Untuk meminimalkan biaya, sebagian besar desain baterai natrium-ion yang muncul menghindari kobalt yang mahal tetapi sering kali mengandung nikel yang mahal. Para peneliti proyek NEXGENNA di Universitas St Andrews telah mengambil satu langkah lebih jauh dan telah mematenkan bahan katode bebas nikel dan kobalt berbiaya rendah yang memberikan kinerja terbaik di kelasnya.
Faktor lainnya adalah bahwa kobalt, tembaga, dan nikel tidak diperlukan untuk banyak jenis baterai natrium-ion, dan bahan berbasis besi yang lebih melimpah (seperti NaFeO2 dengan pasangan redoks Fe3+/Fe4+) bekerja dengan baik dalam baterai Na+.
Anoda terbuat dari karbon keras baik dari lignin berbasis hayati maupun bahan baku fosil (bio-based lignin or fossil raw materials), dan katoda terbuat dari apa yang disebut "Prusia-putih/ Prussian white" (terdiri dari natrium, besi, karbon, dan nitrogen). Elektrolitnya mengandung garam natrium. Baca tulisan penulis yang lama Desember 2022:
Baterai EV Lithium-ion Kemungkinan Besar akan Digantikan Baterai EV Natrium-ion
Antisipasi Australia Terhadap Perkembangan Baterai Natrium-ion
Seperti diketahui kini "Baterai Natrium-ion" akan memicu revolusi energi terbarukan, dan sejak kini Australia telah bersiap-siap untuk perkembangan ini. (Bagaimana dengan Indonesia yang hingga kini masih sangat menaruh harapan besar terhadap baterai yang mengadung Nikel? Sudahkah mempersiapan SDM nya secara masif?)
Sejauh mana energi terbarukan mendominasi jaringan energi di Australia merupakan isu utama dalam sains dan politik. Tenaga surya dan angin jelas merupakan bentuk listrik termurah saat ini. Namun, keterbatasan teknologi ini dapat melemahkan argumen untuk campuran listrik yang hanya menggunakan energi terbarukan.
Tantangan yang ditimbulkan oleh generator tenaga surya dan angin itu nyata. Generator tersebut pada dasarnya bersifat variabel, menghasilkan listrik hanya saat matahari bersinar dan angin bertiup. Untuk memastikan pasokan energi yang andal, jaringan yang didominasi oleh energi terbarukan memerlukan kapasitas yang "memperkuat": teknologi cadangan yang dapat memasok listrik sesuai permintaan.
Beberapa pihak, termasuk pemerintah Albanese kini, berpendapat bahwa generator bertenaga gas diperlukan untuk mengisi kesenjangan tersebut. Pihak lain, seperti Koalisi, mengatakan bahwa energi terbarukan tidak dapat "menjaga listrik tetap menyala" sama sekali, dan Australia harus mengejar energi nuklir sebagai gantinya.
Namun, cara baru untuk memperkuat jaringan listrik dunia yang tengah berkembang pesat: baterai Natrium-ion. Teknologi penyimpanan energi yang baru muncul ini dapat menjadi pengubah permainan -- memungkinkan jaringan listrik kita beroperasi dengan 100% energi terbarukan.