Lihat ke Halaman Asli

Sucahya Tjoa

TERVERIFIKASI

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Mengamati Konsep "Cool War" Antara Amerika dan Rusia

Diperbarui: 19 Maret 2018   10:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Surabayapost.

Hubungan AS-Rusia adalah salah satu hubungan kekuatan terpenting di dunia, dan kualitas mereka secara langsung mengarahkan arah perkembangan situasi global. Penulis pada awal tahun ini dan akhir tahun lalu pernah mem-posting tentang: Bisakah Rusia dan AS Berbaikan? dan  Pasang Surut Perseteruan AS-Rusia Berdampak pada Situasi Dunia

Baru-baru ini, laporan "Nuklir Posture Review (NPR)" terbaru AS menuduh Tiongkok dan Rusia mengembangkan kemampuan nuklir, dan pada saat yang sama mengindikasikan bahwa mereka akan menginvestasikan lebih banyak uang untuk mengembangkan kekuatan nuklir "three-in-one" baru, dan sekali lagi meningkatkan indeks permusuhan terhadap Rusia.

Situasi ini menyebabkan dunia masuk dalam era "Cool War." Apakah "Cool War" itu?

Memang banyak peneliti, pengamat dan analis mempercayai, kini hubungan Russia-AS lebih berada dalam situasi "Cool War"

Konsep "Cool War" dan "Cold War" serta "Hot War" ini dikemukakan oleh seorang Amerika. Di mana dikatakan menggunakan sistem senjata dalam skala besar untuk saling menembak itu disebut "Hot War". Sedangkan Perang Dingin atau "Cold War" jika tidak ada konflik bersenjata langsung, berhadapan langsung, namun ada oposisi (perang) antara dua belah pihak dalam bidang politik, ekonomi, diplomatik, dan ideologis, dan ada perang proxy, namun tidak ada konflik langsung antara kedua belah pihak. 

Sedangkan sampai tingkat militer, dalam "Cool War" terdapat tingkat yang lebih tinggi daripada "Cold War" (Perang Dingin). Dalam "Cool War"  tidak terdapat oposisi langsung sebagai perang yang saling memukul. Tapi lebih banyak elemen konflik militer daripada "Cold War" (Perang Dingin).

Istilah "Cool War" berasal dari artikel yang berjudul "Cool War" yang dipublikasikan di situs majalah "Foreign Policy" pada tanggal 20 Februari 2013 oleh seorang ilmuwan tamu di Carnegie Endowment for International Peace dalam editor khusus "Foreign Policy" David Rothkopf .

Dalam artikel tersebut mengklaimkan bahwa "Cool War" merupakan penerus dari "Cold War." Tapi bedanya adalah dalam "Cool War" sedikit lebih hangat daripada "Cold War" (Perang Dingin), karena meski tidak ada perang yang sebenarnya, nampaknya kedua pihak yang terlibat dalam "Cool War"  ini selalu melakukan tindakan ofensif dan terus berusaha merusak atau melemahkan pesaing atau lawan mereka.

Serangan AS Bertubi-tubi Terhadap Russia

Baru-baru ini, AS berulang kali menunjuk laras senapannya ke Rusia, dan terus meningkatkan dari serangan "Russiagate" dan "Hackergate" menjadi "Sanctiongate." Sebuah "perang diplomatik" dan "perang media".

Saat ini, Rusia telah secara langsung disebut "pesaing strategis", dan dunia luar tampaknya telah melihat perlombaan senjata akan dimulai dengan dimulai dari pistol AS yang menyalak. Mantan Menhan AS William Perry dengan cemas mengingatkan: "Kita (AS) ini telah memulai sebuah Perang Dingin yang baru. Kita sepertinya memasuki perlombaan senjata nuklir baru seolah-olah kita sedang dalam mimpi berjalan (ngelidur)."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline