Merebaknya Covid- 19 membuat dunia panik. Penghuni bumi gugup. Seakan sedang berperang, tetapi musuhnya tidak kelihatan. Semua serba tidak pasti dan dipenuhi rasa kekhawatiran. Korban berjatuhan, ratusan hingga ribuan jiwa. Teknologi canggih, para dokter hebat dan orang paling pintar sekalipun di ini dunia, belum mampu mematikan atau sekedar mencegah rakusnya virus ini melahap manusia.
Covid-19 sungguh berbeda. Misterius. Ia tidak sama seperti virus penyakit lainnya. Penyebarannya cukup cepat dan luas.Dalam Report of the WHO-China Joint Mission on Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) terdapat bagian laporan berjudul route of transmission. WHO pun menyebutkan hingga kini belum ditemukan kasus penyebaran virus corona melalui udara sehingga cara penyebaran ini bukan faktor terbesar penularan penyakit berdasarkan bukti yang ada.
Namun khusus paramedis, hal tersebut wajib diperhatikan. Khusus bagi warga awam, penyebaran virus corona melalui dudukan toilet, pegangan pintu kamar mandi, dan wastafel (fecal shedding) banyak terjadi di sejumlah kasus pasien COVID-19 (Cnbcindonesia.com, diakses 3 April 2020).
Berbagai upaya sudah dilakukan untuk mengatasi merebaknya virus paling ganas sepanjang sejarah dunia ini. Berbagai negara melakukan Lockdown. Mengunci seluruh aktivitas warga. Semua hanya ada di rumah. Tidak aktivitas di luar rumah. Sementara di Indonesia, Presiden Jokowi telah melahirkan dua aturan yakni Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2020 (Covid-19) dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2020 Tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19. Regulasi ini dalam penerapannya, diharapkan dapat menekan lajunya penyebaran Virus Corona.
Pemerintah melalui segenap elemen terkait hingga ke daerah memberikan himbauan kepada masyarakat untuk mematuhi aturan yang ada. Masyarakat diharapkan tetap di rumah, menjaga kesehatan, cuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, makan makanan bergizi dan rajin berolahraga. Ini rangkaian cara mencegah Virus Corona dan meningkatkan daya imunitas tubuh.Tetap di rumah adalah pilihan yang sulit bagi siapa saja yang setiap hari beraktivitas di luar rumah. Namun cara ini adalah satu dari sekian cara yang paling tepat, membantu memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19.
Tetap berada di rumah, tanpa aktivitas, secara psikologi akan terganggu. Kejenuhan akan terus menghampiri, hingga energi tubuh akan menipis seiring beban yang menumpuk dalam pikiran. Kita butuh cara positif mengatasi "kegalauan" di rumah. Cara yang saya pilih saat berada di rumah adalah, membaca satu buku setiap hari. Ini menjadi komitmen sepanjang pemberlakuan isolasi warga di rumah. Aktivitas membaca satu buku setiap hari,
saya lakukan untuk merangsang otak agar tidak lumpuh berpikir kreatif dan bertindak inovatif. Sebab, otak yang tidak bekerja kreatif, Tubuh yang tidak bergerak untuk inovasi, adalah bagian dari virus yang menyakitkan.
Hanya di rumah adalah pilihan yang tidak bisa ditolak. Tetapi jika sekedar makan, tidur, makan lagi dan tidur lagi adalah hal yang menjenuhkan dan menurunkan daya imunitas. Di rumah, saya menyiapkan jadwal sendiri di ruang baca (salah satu kamar) di rumah. Jadwal ini, menyesuaikan aktivitas lain di rumah, seturut himbauan yang disampaikan oleh pemerintah. Secara kebetulan saya punya perpustakaan pribadi dan aktivitas harian sebelum merebaknya isu virus ini adalah layanan baca untuk anak -anak di sekitar lingkungan yang tergabung dalam Komunitas Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Pelangi Agupena.
Buku yang saya baca bervariasi, tentang motivasi dan inspirasi dari tokoh dunia, pendidikan, wisata budaya, tips menulis, juga tentang ekonomi dan politik. Asupan informasi yang saya peroleh dari buku, mampu mengimbangi, bahkan menutupi rekaman informasi seputar Virus Corona. Ketidakpastian, kekhawatiran, tidak saya rasakan dengan aktivitas saya membaca satu buku setiap hari. Dalam obrolan dengan tetangga, bahan pembicaraan saya, tidak tentang tema Covid-19 tetapi bahan bacaan yang saya baca.
Selain membaca, saya melakukan resume sari bacaan yang terkandung dalam buku. Mencatat pesan dan nilai yang terkandung dalam buku. Hasil tulisan, saya tulis di website https://agupenaflotim.or.id dan dari sana, saya bagikan ke Media Sosial Facebook dan grup WhatsApp. Dalam rencana saya, semua tulisan yang dihasilkan setiap hari dari membaca satu buku, akan saya bukukan. Bahkan judul sementara buku yang dimaksudkan telah saya siapkan yakni "Inspirasi di rumah saja" (Menangkal Covid-19).
Upaya menyebarkan bahan bacaan ke media sosial memiliki tujuan untuk mengimbangi informasi seputar Virus Corona di ruang publik. Menurut saya, saat Memori otak dipenuhi dengan informasi Virus Corona, malah membuat buruk. Endapan informasi yang padat di kepala justru akan masuk ke alam bawah sadar hingga menimbulkan ketakutan yang berlebihan.
Kepada teman -teman, kami saling berkabar aktivitas yang dilakukan di rumah, dan saya membagikan apa yang saya lakukan. Beberapa teman misalnya Ibu Hortensia Herima, Kepala SMKN 1 Lembor Selatan, mengikuti anjuran yang saya sampaikan. Tidak hanya membaca satu buku setiap hari, ada teman lain yang turut mengakses informasi dan menonton satu film edukatif setiap hari. Rekan Alfius Sabon, Guru pada SDI Watobuku menggiatkan aktivitas mencangkok satu tanaman setiap hari dan aktivitas positif produktif lainnya.