Organisasi harus siap untuk beradaptasi dan berevolusi agar tetap relevan. Salah satu komponen paling vital dari evolusi organisasi adalah perubahan jiwa kepemimpinan. Transformasi ini tidak hanya mengacu pada pergeseran struktural, tetapi lebih dalam lagi, pada cara pemimpin memandang, berinteraksi, dan memimpin tim mereka.
Perubahan jiwa kepemimpinan mencerminkan suatu pergeseran paradigma yang melibatkan nilai-nilai, etika, dan sikap yang mendasari setiap keputusan dan tindakan seorang pemimpin. Pentingnya perubahan ini tidak hanya terletak pada peningkatan efisiensi operasional, tetapi juga pada pembentukan budaya organisasi yang inovatif, kolaboratif, dan berorientasi pada pertumbuhan bersama.
Dalam konteks perubahan jiwa kepemimpinan, keterlibatan komunikasi organisasi menjadi pilar utama yang mengarahkan arah dan menggarisbawahi tujuan transformasi. Komunikasi organisasi bukan hanya tentang menyampaikan informasi, tetapi juga tentang menciptakan naratif yang memotivasi, memberdayakan, dan menyatukan seluruh organisasi menuju visi yang baru.
Teori perilaku (behavioral theory) memiliki asumsi dasar bahwa perubahan dalam cara orang berperilaku akan dihasilkan lebih efisien dengan menitikberatkan perilaku yang dapat diobservasi daripada Dititikberatkan kepercayaan dan cara berpikir, Teori perilaku ini diharapkan apat memberikan yang lebih pasti mengenai sifat dasar kepemimpinan
Kepemimpinan (leadership) dapat diartikan sebagai kumpulan atau serangkai kemampuan dan sifat-sifat kepribadian yang terdapat dalam diri seseorang, yakni pemimpin itu sendiri(Junaedi et al., 2023). Seperti keterampilan, kewibawaan seseorang, pengetahuan yang dimilikinya, visi dan misi serta kompetensi yang dia miliki, Untuk mempengaruhi orang lain, dia memimpin orang untuk bertindak dan bekerja, bukan dipaksa bekerja sama untuk mencapai tujuan. Keterampilan kepemimpinan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari perspektif yang lebih luas, keberhasilan suatu negara diyakini sangat bergantung pada kepemimpinan para pemimpinnya.
Oleh karena itu, jiwa kepemimpinan sangat diperlukan bagi seseorang khususnya mahasiswa untuk mengembangkan potensi dirinya melalui pengalaman belajar dan menggali kebenaran. Jiwa kepemimpinan akan tumbuh seiring bertambahnya usia dan pengalaman seseorang dalam berorganisasi, terlepas dari apakah jiwa kepemimpinan seseorang meningkat atau kemampuannya dalam mengelola tim berubah secara signifikan dari sebelumnya, pasti akan memberikan dampak yang berbeda pada individu itu sendiri. .mengelola kelompok berubah drastis dari sebelumnya, atau tidak berdampak sama sekali terhadap individu tersebut(Hayati and Supriyanto, 2016).
Contoh kasusnya seperti Sebuah perusahaan sedang menghadapi tantangan signifikan dalam menghadapi perubahan cepat dalam industri mereka. Agar tetap bisa bersaing, kepemimpinan perusahaan menyadari perlunya meredefinisi jiwa kepemimpinan agar lebih adaptif, inovatif, dan berfokus pada pengembangan karyawan.
Sumber Bacaan :
Junaedi, A., Akhyar, I., & Salvita, K. (2023). Pengaruh Keterlibatan dalam Organisasi Mahasiswa terhadap Perkembangan Jiwa Kepemimpinan Mahasiswa. IJM: Indonesian Journal of Multidisciplinary, 1, 683--696.
Hidayat, Rahmad. 2017. Teori perilaku (Behavior Theory) dalam teori Kepemimpinan. kitapunya.com. 7 januari 2017.
Penulis : Muhammad Akrom Maulan - 22010400178