Lihat ke Halaman Asli

Sucahya Tjoa

TERVERIFIKASI

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Siapakah Tangan Hitam di Balik Kerusuhan Paris? (2)

Diperbarui: 7 Juli 2023   17:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: visionofhumanity.org

Kini Prancis yang menjadi satu-satunya otak besar di Eropa dibikin gegar otak akibat kerusuhan, apakah selajutnya akan menjadi pingsan dan mati otak?

Pada tanggal 27 waktu setempat, seorang pemuda berusia 17 tahun di pinggiran kota Paris, Prancis, ditembak mati oleh polisi karena tidak mematuhi perintah berhenti dari polisi, yang memicu kerusuhan Prancis yang berlangsung bebrapa pekan seprti yang telah disebutkan di atas. Saat ini terjadi semakin intensif dan menghadapi bahaya kehilangan kendali.

Ada tiga masalah terbesar yang perlu menjadi perhatian: Pertama adalah latar belakang kerusuhan di Perancis. Yang kedua adalah rincian polisi yang menembak dan membunuh remaja tersebut. Yang ketiga adalah apa yang harus dilakukan Prancis.

Dalam hal ini mungkin bisa dilakukan dalam tiga penafsiran, semua dasar berasal dari media resmi di situs web resmi atau pandangan analis, terutama narasi orang asing terutama analis Tiongkok yang tinggal di Prancis.

Kita tahu bahwa seluruh Eropa dikendalikan oleh NATO, namun sebenarnya dikendalikan oleh AS, dan mereka melakukan hal-hal buruk bersama. Dari perang di Irak, Afghanistan, Suriah, Libia hingga Ukraina, Eropa bekerja sama dengan AS untuk bertindak dalam konser.

Tiongkok selalu menekankan bahwa UE harus memperkuat otonomi strategisnya. Setelah konflik Rusia-Ukraina, terlihat AS dan NATO tidak dapat menang. Kita tahu bahwa setelah Ukraina meninggalkan program nuklirnya, kekuatan militernya sangat lemah. Pada gelombang pertama perang serangan Rusia, kekuatan Ukaraina pada dasarnya tidak berguna.

Tapi mengapa Ukraina bisa bertahan lebih dari setahun? Faktanyakarena adanya pasukan NATO yang berseragam militer Ukraina memegang senjata standar NATO dan berperang melawan Rusia. Mereka ingin mengalahkan atau menghabiskan Rusia.

Konflik Rusia-Ukraina tidak dapat lagi berlanjut. Menghadapi situasi " pesawat ulang-alik (shuttle)" di tiang atau bermain rolet Rusia, dengan lima peluru kosong di depan  dan satu berisi peluru pada revolver, kini 5 didepan yang kosong telah ditembakan semuan, hanya tertinggal peluru terakhir tersisa. Tidak ada keraguan bahwa Amunisi langsung datang tepat pada waktunya bagi Eropa untuk menembak kepalanya sendiri.

Kita tahu ada dua hal besar terjadi di Eropa pada bulan Juni lalu.

Pertama. Bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air Kakhov telah dibom, yang setara dengan memutus akses jalan ke Krimea. Hasil pertempuran Rusia selama satu setengah tahun sebelumnya menghadapi risiko musnah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline