Lihat ke Halaman Asli

Sucahya Tjoa

TERVERIFIKASI

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Dengan Alasan yang Dibuat-buat, AS dan Barat Menghujani Suriah dengan Rudal

Diperbarui: 26 April 2018   09:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.nytimes.com

Dalam 7 tahun perang di Suriah, "senjata kimia" selalu menjadi kartu yang digunakan oleh negara-negara Barat untuk mengepung, menyerang dan menekan pemerintah Suriah.

Pada bulan April tahun lalu, militer AS meluncurkan 59 rudal jelajah Tomahawk menyerang bandara militer yang digunakan oleh militer Suriah, mengklaim bahwa tindakan itu sebagai hukuman untuk pemerintahan Bashar al-Assad yang menggunakan senjata kimia.

Dan bandara itu merupakan pangkalan penting bagi militer Suriah untuk melawan organisasi ekstremis.

Kini, adegan yang sama juga dimainkan kembali, dan serangan militer telah menjadi meningkat.

Pada 7 April, setelah sebuah video yang menunjukkan warga sipil yang sedang sesak nafas dan berbusa di mulut dari serangan senjata kimia yang diduga mulai beredar di internet, AS dan negara-negara Barat lainnya segera menguntuk pemerintah Suriah untuk serangan ini, dan Presiden AS Trump langsung mengatakan dia mempertimbangkan melakukan tindakan militer terhadap Suriah.

Setelah itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa video yang disebut "serangan senjata kimia" ini palsu dan dirilis oleh kelompok yang disebut "White Helmets."

Pada 8 April, Menlu Rusia Sergei Lavrov mengatakan organisasi-organisasi internasional tidak menemukan jejak senjata kimia yang digunakan di Duma, yang diduga diserang, dan bahwa rumor warga Suriah mengalami serangan senjata kimia adalah berita untuk mengobarkan sentimen publik.

Tetapi video inilah yang menjadi alasan operasi serangan militer terhadap Suriah oleh AS, Inggris dan Prancis.

Kejadian yang Sebenarnya

Marwan seorang dokter jaga di rumah sakit di Duma menceritakan: Pada 7 April hari Sabtu, kami mengambil beberapa kasus sesak napas yang disebabkan karena bersembunyi terlalu lama di bunker bawah tanah, dan semua disebab karena menghirup debu, puing dan asap, yang kami rawat begitu mereka tiba. 

Kemudian beberapa orang yang terluka dan tidak dikenal menerobos masuk dan menyebarkan berita tentang serangan senjata kimia, menakut-nakuti orang dan menyebabkan kekacauan. Kami mendiagnosisnya, dan mereka tidak memiliki gejala terkait. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline