Latar Belakang Timbul Tekad Membangun Kapal Selam Tenaga Nuklir
Ini kisah seorang jagoan perang yang mendedikasikan diri dengan memanfaatkan pengaruh dan kekuatannya memimpin anak muda negerinya yang berbakat untuk pengembangan teknologi dan ilmu pengetahuan ilmiah pasca perang untuk memajukan alutsista nasional demi pertahanan negara dan daya deterent dari ancaman dunia luar. Meskipun keadaan ekonomi yang miskin dan politiknya masih belum stabil, tapi dengan jiwa kenegrawanannya dengan bahu-membahu dengan kaum muda berbakat mengejar ketertinggalan teknologi dan pengetahuannya dengan negara-negara maju
Nie Rongzhen seorang jenderal perang pada zaman kontra-Jepang, Perang sipil melawan KMT, dan terakhir pada Perang Korea. Suatu hari di bulan Juni 1958 di Beijing, Kementerian Pertahanan Nasional RRT begitu sibuk seperti biasanya.
Nie Rongzhen, Wakil Ketua Komisi Militer Pusat (CMC), yang bertanggung jawab atas pekerjaan sains dan teknologi sedang membaca sebuah ringkasan laporan intelijen militer asing dan beberapa telekomunikasi asing.
"Nautilus" Kapal Selam Tenaga Nuklir Pertama Dunia
Laporan Intelijen mengatakan bahwa pada 21 Januari 1954, "Nautilus," nama kapal selam bertenaga nuklir pertama yang dibangun oleh AS diluncurkan. Dalam tiga tahun berikutnya, total pelayaran di lautan mencapai lebih dari 60.000 mil laut, setara dengan satu setengah lingkaran bumi. Dan pelayaran ini dilakukan sebagian besar bearada di bawah air.
Pada bulan April 1957, "Nautilus" mengganti batang bahan bakar untuk pertama kalinya, yaitu menambahkan bahan bakar nuklir baru. Selama lebih dari tiga tahun, hanya mengkonsumsi beberapa kilogram uranium bahan bakar nuklir saja.
Selanjutnya, kapal selam nuklir "Ray" lain yang dibangun oleh AS pertama kali melintasi Samudera Atlantik dan kemudian menyelesaikan pencapaian melalui laut Arktik di bawah air, yang mengejutkan seluruh dunia.
Kapal selam bertenaga nuklir adalah jenis kapal selam, yang dirancang untuk didukung oleh reaktor nuklir. Pada 21 Januari 1954, kapal selam nuklir pertama manusia, "Nautilus" diluncurkan. Tonase Nautilus adalah 28.000 ton, panjang 90 meter. Biaya pembangunannya adalah 55 juta USD. Kecepatan maksimum 25 knot dan daya selam maksimum adalah 150 meter. Secara teoritis, bisa berlayar di bawah air selama 50 hari berturut-turut dengan kecepatan maksimum, yang bisa mencakup 30.000 mil laut tanpa menambahkan bahan bakar apapun. Kapal selam ini juga dilengkapi dengan homing torpedo.
Yang mengkhawatirkan Tiongkok adalah bahwa pada awal 1950-an, beberapa intelijen mengatakan bahwa AS berencana untuk mengangkut bom atom ke Korea Selatan saat itu. Sementara itu, di tenggara Tiongkok, bayangan akan senjata nuklir tiba-tiba muncul.
Pertama, Armada Ketujuh AS berlayar menuju Selat Taiwan. AS menandatangani "Perjanjian Mutual Defense" dengan Chiang Kai-shek, kelompok penasihat militer yang ditempatkan di Taiwan untuk menyediakan sejumlah besar perlengkapan peralatan bantuan militer untuk Taiwan dan membantu melatih tentara KMT. Chiang Kai-shek sedang membangun Project National Glory, yang mencoba menyerang balik ke daratan Tiongkok.