Pada saat itu langit penuh dengan awan gelap. Seberapa tinggi pesawat harus terbang melewati gunung? Semua awak pesawat tidak ada yang tahu sama sekali. Tanpa alat navigasi, awak pesawat mencoba menempuh jalur udara Kangsing-Tibet hanya bisa terbang dengan mengandalkan penglihatan pilot dalam cuaca baik-baik saja. Jika awak pesawat terbang di awan yang tebal, mereka akan menghadapi resiko yang besar. Satu-satunya Xie Paifeng hanya bisa memerintah untuk terbang kembali dengan cepat.
Pada hari berikutnya, ketika para awak pesawat masih dirundung penyesalan, sepotong berita baik datang dari pasukan yang ditempatkan di Kangding melaporkan dengan mendesak mengambarkan “cuaca baik.” Dengan tanpa ragu, Xie Paifen memimpin para awak pesawatnya terbang sekali lagi dengan C-47.
Pada uji cobe terbang pertama, pesawat itu terbang dengan ketinggian 4.800 mter, tapi masih belum bisa melewati puncak gunung. Tanpa energi superchanging dua tahap, ketinggian 4.800 meter menjadi batas dari pesawat C-47. Kali ini para awak pesawat hanya mengharapkan cuaca baik dan visibilitas baik.
Tanpa diduga saat mereka terbang, awan tiba-tiba berubah dan adegan serupa berulang lagi. Ada awan pekat tanpa batas menghalangi lagi. Namun saat itu, awan gelap datang lebih tiba-tiba dan sangat ganas. Para awak pesawat hanya merasa gelap tiba-tiba di depan dan pesawat itu telah masuk ke dalam lautan awan gelap sama sekali. Dalam arus udara yang sangat ganas pesawat tergoncang keras sekali.
Pada saat kritis itu, Xie Paifeng memutar balik pesawat, bergegas keluar keluar dari lautan awan dan kembali cepat-cepat. Pada saat itu, gunung tinggi di belakang telah tertutup rapat dengan awan tebal.
Mengalami bahaya yang sama satu kali lagi, uji terbang kedua juga gagal, ini menunjukkan bahwa C-47 tidak bisa menyelesaikan penerbangan komplek di dataran tinggi.
Kekuatan energi tunggal dari C-47 hanya berkekuatan 880 kilowatt. Dan 880 kilowatt hanya sama dengan kekuatan untuk mobil sekarang. Perlu diketahui kekuatan energi tunggal pesawat angkut skala besar sekarang berkekuatan lebih dari 10.000 kilowatt.
Selain itu , mesin pesawat ini bukan mesin turbo charger kemampuannya untuk terbangnya sangat payah. Di dataran tinggi pesawat ini tidak bisa terbang lebih tinggi dari 5.000 meter.
Xie Paifen masih punya pilihan lain, pesawat angkut C-46 buatan AS. Pesawat ini berkontribusi luar biasa selama terbang di Hump Airline. Memiliki mesin super charging dua tahap, sehingga mempunyai kemampuan dan kinerja lebih baik untuk terbang di ketinggian daripada C-47.
Xie Paifen mengapa dari mula pertama tidak menggunakan C-46 untuk uji coba terbang dalam misi ini, karena ketika KMT melarikan diri ke Taiwan waktu kalah perang saudara, mereka membongkar dan menghancurkan peralatan yang tertinggal berkaitan dengan C-46, terutama sistem pemanas dari pesawat. Maka ketika pesawat disita oleh RRT, sistem ini tidak berfungsi.
Peralatan oksigen hanya tertinggal beberapa unit dan sudah tua dan lusuh dari C-46 juga sudah dicopot dan discrap/dibuang. Selain itu juga memiliki masalah mendesak seperti kebocoran minyak, tidak berfungsi baik dari chassis landing control dan kekecangannya yang payah. Pesawat ini tidak terisolasi ketat (kedap), masalahnya jika terisolasi ketat akan lebih mudah. Maka jika pesawat ini terbang selama 4 jam, maka air panas dalam termos yang dibawa dari darat dalam 3 hingga 5 jam sudah akan beku kedinginan di atas udara, karena tidak kedap dan terisolasi ketat sehingga dalam pesawat ini akan berada dalam suhu -20o C sampai -30o C dibawah nol derajat. Awak kapal akan tidak bisa menggigit makanan padat.