Ada 226 negara dan kawasan di dunia, 199 negara dan 27 kawasan. Kesenjangan antara masing-masing negara sangat besar, negara-negara terkaya seperti AS dan Swedia memiliki aset mereka sendiri yang cukup untuk mendukung pengembangan seluruh negara selama beberapa dekade.
Di negara-negara termiskin, rakyatnya masih dalam kemiskinan, dan negara itu masih terjebak dalam hutang internasional, terutama negara ini berutang kepada Tiongkok 50 miliar dan tidak mampu mengembalikannya. Negara ini adalah Venzuela.
Negara Venezuela terletak di Amerika Selatan dengan ibu kota Caracas, mengadakan hubungan diplomatik dengan Tiongkok pada 1974, menjadi negara sahabat yang baik. Presiden terpilih sekarang adalah Presiden Nicolas Maduro. Sebelumnya Hugo Chaves (1999-2013).
Venezuela pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21 dapat dikatakan sebagai negara terkaya di dunia, karena Venezuela kaya akan minyak, dan deposit minyaknya lebih kaya daripada di Timur Tengah dan Arab. 80% ekonomi domestik diperoleh dengan menjual minyak.
Venezuela berpopulasi kecil dan negara kecil, sehingga rakyatnya hidup sangat makmur. Saat itu rakyatnya bersekolah, beli rumah, berobat dan melakukan perjalanan ke luar negeri pada dasarnya dibayar oleh negara. Pada pokoknya rakyat diam di rumah tanpa bekerja dan bermalas-malasan juga dapat subsidi besar dari negara.
Namun, ketika harga minyak internasional anjlok pada awal tahun 2000-an, Venezuela, sebuah negara yang menghasilkan banyak uang dari minyak, mendadak mengalami pukulan besar.
Tidak hanya ada inflasi domestik yang serius, tetapi juga modal asing yang gila mencuri uang dan perampokan, yang dapat digambarkan sebagai masalah internal dan eksternal.
Rakyat Venezuela sekarang hidup sangat susah, 30 dari 100 orang hidup dari pengumpulan sampah, bahkan presiden secara terbuka menyerukan untuk tidak menggunakan pengering rambut setelah mandi, pengeringan alami lebih indah. Bahkan terjadi krisis pasokan listrik.
Pemerintah Venezuela akhirnya menyadari bahwa minyak saja tidak dapat menyelamatkan negara, sehingga Venezuela yang miskin pergi ke Tiongkok pada tahun 2006 untuk meminjam US$ 50 miliar, pinjaman untuk merevitalisasi ekonomi domestik. Tetapi pengaruhnya minimal. Hingga kini, US$ 50 miliar pinjaman belum diinvestasikan dalam infrastruktur nasional, tetapi jatuh ke tangan oknum-oknum yang korup.
Tetapi uang yang dipinjam dari Tiongkok harus dibayar kembali. Antara 2007 dan 2011, harga minyak internasional naik sedikit, ekonomi domestik Venezuela pulih perlahan, dan sekitar 30 miliar pinjaman Tiongkok dilunasi.
Tetapi pada tahun-tahun berikutnya, sampai sekarang, harga minyak internasional masih tidak menunjukkan tanda-tanda pemulihan, sehingga Venezuela tidak dapat mengembalikan 20 miliar pinjaman uang tunai Tiongkok.