Konflik Rusia-Ukraina telah berlangsung selama dua bulanan lebih. Dalam dua bulan terakhir, negara-negara Barat terus menjatuhkan sanksi, tetapi Rusia tidak terpuruk seperti yang mereka bayangkan, malah melakukan serangkaian penyesuaian strategis dan taktis. Bahkan kini telah memasuki fase kedua pertempuran.
Dalam pertempuran awal "Pertempuran Penentuan di Donbass", kemenangan militer telah dicapai, diikuti oleh banyak suara menarik di AS dan Barat. Barat merilis tiga sinyal lunak penting, yang membuat orang bertanya-tanya, apakah situasi perang Rusia-Ukraina telah terjadi situasi pembalikan?
Sinyal pertama bahwa AS dan negara-negara Barat telah muncul untuk pernyataan yang cendrung diartikan kemenangan bagi Rusia. Pertama, PM Inggris Boris Johnson secara terbuka menyatakan bahwa Rusia memiliki "kemungkinan nyata" untuk memenangkan perang. Kedua, selain Johnson, editor keamanan dan pertahanan Sky TV Inggris Haynes, yang biasanya sering memberita hal-hal buruk Rusia, juga mengatakan bahwa operasi militer khusus fase kedua Rusia memiliki kemungkinan meraih kemenangan.
Dari sini dapat dilihat bahwa ini adalah titik balik yang sangat besar dalam sikap Barat, karena sebelumnya AS dan Barat selalu mendukung Ukraina, tetapi terus-menerus mengutuk Rusia dan menyebut Rusia melakukan "invasi", tetapi sekarang kata-kata ini jarang dikeluarkan.
Berita bahwa Rusia mungkin "menang" membuat pihak luar merasa bahwa AS dan Barat mengirimkan sinyal lunak.
Sinyal kedua adalah bahwa Inggris telah memberi wewenang kepada pengguna atau pelanggan untuk membayar pembayaran gas Rusia pada akhir Mei, dan UE juga telah mengeluarkan dokumen panduan yang menyatakan bahwa layak menggunakan rubel untuk membayar biaya gas ke Rusia tanpa melanggar sanksi.
Pernyataan publik Uni Eropa dan Inggris menunjukkan bahwa setidaknya dalam hal energi, tampaknya Barat sudah tidak tahan lagi dan harus menyerah pada Rusia.
Tindakan nyata Rusia yang memberi pelajaran kepada Polandia dengan melarang ekspor gas alam ke Polandia yang tadinya menyatakan tidak akan membayar Rusia dengan rubel, telah membuat Barat menjadi takut.
Barat Menyerah Atas Sanksi Minyak dan Gas