Lihat ke Halaman Asli

Mengapa Harus Saling Memaafkan?

Diperbarui: 29 April 2023   17:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Koleksi pribadi) 

Mengapa Harus Saling Memaafkan? 

Kapan terakhir kali kamu minta maaf, setahun yang lalu, sebulan yang lalu atau seminggu yang lalu? Bisa jadi, pas hari raya idul fitri kemarin? Apa iya, meminta maaf hanya pas momen lebaran saja? Padahal manusia tidak luput dari salah dan hilaf. Lalu apa harus nunggu momen lebaran, baru ngucapin maaf? Meminta maaf, harusnya dilakukan ketika kita merasa telah melakukan kesalahan. Kamu gak perlu malu untuk menyatakan permohonan maaf atas tindakan yang kamu lakukan. Justeru dengan meminta maaf kamu menunjukkan dirimu berkualitas dan berjiwa besar. Karena pada dasarnya manusia akan selalu diberi cobaan untuk melakukan kesalahan. 

Lalu, bagaimana jika orang lain yang berbuat salah, mungkin sudah menyakiti kamu, baik secara fisik maupun psikis. Apa kamu sudah memaafkan mereka? Memberi maaf memang tidak mudah. Apalagi tindakan yang sudah dilakukan terhadap kita, menjadikan trauma yang berkepanjangan. Wih, nyesek banget kan? Tapi, bukan berarti, itu menjadi alasan untuk kamu tidak memberi maaf lho. 

Kamu mungkin sering mendengar kalimat, "Tiada maaf bagimu". Jika ini menjadi pegangan kamu dalam bersikap. Dikhawatirkan justeru tidak baik untuk psikologismu. Takutnya, kamu akan menjadi sosok pribadi pendendam, intropet dan susah mempercayai orang lain. Lebih buruk lagi, kamu akan lebih sering curiga terhadap orang lain, menganggap dirimu yang paling benar. Berarti, jika kamu berada pada kondisi ini? Kamu perlu waspada. Dan segera memperbaiki kondisi kepribadianmu. Cara-cara yang bisa kamu lakukan agar kamu mudah meminta maaf dan memaafkan orang lain yaitu sebagai berikut;

Kembali pada Ajaran Rasulullah SAW

Rasulullah SAW. sudah banyak memberikan contoh semasa hidupnya. Cobaan hidup yang dialami beliau, sangat jauh lebih sulit dari cobaan yang sedang kamu hadapi, bulian, hinaan, cacian itu adalah hal biasa. Bahkan beliau sudah sering mendapatkan ancaman kematian. Musuhnya secara terang-tetangan menunjukkan diri. Namun dengan kebesaran hati beliau. Selalu memberi maaf kepada semua musuh dan orang yang sudah menyakitinya. Lalu, apakah sudah sebanding dengan perbuatan kita dengan Rasulullah SAW, sehingga kita begitu sulit untuk memaafkan orang lain? Apakah ada jaminan untuk kamu masuk surga, sehingga kamu merasa paling benar Dan sombong? Dan orang lainlah yang bersalah dan patut disalahkan sehingga tiada maaf baginya? Sepertinya tidak! Rasulullah SAW. Yang sudah dijamin Allah SWT untuk masuk surga, masih terus menjaga akhlaknya. Semua tindak tanduknya terpuji, selalu memaafkan orang lain, sedangkan kamu, mungkin saja kesalahan orang lain tersebut akibat dari perbuatanmu sendiri, masih enggan untuk memaafkan. Apa iya? 

Yang jelas, kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW. sudah seharusnya meneladani beliau, sebagai kiblat dalam berperilaku dalam kehidupan sosial di tengah masyarakat. Agar tercipta kehidupan yang aman dan harmonis. 

Lakukan intropeksi diri dengan cara refleksi

Sebagai manusia biasa, sudah seharusnya terus memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik. Jangan ada anggapan bahwa kamu adalah manusia yang paling baik. Yang berhak menilai kita, baik dan buruk adalah orang lain, bukan sebaliknya kamu yang menilai diri kamu sendiri. Menilai diri sendiri alangkah baiknya selalu melihat kekurangan diri sendiri, dengan maksud untuk memperbaiki. Karena pada dasarnya setiap orang punya kelebihan masing-masing. Tapi bukan kelebihan yang yang menjadi fokus kamu dalam menilai diri sendiri. Perlu diingat, refleksi bertujuan untuk selalu mengevaluasi diri terhadap kekurangan yang kamu miliki. Sehingga kamu punya inisiatif untuk memperbaiki ke arah yang lebih baik. Seperti apa contoh refleksi diri? Refleksi diri misalnya, apakah kamu sudah sering melakukan kebaikan? Apakah kamu sudah bisa menjaga sikap dan perbuatan sehingga orang lain tidak tersinggung? Seberapa sering kamu meminta maaf jika merasa kamu telah melakukan kesalahan? Apakah kamu tidak suka membesar-besarkan masalah? Apakah kamu orang yang pemaaf atau sebaliknya pendendam? Masih banyak lagi contoh refleksi yang bisa kamu lakukan sendiri. Menilai kekurangan diri sendiri terasa lebih menyenangkan daripada harus didikte oleh orang lain. Kamu gak perlu merasa tersinggung, karena yang menilai, diri kamu sendiri. Dengan terus melakukan introspeksi dan refleksi maka lambat laun kamu akan menjadi pribadi yang rendah hati dan bijaksana.

Orang yang tidak suka introspeksi diri, akan cenderung melakukan tindakan yang kurang sportif, dan cenderung terkesan mengada-ngada dan dibuat-buat. Sifat seperti ini kurang bagus karena sulit diterima oleh orang lain.

Jadilah pribadi yang sabar dan lebih menghargai orang lain

Mengalah bukan berarti kalah, justru dengan kamu memiliki sifat sabar dan mudah mengalah berarti kamu sudah bisa menguasai situasi yang rumit. Kamu tidak akan mudah terpancing amarah, kamu akan terlihat berwibawa dan tenang dalam menghadapi masalah. Sehingga tidak ada masalah yang menjadi besar, justeru masalah akan mudah kamu selesaikan. Dengan sikap sabar, kamu lebih mudah menghargai orang lain. Dengan kondisi tersebut, lawan interaksimu akan merasakan kenyamanan bersamamu. Mereka juga akan berusaha menciptakan kenyamanan dan kamu akan terhindar dari masalah. 

Jangan tunggu lama-lama untuk meminta maaf dan memaafkan

Jika kamu berada pada kondisi yang rumit dan tidak menyenangkan, sehingga terjadi suatu masalah. Mungkin karena akibat perbuatan dan perkataan yang tidak disengaja, sehingga menyakiti orang lain. Sehingga muncul situasi yang berbeda, tidak seperti biasanya. Cepatlah peka pada situasi ini, karena biasanya akan terasa perbedaannya. Jangan biarkan hal ini betlarut-larut. Segerakan menanyakan apa yang sedang terjadi? Utarakan niat untuk meminta maaf, agar suasana kembali mencair. Karena itu lebih baik buat kamu. Kamu akan lebih tenang dalam menjalani aktivitas sehari-hari dan berinteraksi dengan orang lain. Rasulullah sudah mengingat dengan keras bahwa, barang siapa yang tidak bertegur sapa selama tiga hari, maka berdosalah dia. 

"Tidak bertegur sapa atau memutuskan hubungan dengan sesama muslim tidak dibolehkan; karena Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda : 

(  5727   2560 )

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline