Selama Perang Rusia-Ukraina, Tiongkok selalu besikap bersahabat dengan Rusia, tetapi juga tidak mau bermusuhan dengan Ukraina, hal ini disebabkan Tiongkok telah banyak mendapat bantuan dan manfaat dari alih teknologi dari Ukraina.
Seperti penjualan Kapal Induk tua "Varyag" kepada Tiongkok sebagai besi tua seharga US$20 juta, perlu diketahui pada tahun 1999 Tiongkok pernah coba membelinya dari mantan Uni Soviet, namun selalu mendapatkan penolakan, selain itu AS juga terus membuat hambatan, dan menekan Ukaina agar tidak menjual kepada Tiongkok.
Namun Ukraina akhirnya dapat melepaskan tekanan dari AS dan Rusia, dan setuju mejualnya kepada Tiongkok, bahkan berserta segudang dokumentasi teknisnya.
Jadi Ukraina sangat berjasa dalam lahirnya Kapal Induk pertama buatan Tiongkok "Shandong", untuk hal ini tampaknya Tiongkok tidak dapat melupakannya.
Selain itu meskipun telah memiliki kapal induk, tapi Tiongkok saat itu belum mempunyai pesawat tempur berbasis kapal induk, maka situasi ini sama saja seperti meliliki senapan tapi tidak mempunyai amunisi.
Maka Tiongkok mengajukan permintaan kepada Rusia untuk membelinya, namun Rusia selalu menolaknya, meskipun Tiongkok bersedia membayar berapa pun harganya yang tawarkan Rusia karena sudah mendesak.
Saat itu ketika Ukraina mengetahui situasinya, secara langsung menjual Su-33 prototype ( T-10k-3) berikut sekelompok tenaga ahli dan teknisinya. Kini para ahli dan teniksi ini menetap di Shanxi, hal ini tidak bisa dilupakan Tiongkok.
Rudal udara-ke-udara Thunderbolt yang paling terkenal di Tiongkok, ini adalah senjata pembunuh di udara jet tempur. Rudal ini berasal dari pengembangan rudal udara-ke-udara R-27 dari Ukraina. Saat ini, Thunderbolt 12 dan Thunderbolt 15 Tiongkok harus berterima kasih kepada Ukraina berkat R -27.