AS dan Rusia Melakukan Penyesuaian
Putin mengatakan, “Pada akhirnya, kita akan mengakui bahwa militer al-Assad dan militan Kurdi adalah satu-satunya yang benar-benar memerangi kelompok ekstrimis dan kelompok teroris lainnya di Syria.”
Pidato Obama di PBB mengatakan : “Dengan logika ini, kita harus mendukung tiran seperti Bashar al-Assad, yang menjatuhkan bom barel untuk membantai anak-anak yang tidak bersalah.”
Pada sidang umum PBB yang diadakan bulan September 2015, Putin dan Obama berdebat sengit. Fokus perdebatannya telah memakan waktu lama, meskipun AS dan Rusia menyepakati solusi politik untuk krisis Syria, kedua negara tetap memiliki perbedaan mendasar apakah Presiden Syria Bashar al-Assad harus tetap berkuasa atau tidak.
Kita dapat melihat perbedaan terbesar antara AS dan Rusia terdapat pada masalah apakah al-Assad harus tetap berkuasa atau tidak. Sikap Rusia al-Assad harus tetap berkuasa, tetapi apakah pemerintahannya tetap ada itu harus diputuskan oleh rakyat Syria.
Pesan yang tersirat adalah setelah terroris dapat diberantas, setelah Syria dalam keadaan damai, maka kita dapat berbicara tentang pengaturan politik Syria setelah perang, termasuk apakah al-Assad harus tetap berkuasa atau mundur, itu urusan kemudian.
Sedang sikap AS yang pertama al-Assad harus dihapus dari kekuasaan, setelah dihapus anda tidak perlu lagi melawan terorisme, karena al-Assad mundur, maka isu terorisme secara alami akan terpecahkan sendiri.
Perbedaan yang demikian merupakan “permainan intrik” antara AS dan Rusia, yang telah terus-menerus berlangsung dan berakibat menyengsarakan rakayat jelata Syria. Titik kunci pertama kali pada Agustus 2013 menjadi apa yang dinamakan “Krisis Syria.”
Selama kurun waktu itu, AS mengadopsi sikap yang sama sekali ofensif, agresif dan ingin menyerang pemerintah al-Assad langsung, tetapi intervensi Rusia sangatlah tepat dan diplomatis, dengan menggunakan smart power atau kekuatan cerdas untuk membentuk hubungan dekat dengan pemerintah al-Assad, dan meyakinkan pemerintah al-Assad untuk menyerahkan senjata kimia, yang setara dengan meniadakan alasan AS yang harus memobilisasi kekuatan di Syria.
Dalam hal masalah ini, Putin memenangkan banyak poin. Dan poin terpenting pada 2015, ketika Putin langsung menggunakan intervensi militer di Syria. Dalam hal ini Rusia mengadalkan sepenuhnya pada kekuatan militer.
AS dan Rusia masing-masing memiliki rencana mereka sendiri untuk masalah apakah al-Assaad harus tetap berkuasa atau tidak. Bagi Rusia al-Assad adalah sebagai maintainer dan operator untuk kepentingan Rusia, sebelum menemukan pengganti yang cocok Rusia pasti akan tetap mempertahankan al-Assad. Mempertahankan pemerintahan yang pro-Rusia merupakan salah satu yang terpenting dan inti bagi Rusia. Jika tidak maka upaya Rusia dalam beberapa tahun terakhir ini akan semua sia-sia.