Lihat ke Halaman Asli

Kepada: Ja

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

setelah lama mati suri puisi, akhirnya malam ini rindu membangunkan dan mengantarku menyampaikan pesan ini.

Kepada: Ja

biar ilalang hujan basah oleh gigilnya sendiri, Ja
setelah itu kau boleh memberinya handuk pilu
agar saat angin menghalimbubu tubuhnya semakin ngilu
dan tulang belulang tersusun menjadi aku

lalu jangan sesekali coba memelukku!
seperti yang kau tahu
tubuhku tak seutuh rindu yang pernah kukirim padamu
pergelangan nyawa sudah renta
airmata juga buta
malah nyebur kau nanti di goa luka
dan nyumbul di pinggir pusara

lihat! ada namaku disana, Ja
tepat di nisannya cinta
apa kau yang membunuhku?
tidak, sepertinya!

sini, kubisikkan penyebabnya:
ketika hujan turun panah di kepalaku
aku lupa pada siapa menjatuhkan cinta
akibatnya, menancap basah kekecewaan di sekujur dada
dan nyawa?
entah minggat kemana

begitulah, Ja
jadi kau tak perlu meronta
dan membuangbuang doa
ya?

pekandendam, awal 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline