Lihat ke Halaman Asli

Sucahya Tjoa

TERVERIFIKASI

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Chip Semikonduktor Menjadi Pusat Persaingan Geopolitik dan Teknologi

Diperbarui: 25 Oktober 2024   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: foreignpolicy.com

Chip semikonduktor terakhir ini menjadi pusat persaingan geopolitik dan teknologi yang melibatkan Taiwan, Tiongkok, dan AS.

Selama berabad-abad, pengamat militer menyebutnya sebagai "darah dan harta". Bagi sebagian besar dari kita, hal itu dapat disimpulkan secara sederhana menjadi "merebut kekayaan dan perang".

Sejarah dipenuhi dengan contoh-contoh bangsa yang bertempur untuk menguasai segala hal mulai dari rempah-rempah hingga minyak, emas, dan keunggulan strategis atas teknologi.

Medan perang terkini berpusat di sekitar sepotong silikon setipis wafer, yang paling canggih di antaranya berdiameter antara 300 dan 500 milimeter.

Chip silikon kini menjadi hal mendasar bagi kehidupan modern, terpadu dalam setiap aspek elektronik, dan vital untuk mendorong pertumbuhan eksponensial di dunia yang tengah meninggalkan bahan bakar fosil.

Semikonduktor, atau yang dikenal sebagai "chip," merupakan komponen penting yang menjadi inti pertumbuhan ekonomi, keamanan, dan inovasi teknologi. Lebih kecil dari ukuran perangko, lebih tipis dari rambut manusia, dan terbuat dari hampir 40 miliar komponen, dampak semikonduktor terhadap pembangunan dunia melampaui dampak Revolusi Industri.

Dari telepon pintar/smart phone, PC, alat pacu jantung hingga internet, kendaraan elektronik, pesawat terbang, dan persenjataan hipersonik, semikonduktor ada di mana-mana dalam perangkat listrik dan digitalisasi barang dan jasa seperti perdagangan elektronik global

Dan permintaan meroket, dengan industri menghadapi berbagai tantangan dan peluang seiring munculnya teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), komputasi kuantum, Internet of Things (IoT), dan komunikasi nirkabel canggih, terutama 5G, semuanya membutuhkan perangkat semikonduktor canggih.

Namun, pandemi COVID-19 dan sengketa perdagangan internasional membebani rantai pasokan dan nilai industri tersebut, sementara pertikaian antara AS dan Tiongkok atas supremasi teknologi berisiko memecah rantai pasokan lebih jauh, yang mengakibatkan fragmentasi teknologi dan gangguan signifikan dalam perdagangan internasional.

Selama beberapa dekade, AS telah menjadi pemimpin dalam industri semikonduktor, menguasai 48 % (atau US$193 miliar) pangsa pasar dalam hal pendapatan pada tahun 2020. Menurut IC Insights, delapan dari 15 perusahaan semikonduktor terbesar di dunia berada di AS, dengan Intel menempati peringkat pertama dalam hal penjualan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline