Lihat ke Halaman Asli

Muhammad AkromMaulana

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta

Keterlibatan Komunikasi Organisasi dalam Perubahan Jiwa Kepemimpinan di Dalam Organisasi

Diperbarui: 13 November 2023   13:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Organisasi harus siap untuk beradaptasi dan berevolusi agar tetap relevan. Salah satu komponen paling vital dari evolusi organisasi adalah perubahan jiwa kepemimpinan. Transformasi ini tidak hanya mengacu pada pergeseran struktural, tetapi lebih dalam lagi, pada cara pemimpin memandang, berinteraksi, dan memimpin tim mereka.

Perubahan jiwa kepemimpinan mencerminkan suatu pergeseran paradigma yang melibatkan nilai-nilai, etika, dan sikap yang mendasari setiap keputusan dan tindakan seorang pemimpin. Pentingnya perubahan ini tidak hanya terletak pada peningkatan efisiensi operasional, tetapi juga pada pembentukan budaya organisasi yang inovatif, kolaboratif, dan berorientasi pada pertumbuhan bersama.

Dalam konteks perubahan jiwa kepemimpinan, keterlibatan komunikasi organisasi menjadi pilar utama yang mengarahkan arah dan menggarisbawahi tujuan transformasi. Komunikasi organisasi bukan hanya tentang menyampaikan informasi, tetapi juga tentang menciptakan naratif yang memotivasi, memberdayakan, dan menyatukan seluruh organisasi menuju visi yang baru.

Teori perilaku (behavioral theory) memiliki asumsi dasar bahwa perubahan dalam cara orang berperilaku akan dihasilkan lebih efisien dengan menitikberatkan perilaku yang dapat diobservasi daripada Dititikberatkan kepercayaan dan cara berpikir, Teori perilaku ini diharapkan apat memberikan yang lebih pasti mengenai sifat dasar kepemimpinan

Kepemimpinan  (leadership)  dapat  diartikan  sebagai  kumpulan  atau serangkai kemampuan  dan  sifat-sifat  kepribadian  yang  terdapat  dalam  diri  seseorang, yakni  pemimpin  itu  sendiri(Junaedi et al., 2023).  Seperti  keterampilan,  kewibawaan  seseorang, pengetahuan yang dimilikinya, visi dan misi serta kompetensi yang dia miliki, Untuk mempengaruhi orang lain, dia memimpin orang untuk bertindak dan bekerja, bukan dipaksa bekerja sama untuk mencapai tujuan. Keterampilan kepemimpinan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari perspektif yang lebih luas, keberhasilan suatu negara diyakini sangat bergantung pada kepemimpinan para pemimpinnya. 

Oleh karena itu, jiwa kepemimpinan sangat diperlukan bagi seseorang khususnya mahasiswa untuk mengembangkan potensi dirinya melalui pengalaman belajar dan menggali kebenaran. Jiwa kepemimpinan akan tumbuh seiring bertambahnya usia dan pengalaman seseorang dalam berorganisasi, terlepas dari apakah jiwa kepemimpinan seseorang meningkat atau kemampuannya dalam mengelola tim berubah secara signifikan dari sebelumnya, pasti akan memberikan dampak yang berbeda pada individu itu sendiri. .mengelola kelompok berubah drastis dari sebelumnya, atau tidak berdampak sama sekali terhadap individu tersebut(Hayati and Supriyanto, 2016).

Contoh kasusnya seperti Sebuah perusahaan sedang menghadapi tantangan signifikan dalam menghadapi perubahan cepat dalam industri mereka. Agar tetap bisa bersaing, kepemimpinan perusahaan menyadari perlunya meredefinisi jiwa kepemimpinan agar lebih adaptif, inovatif, dan berfokus pada pengembangan karyawan.

Sumber Bacaan :

Junaedi, A., Akhyar, I., & Salvita, K. (2023). Pengaruh Keterlibatan dalam Organisasi Mahasiswa terhadap Perkembangan Jiwa Kepemimpinan Mahasiswa. IJM: Indonesian Journal of Multidisciplinary, 1, 683--696.

Hidayat, Rahmad. 2017. Teori perilaku (Behavior Theory) dalam teori Kepemimpinan. kitapunya.com. 7 januari 2017.

Penulis : Muhammad Akrom Maulan - 22010400178

Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline