Akhir-akhir ini berita rusuh di Hong Kong telah mejadi perhatian sebagian khalayak ramai, berita di medsos juga kadang membingunkan dengan banyaknya berita-berita hoax, namun apakah sebenar yang terjadi disana. Disini penulis ingin membahas bersama untuk saling berbagi dengan kita semua.
Historis
Hong Kong selama ini terkenal sebagai kota kosmopolitan yang terkenal di dunia. sejarah Hong Kong sebenarnya adalah kisah maritim, terkait erat dengan pengembangan pelabuhan dan perairannya.
Pada tahun 1596 dalam kitab sejarah "Yue Da Ji / Catatan Sejarah Guangdong" lingkup wilayah Hong Kong meliputi Semenanjung Kowloon dan New Territories serta 235 pulau. Di antara banyak pulau, Pulau Lantau (nama kuno Gunung Dagu) memiliki wilayah terbesar, diikuti oleh Pulau Nanji (nama kuno Negara Bagian Boao).
Hong Kong terletak di 22 8 hingga 22 35' Lintang Utara dan 113 49' hingga 114 31' Bujur Timur, dengan total luas daratan sekitar 1.100 kilometer persegi. Zona pesisirnya yang sempit dan landai menghubungkan pegunungan terjal dan menjadi penyangga gunung dan laut.
Antara Pulau Hong Kong dan Semenanjung Kowloon terdapat landmark terkenal Hong Kong - Victoria Harbour. Victoria Harbour adalah pelabuhan laut-dalam dengan penghalang (gelombang) alami yang menyediakan tempat yang aman untuk lalu lintas laut yang ramai.
Hong Kong pada masa lalu telah berevolusi dan berkembang menjadi pelabuhan yang sekarang berada di garis depan dunia dan dikenal dengan keunggulannya. (Cuma kini setelah Tiongkok bangkit, PDB dan volume perdagangan serta arti pentingnya telah terambil alih oleh kota-kota pelabuhan besar di daratan Tiongkok. Kini Hong Kong setelah reformasi dan keterbukaan Tiongkok, tidak lagi menjadi pintu gerbang Tiongkok terhadap dunia luar).
Karena ada penambangan Batu Granit di Hong Kong, menurut laporan sensus tahun 1841 menunjukkan bahwa Shaoji Wan telah menjadi pasar terbesar kedua di Pulau Hong Kong dengan 1.200 penduduk, sebagian besar berdasarkan penggalian. Kota-kota lain dan kota-kota seperti Dashi memiliki 20 penduduk, ada 60 penduduk di teluk darat, dan ada 25 penduduk di Shi Tangju.
Hong Kong telah dijajah oleh Inggris setelah Tiongkok kalah dalam Perang Candu yang dimulai pada 8 Januari 1841 dan resmi dijajah setelah ditanda-tangani Perjanjian Nanking yang berat sebelah 29 Agustus 1842.
Namun, sensus 1841 tidak sepenuhnya mencerminkan kegiatan ekonomi masyarakat lokal sebelum 1841. Sebagai contoh, catatan menunjukkan bahwa Desa Shi Pai Wan hanya terdapat 200 penduduk ketika Inggris mengambil alih. Tetapi catatan resmi lebih awal dari Kangxi (1662-1723) adalah bahwa Teluk Shipai adalah tanah Aquilaria sinensis yang populer. Wanxiang digunakan untuk upacara di udara terbuka untuk kegiatan keagamaan dan festival budaya.
Karena penambangan yang berlebihan akhirnya SDA nya habis dan kegiatan ekspor berhenti. Teluk Shipai kehilangan statusnya sebagai pelabuhan. Pada tahun 1844, "Notes of Hong Kong", A. R. Johnston menyatakan bahwa Shi Pai Wan adalah "tampaknya menjadi pelabuhan utama di pulau Hong Kong dan itu lebih makmur daripada sekarang."