Digitalisasi" ini disusun sebagai bagian dari tugas dalam mata kuliah Etika Pengembangan Kepribadian. Penulisan artikel ini bertujuan untuk menggali dan mengkaji pentingnya pengembangan kepribadian berpikir positif dalam berkomunikasi, terutama di tengah perkembangan teknologi digital yang semakin pesat.
Dalam kehidupan masyarakat modern saat ini, komunikasi menjadi aspek yang sangat vital, baik dalam interaksi sosial maupun dalam dunia profesional. Oleh karena itu, pemahaman terhadap etika komunikasi yang baik dan benar menjadi hal yang tidak kalah penting untuk dimiliki, agar interaksi yang terjadi dapat berjalan dengan harmonis dan efektif.
Artikel ini juga berusaha untuk menghubungkan aspek pengembangan diri dengan perkembangan digitalisasi, yang mana keduanya saling terkait dan mempengaruhi kualitas komunikasi yang terjadi di masyarakat. Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan dan kontribusi positif bagi pembaca dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya berpikir positif dalam komunikasi yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Demikian kata pengantar ini penulis buat dengan penuh rasa syukur dan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam penyusunan artikel ini.
Surabaya, Desember 2024
ETIKA PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN BERPIKIR POSITIF DALAM BERKOMUNIKASI DI LINGKUNGAN MASYARAKAT MODERN YANG DIIKUTI DENGAN PENGEMBANGAN DIGITALISASI
Perbedaan dalam Berkomunikasi antara Era 90an dan Era Gen-Z
Komunikasi merupakan hal yang penting dalam kehidupan sosial manusia. Dengan perkembangannya teknologi dan perubahan sosial, cara kita berkomunikasi juga mengalami perubahan yang signifikan. Jika kita membandingkan komunikasi di era 90an dengan era Gen-Z[1], ada sejumlah perbedaan mencolok yang mencerminkan perubahan zaman. Pada era 90an, komunikasi umumnya masih bersifat tradisional dan lebih mengandalkan media seperti surat, telepon rumah, dan percakapan langsung. Penggunaan teknologi terbatas pada telepon genggam yang masih sangat sederhana, dan internet baru mulai berkembang. Media sosial seperti yang kita kenal sekarang belum ada, sehingga komunikasi lebih bersifat tatap muka atau lewat pesan singkat. Sementara itu, pada era Gen-Z, komunikasi telah berkembang pesat seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi digital. Generasi ini tumbuh dengan internet, media sosial, dan perangkat pintar (smartphone) sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Aplikasi pesan instan, media sosial, dan platform berbagi konten memungkinkan komunikasi terjadi secara lebih cepat dan global (melibatkan teks, gambar, suara, dan video). Selain itu, komunikasi sering kali bersifat lebih informal dan penuh ekspresi visual, seperti emoji, GIF, dan meme.