Pada 21 Nopember 2017, Timur Tengah menyambut sebuah momen penting: Negara Islam Irak dan Iran mengumumkan hancurnya kelompok eksrimis yang dikenal "ISIS".
Rusia juga mengabarkan kabar ini. Hal ini membuat Eropa dan seluruh dunia bernafas lega.
Pengumuman resmi dihancurkannya "ISIS" oleh Iran dan Irak ini terutama ditandai dengan telah direbut kembalinya basis terakhir "ISIS" di kota Rawa di Irak, dan basis Abu Kamal di Suriah.
Dengan berhasil diberantasnya organisasi militer kelompok ekstrimis "ISIS" di medan perang Irak dan Suriah, ini menunjukkan bahwa wujud "negara kuasi (quasi-state)" yang memiliki wilayah yang luas telah hancur.
Tapi apakah bayangan kelompok ekstremis yang masih tersisa hidup di Timur Tengah, benar-benar bubar dengan penghancurannya kali ini?
PM Irak, Haider al-Abadi mengatakan: Dari sudut pandang militer, kita telah berhasil mengakhiri eskistensi ekstrimis "ISIS" di Irak.
Hassan Rouhani, Presiden Iran mengatakan: Bersama-sama, kita telah memberantas sebuah organsiasi jahat, destruktif, pembunuh dan babar.
Vladimir Putin Presiden Rusia mengatakan: Aksi militer berskala besar melawan kelompok teroris di Suriah dan untuk kelompok teroris di Suriah akan segera berakhir.
Pada 19 Nopember 2017, pemerintah Suriah mengumumkan bahwa mereka telah berhasil merebut kembali basis penting terakhir "ISIS" di Suriah - Abu Kamal.
Dengan kata lain, ketika Abu Bakr al-Baghdadi mengumumkan pembentukan "Khilafah Negara Islam" pada 29 Juni 2014, sekitar 260.000 kilometer wilayah yang dia andalkan untuk membuat pengumuman ini sekarang benar-benar hilang.
"ISIS" Yang Mengejutkan Dunia