Pada postingan yang lalu penulis telah kemukakan bagaimana Rusia memberi pelajaran kepada AS atas kepongahannya atas usulan Freedom of Navigation Operations (FONOPs) yang dipaksakan kepada negara-negara di dunia, meskipun menyalahi UNCLOS, maka kini giliran Tiongkok yang memberi pelajaran kepada AS. baca: kompasiana.com/makenyok
Kini AS Baru Merasakan Cita Rasa Operasi Kebebasan Bernavigasi
Baru-baru ini, militer A.S. telah meningkatkan operasinya di sekitar Tiongkok. Tidak hanya mengirim kapal perang dan pesawat tempur ke Laut Tiongkok Selatan (LTS), tetapi juga mengirim pesawat terbang khusus MC130J dan sebuah kapal penjelajah melintasi Selat Taiwan.
Selama ini Tiongkok selalu melakukan protes verbal kepada AS, namun akhir-akhir ini Tiongkok telah melakukan balasan dengan mengirim kapal perangnya berlayar mendekati lepas pantai AS di Hawaii.
Menurut situs resmi PLA pada 18 Februari lalu melaporkan bahwa Armada Selatan AL-PLA, Tiongkok telah mengirim salah satu gugus tempurnya untuk melakukan latihan perang-perangan di lautan lepas, dengan melintasi International Date Line (IDL).
Dilaporkan ini adalah untuk pertama kalinya Armada AL-PLA memasuki Belahan Barat Bumi untuk melakukan pelatihan strategis. Berita ini mungkin tampak biasa, tetapi memiliki arti penting militer dan politik.
Menurut Deputi Komandan Daerah Militer Nanjing LetJend. Wang Hongguang mengungkapkan di media sosial, formasi kapal perang AL-PLA Armada Selatan berada pada hari yang sama melintasi Selat Bashi (Bashi Channel) terus melaju jauh ke arah timur, dalam keadaan biasa merupakan rute terpendek ke Tropic of Cancer.
Sekitar 500 kilometer selatan Pulau Midway melintasi garis waktu internasional (IDL), dan wilayah laut ini hanya 1.200 kilometer jauhnya dari Kepulauan Hawaii AS yang termasuk wilayah laut rantai ketiga AS.
Jika rudal jelajah di luncurkan pada jarak 1200 km tidak butuh waktu lama untuk mencapai sasaran di AS. Ini merupakan sinyal jelas yang dikirim Tiongkok kepada AS. Bahwa tidak hanya AS yang bisa datang ke pintu depan Tiongkok, sekarang Tiongkok juga bisa ke depan pintu AS dari waktu ke waktu untuk belayar dalam posisi pelatihan strategis.
Armada AL-PLA begitu melewati IDL langsung melakukan latihan penembakan, untuk menunjukkan bahwa mereka bukan sekedar melintas dan berlayar, melainkan melakukan misi utama tentara sebagai deterensi militer.
Menurut laporan yang dibuka untuk umum sebelumnya, gugus formasi armada yang dikirim kali ini terdiri dari kapal pengempur 052D, fregat 054A, kapal logistik/pemasok laut, dan kapal pengintai. Skalanya tidak besar, tetapi yang penting Tiongkok ingin memberitahu AS bahwa mereka hadir.