Lihat ke Halaman Asli

Sejuta Pesona di Gumi Sasak Lombok

Diperbarui: 30 April 2023   20:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pesona Gumi Sasak Lombok yang ngangenin (diolah di Canva) 

Sejuta Pesona di Gumi Sasak Lombok

Lombok, tempat aku dilahirkan. Sebagai kampung halaman, sudah sewajarnya jika selalu dirindukan. Banyak kenangan yang tidak bisa dilupakan. Sebagai anak yang besar dan tumbuh di Lombok, secara tidak langsung membentuk kepribadianku. Apa saja alasan kenapa merindukan Lombok?

Alam yang indah dengan sejuta pesona yang dimiliki

Lombok, yang merupakan daerah kepulauan, memberikan daya tarik alam yang luar biasa, gunung yang menjulang tinggi, terlihat gagah dan memanggil siapa saja untuk mendakinya. Sehingga tak ayal, para pendagi gunung, dari berbagai daerah dan mancanegara sudah banyak yang datang untuk membuktikan keindahan yang dimilikinya. Seakan tak pernah bosan menikmati keindahan gunung Rinjani. Banyak diantara mereka berulang kali naik ke puncaknya. Belum lagi keindahan lautnya, menjadikan Lombok sebagai surganya dunia.  Air terjun yang cantik dan gili-gili yang mempesona menjadikan Lombok sebagai salah satu tujuan wisata yang tak akan pernah membosankan.

Sebagai putra yang lahir dan besar di Lombok, sangat bangga dengan semua ini. Dan bertekat untuk ikut menjaga dan melestarikan apa yang Tuhan telah berikan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang ada. 

Adat istiadat dan budaya yang kaya.

 

Ilustrasi acara nyongkolan yang diiringi gendang beleq (sumber, Bisnis Tempo) 

Gumi sasak sebutannya, sudah terkenal hingga manca negara tentang kekayaan non materi yang dimiliki, seperti kekayaan budaya yang cukup unik. Kekayaan budaya yang terus terjaga hingga sekarang, merupakan bukti kekuatan dari sebuah hasil karya pendahulunya. Dan masih terjaga kelestariannya hingga sekarang, walau arus globalisasi sangat kuat. Namun masyarakatnya masih memegang teguh kebudayaan nenek moyang. Walaupun tidak bisa dipungkiri terdapat akulturasi, namun setidaknya masih berpedoman pada kebudayaan aslinya. 

Budaya-budaya yang masih terjaga dengan baik, seperti budaya dan tradisi saat perkawinan. Seperti merarik, nyongkolan yang diiringi musik tradisional gendang beleq, tembang sasak atau membaca syair lontar (memace), acara sorong serah, perang ketupat dan lebaran ketupat dan masih banyak lagi budaya-budaya lainnya, yang masih terjaga dengan baik. 

Toleransi yang kuat masih terjadi baik

Dari history sejarah masa lampau, bahwa, Lombok merupakan daerah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah sehingga tak ayal menjadikannya sebagai salah satu tujuan perdagangan oleh berbagai  negara. Sehingga tidak sedikit meningggalkan sisa beradapan, yaitu ditemukannya tempat-tempat pemukiman entis dan suku dari berbagai negara. Seperti cina, arab. Belum lagi orang-orang yang berasal dari berbagai daerah yang ada di wilayah Indonesia. Seperti suku Jawa, Bali, Sunda, Minang, Sumba, Batak, Sumbawa, Bima, dan suku-suku yang lainnya.

Kondisi ini menjadikan Lombok sebagai wilayah yang multikultur. Sifat masyarakat yang ramah, bersahaja, dan memiliki rasa toleransi yang tinggi, tidak menjadikannya sebagai suatu masalah. Bahkan mereka mampu hidup berdampingan secara damai hingga sekarang. Dibuktikan dengan terjadinya perkawinan campuran atau amalgami. 

Demikian sekilas  goresan isi hati mengapa  Lombok sebagai kampung halaman selalu dirindukan dan akan tetap seperti itu sampai kapanpun. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline