Lihat ke Halaman Asli

Sucahya Tjoa

TERVERIFIKASI

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Satu Jam Situasi Menjelang Pertempuran Laut Vietsel-Tiongkok di Kep. Xisha Januari 1974

Diperbarui: 4 Desember 2020   15:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: easyatm.com.tw

Meneruskan tulisan yang lalu:

Perang Laut Vietsel-Tiongkok di LTS 1974 Untuk Memperebutkan Kembali Kepulauan Xisha Dari Vietsel

https://www.kompasiana.com/makenyok/5fc89abfd541df5ddf3e0a42/perang-laut-vietsel-tiongkok-di-lts-1974-untuk-memperebutkan-kembali-kepulauan-xisha-dari-vietsel?page=all#section2

Sumber: en.wikipedia.org

Pada pukul 2:38 pagi 8 Januari 1974, Wei Mingsen menerima laporan bahwa semua milisi dan perbekalan telah berhasil didaratkan, dan mereka bernafas lega. Dua puluh menit kemudian, walkie-talkie Wei Mingsen berdering lagi, dan pangkalan Yulin menelepon memberi Info intelijren, AL-Vietsel bersiap untuk mendarat paksa dan menargetkan Pulau Jinqing.

Alasan AL-Vetsel memilih Pulau Jinqing sebagai sasarannya sederhana, salah satunya karena sistem komando maritim Tiongkok ada di situ. Kedua, kekuatan pertahanan Tiongkok hanya terdiri dari dua kapal pemburu kapal selam ringan dan tiga kapal nelayan kecil. Orang mengira "bebek" ini sudah terbang ke mulut mereka.

Meskipun Vietsel telah melewatkan kesempatan terbaiknya untuk serangan diam-diam, tetapi situasi formasi 271 masih dalam bahaya. 12 menit kemudian, kapal Vitsel No. 16 muncul di layar radar kapal 271, namun kapal No. 16 itu tiba-tiba menghilang dalam waktu setengah menit. Ini adalah sebuah siasat, pihak Tiongkok sedikit bingung, tetapi Wei Mingsen sangat sadar, dia segera menyadari siasat kapal perang Vietsel.

Sumber: en.wikipedia.org

Tampaknya kapal Vietsel No.16 mencoba untuk menghindari garis deteksi radar kapal Tiongkok 271 dengan mengitari rute ke sisi utara atau selatan Kepulauan Xisha dan kemudian mendarat di Pulau Jinqing. Jadi Wei Mingsen menduga demikian, kapal Vietsel No. 4 pasti akan mengepung formasi kapal 271 Tiongkok dan menunggu bertemu lagi dengan kapal Vietsel No.16, setelah bertemu maka diapitlah secara bolak-balik formasi 217 dan formasi 271 akan menjadi sangat pasif.

Wei Mingsen merenungkan perintah pemerintah pusat Tiongkok, untuk tidak melakukan tembakan pertama , tetapi tidak boleh dirugikan. Sekarang jika dia ingin mundur dari kapal Vietsel, dia harus bisa berinisiatif di medan perang.

Dia memikirkannya dengan hati-hati, memperhatikan pada gambar di radar, kapal Vietsel No. 16 muncul, tetapi kapal No. 4 tertambat di Pulau Ganquan (Can Tuyen/Robert Island) sengaja tidak muncul di awal sambil mengikuti formasi 271, menunda waktu untuk memungkinkan kapal No. 16 masuk ke perairan Pulau Jinqing (Suy Mong/Drummond Island) dari sudut tenggara.

Sumber: Weapons and warfare

Jika ini masalahnya, maka gunakan saja taktiknya. Wei Mingsen memegang walkie-talkie, dan memerintahkan formasi untuk mengadopsi taktik "rib puncher (tulang rusuk)". Apa itu "tulang rusuk"? Ini takik perang zaman kuno Tiongkok mengepung negara Wei dan menyelamatkan negara Zhao (Mengacu pada taktik menyerang benteng belakang musuh untuk memaksa musuh yang menyerang untuk mundur).

Dua kapal penyerang, No. 4, adalah kapal komando dengan bobot muat penuh 1.850 ton, yang hampir enam kali lipat dari kapal perang Tiongkok No. 271, 274.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline