SLBM atau Submarine-Launched Ballistic Missile, adalah Rudal Balistik yang diluncurkan dari kapal selam, JL-1 singkatan dari Julang () yang berarti Ombak Besar atau Badai Laut.
SLBM adalah rudal yang diluncurkan di bawah air dari kapal selam untuk mencapai target darat.
Pada awal tahun 1960, AS telah berhasil meluncurkan SLBM yang dinamai "SLBM Polaris" yang menjdikan kelahiran SLBM petama di dunia.
Kombinasi antara SLBM dan kapal selam tenaga nuklir telah menaikan kemampuan menyerang yang kedua dengan nuklir.
Dengan pengertian jika musuh bisa menyerang menghancurkan segalanya pada serangan pertama, maka negara pemilik SLBM dan Kapal selam masih bisa melancarkan pembalasan nuklir kedua. Jadi memiliki kemampuan serangan nuklir kedua. Dalam startegi militer ini luar biasa.
SLBM memberikan keistimewaan yang unik, dalam meningkatkan kemampuan strategisnya. Itulah sebabnya megapa AS berupaya memiliki SLBM untuk salah satu dari tiga alat pencegahan/deterrence strategis tersebut. SLBM sangat penting untuk meningkatkan kemampuan pertahanan nasional dan dukungan strategis.
Seperti diketahui Tiongkok pada tahun 1960an telah berhasil mengembangkan bom atom dan rudal Dongfeng (DF1 dan 2). Sehingga bisa mengimbangi kekuatan utama seperti Amerika Serikat dan Uni Soviet, Namun Tiongkok saat itu masih belum mampu melakukan "serangan nuklir kedua". (baca: Kisah Lahirnya Rudal DF-1 Tiongkok )
Saat itu Tiongkok menganggap sangat penting untuk mengembangkan rudal strategis yang dapat diluncurkan dari kapal selam dengan rudal bahan bahar padat.
Kisahnya bermula ketika pada tahun 1967, sebuah kereta biasa terlihat bergerak menuju padang rumput yang luas di Tiongkok. Di kereta tersebut adalah para periset dari Institut Keempat Kementerian Mesin Ketujuh di bawah perintah dari pemerintah pusat (Beijing Tiongkok). Dan ini menandai dimulainya penelitian SLBM JL-1 Tiongkok.
Pada awalnya rombongan pertama yang terdiri dari ratusan anak muda, diantaranya bahkan baru lulus unversitas berkumpul disini sebagai tenaga segar baru.