Lihat ke Halaman Asli

Sucahya Tjoa

TERVERIFIKASI

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Ada Apa di Balik “Berbaikan” Turki- Russia

Diperbarui: 14 Agustus 2016   07:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum hilang ingatan kita ketika Jet Tempur Rusia Su-24 yang ditembak jatuh Turki di Syria sekitar sembilan bulan lalu. Yang sempat membuat hubungannya memanas. Sekarang hubungan kedua negara ini menghangat baik dengan cepat.

Presiden Turki Recep Erdogan tidak hanya meminta maaf kepada Rusia untuk “insiden jet tempur” yang lalu bahkan datang ke Moskow belum lama ini untuk bertemu Putin. Menghadapi sikap dan ekspresi Erdogan yang bersahabat ini, Putin telah memberikan penghormatan dan balasan yang cukup sama.

Beberapa sumber informasi ada yang mengatakan bahwa selama kudeta baru-baru ini di Turki, Rusia telah memberikan informasi rahasia kepada badan intelijen Turki. Setelah kudeta digagalkan. Putin menjadi pemimpin luar negeri pertama yang yang berbicara dengan Erdogan.

Dari keadaan dimana kedua negara nyaris berperang satu sama lain hubungan mereka menjadi dekat saat ini banyak menimbulkan pertanyaan dari banyak kalangan. Alasan apa yang membuat Rusia dan Turki dapat “memecahkan gungung es” dan mengesampingkan permasalahan ketidak nyamanan yang baru saja terjadi?

Pada 27 Juni 2016, Erdogan yang sebelumnya telah mengatakan tidak akan menundukkan kepalanya kepada Rusia, menulis surat kepada Putin meminta maaf untuk militer Turki yang telah menembak jatuh jet tempur Rusia pada bulan Nopember lalu, sementara mengungkapkan keinginan untuk menormalisasi hubungan antara Turki dan Rusia.

Erdogan mengatakan: “Dalam surat saya kepada yang terhormat Mr. Putin, saya menyatakan kesedihan atas insiden dimanna jet tempur Rusia telah tertembak jatuh, dan mengingatkan bahwa ada peluang bagi kedua negara untuk bekerjasama di Timur Tengah. Saya percaya bahwa hubungan kita dengan Rusia akan cepat menjadi normal karena situasi saat ini bukan hanya untuk kepentingan negara kita saja.”

Menghadapi proaktif Turki dalam memperluas cabang zaitun, Rusia memberi respon cepat. Putin mengatakan : “Saya telah melakukan hubungan telepon dengan Presiden Turki Erdogan, dan dia telah minta maaf atas Turki telah menembak jatuh jet tempur Rusia. Karena itu kita harus mulai untuk memulihkan hubungan kerjasama dengan Turki.”

Setelah itu kedua negara mengambil langkah-langkah praktis untuk meningkatkan hubungan mereka terus bergulir.

Pada 30 Juni 2016, Putin memerintahkan bahwa pembatasan penerbangan charter untuk turis  ke Turki diangkat. PM Rusia, Dmintry Medvedev mengumumkan bahwa Rusia akan mencabut sanksi ekonomi terhadap Turki “secara bertahap.”

Pada 1 Juli 2106, Menlu Turki Mevlut Cavusoglu menggunakan kesempatan yang diberikan untuk menghadiri pertemuan di Black Sea Economic Cooperation (BSEC) di Sochi, Rusia. Dan mengadakan pertemuan pertama kali dengan Menlu Rusia Sergey Lavrov sejak hubungan kedua negara memburuk. Kedua negara membahas kerjasama tentang kontraterorisme, perdagangan, ekonomi dan energi.

Pad 9 Juli, pesawat penumpang wisata pertama Rusia sejak hubungan Rusia-Turki memburuk tiba di Antalya, sebuah kota pesisir Turki di Laut Mediterania.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline