Lihat ke Halaman Asli

Kita Merasa Papua Itu Indonesia, Ah Masa Sih?

Diperbarui: 7 Desember 2018   09:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekolah Dasar di Papua | sumber foto : papuanews.id

Emak turut berduka cita dengan kasus penembakan yang terjadi di Papua baru-baru ini. Semoga keluarga korban yang ditinggalkan diberi ketabahan. Karena kasus itu juga emak akhirnya bertanya pada diri sendiri memang Papua itu Indonesia yah? Seberapa tahu sih emak soal Papua itu? Jawabannya ternyata gak banyak.

Bayangin aja emak gak tahu apa itu makanan khas orang Papua. Emak baru tahu setelah berseluncur manja di mbah Google kalau makanan khas orang Papua itu banyak ragamnya. Dulu pas emak sekolah, bu guru bilang makanan orang Papua itu sagu. Sebagai anak kecil tentu aja emak bingung masa sih sagu jadi makanan khas orang Papua, emang enak sagu langsung dimakan gitu.

Padahal karena bu guru emak dulu ga banyak cari tahu jadi mereka nyebutnya sagu aja. Bagi orang Papua, sagu bisa diolah dengan banyak makanan yang menggugah selera, misalnya ada martabak sagu atau sagu lempeng.

Selain panganan sagu, orang Papua juga jago mengolah ikan menjadi makanan laziss. Ada ikan bungkus khas Papua, lalu ikan bakar Manokwari, sama udang selingkuh, wih namanya kaya kedoyanan emak-emak zaman now nih, kecuali emak yah hehehe.

Selain makanan, apa sih objek wisata yang menarik di Papua? Paling kebanyakan orang menyebutnya langsung Raja Ampat. Padahal loh yang emak tahu dari mbah Google masih banyak objek wisata menarik lainnya di bumi Cendrawasih.

Di Papua ada yang namanya Lembah Baliem, lalu ada air terjun Wafsarak, Danau Sentani, dan sejumlah objek wisata lainnya yang seharusnya sih kata emak dapat promosi sejajar dengan kota-kota lain di Indonesia. Emak merasa sok tahu nih kalau banyak objek wisata di Papua secara promosi dapat tuh yang namanya diskriminasi. 

Gak ada tuh iklan-iklan di sosmed atau televisi yang menyorot abis soal keindahan Papua, kalaupun ada itu juga dilakuin sama orang-orang 'gila' (maksudnya orang-orang yang pakai budget sendiri buat jalan-jalan dan mengenalkan keindahan alam Papua).

Bicara diskriminasi nih, emak sebenarnya gak paham-paham banget sama apa itu diskriminasi, apalagi orang Papua yang tinggal di gunung-gunung dan hutan. Yang mereka tahu, atau emak tahu ada yang beda aja kalau bicara orang Papua. 

Entah kenapa kalau bicara Papua ujung-ujungnya selalu negatif. Siapa yang salah? Pemerintah? Media? ah kalau kata emak yang kita semua.

Bayangin aja dari hal yang paling sederhana aja kadang kita yang diluar Papua ga tahu banyak soal mereka. Makanya tak mengherankan kalau pada akhirnya orang Papua ada yang merasa bukan bagian dari Indonesia. Enak ga sih dianggap saudara tapi pas ulang tahun kita aja gak tahu, yah kira-kira begitu lah yang dirasakan Papua kalau dilihat dari pemikiran emak-emak berdaster.

Padahal kalau memang Papua itu dianggap saudara kita seharusnya ga perlu hal ribet-ribet deh, dari hal paling sederhana aja mengenalkan Papua di tingkatan anak SD misalnya. Bayangin aja masa banyak yang gak tahu kalau Papua itu memiliki peran sangat besar buat negeri ini merdeka. Kalau Belanda waktu itu ga banyak ngirim para pejuang kita ke Boven Digul, gak tuh semangat senasib untuk berjuang lepas dari penjajahan Belanda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline