Sumber: zhuanlan.zhihu.com
Sumber: zhuanlan.zhihu.com
Foto di atas ini adalah prototipe J-35 ketiga yang telah diunggah di internet sejak 2 minggu lalu, dan telah menimbulkan diskusi panas di kalangan netizen dan pemerhati alutsista. Dari foto ini dapat diperoleh detail antara lain sbb:
1. No 350003 mengambil versi terbaru J-20 sebagai contoh No 2032, di mana 20 adalah nomor model, 3 adalah nomor batch dan 2 adalah jumlah prototipe. Kemudian jumlah prototipe J-35 ini adalah 350003, dimana 35 mengindikasikan model, 00 di tengah adalah batch, dan 03 adalah jumlah prototipe, yang merupakan prototipe ketiga dari 00 batch J-35. Bahkan, sayap utama prototipe ini dan palka lift depan ditandai dengan angka 03, yang menunjukkan bahwa itu adalah prototipe ketiga. Selain itu, badan pesawat telah dicat dengan lambang militer PLA, ini berarti sepenuhnya sudah untuk bergabung dengan PLA, urutan sebagai generasi baru pesawat berbasis kapal induk. Sekarang, ada pola di sebelah nomor 35 di ekor yang mengacu pada "Flying Shark (Hiu Terbang) J-15".
2. Flip depan penutup kokpit muncul di mesin kulit hijau tahun lalu, tetapi HUD dapat dilihat pada foto ini, dan itu adalah HUD (Head Up Display) yang mirip dengan J-20. Instrumen di kokpit tidak dapat terlihat, tetapi diperkirakan semestinya berupa layar lebar.
Sumber: thedrive.com
3. Sistem penampakan elektro-optik EOTS (Electronic-Optical Targeting System), yang bentuknya mirip dengan sistem penampakan elektro-optik EOTS dari J-20 dan F-35. Ini yang memungkinkan F-35 dapat melakukan pertempuran udara-udara dalam keadaan keheningan radio dan akan menimbulkan ancaman yang mematikan bagi negara-negara tanpa sarana anti-siluman dan jet tempur mereka.
Sumber: zhuanlan.zhihu.com
Sistem Pelacakan Elektronik Optik (OETS) adalah sistem pengawasan dan pelacakan jarak jauh yang dapat mendeteksi dan melacak target yang tersembunyi di awan atau kegelapan kontras rendah. Unit telah digunakan dan diintegrasikan ke dalam sistem pertahanan udara.
Electro-Optical Distributed Apature System/EODAS dapat menyediakan suite sensor 360 derajat. Kemampuan sensor canggih ini memberi pilot kesadaran situasional dan kemampuan bertahan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk beroperasi dan bernavigasi dengan aman di lingkungan apa pun -- mulai dari mendeteksi rudal secara pasif hingga mengarungi kondisi cuaca buruk -- di ruang pertempuran Anti-Access Area Denial (A2AD).