Setelah menembak jatuh jet tempur Rusia, Turki mengirim pasukan ke Irak. Banyak analis memandang tidaklah bijaksana bagi Recep Tayyip Erdogan untuk bermusuhan dengan Rusia. Dari perspektif geopolitik saja, memprovokasi tetangga juga tidak bijaksana. Tapi Erdogan tidak saja mengirim pasukan ke Irak, juga memperlakukan Bashar al-Assad sebagai musuh, ini secara tidak langsung menyinggung kekuatan Syiah utama---Iran.
Apa yang Erdogan pikirkan dengan membuat semua menjadi musuh? Dari mana kepercayaan diri ini berasal?
Sebelum penembakan jatuh jet tempur Rusia, tampaknya Turki selalu menjaga diri untuk menghindar dari gejolak di Timur Tengah.
Sebagai salah satu negara dari sedikit negara di kawasan ini yang mencapai demokrasi sekuler, yang memisahkan agama dan negara, Turki telah mempertahankan stabilitas selama “Musim Semi Arab/.Arab Spring” yang telah melanda Timteng.
Tapi negara ini yang selama ini selalu “menghindar ini” tiba-tiba ikut terlibat dalam sangkaraut sengketa di kawasan ini.
Erdogan membela dirinya dengan mengatakan : “Tidak ada yang bisa meragukan bahwa kita melakukan segala yang kita bisa untuk menghindari insiden baru jatuhnya pesawat. Setiap orang harus menghormati hak Turki untuk melindungi keamanan teritorial.”
Putin balas mengingatkan Erdogan : “Jika orang-orang tertentu berpikir mereka bisa melarikan diri dari kejahatan perang ini, dimana mereka telah membunuh seorang warga negara Rusia, dengan mengambil pembatasan pertanian atau arsitektur, mereka itu sangat salah. Kita akan terus mengingatkan mereka dari tindakan mereka, dan mereka akan menyesali ini. Kita sangat jelas tentang apa yang harus kita lakukan.”
Meskipun kini secara keseluruhan kekuatan Rusia tidak dapat dibandingkan dengan bekas Uni Soviet dahulu, tapi secara luas militernya diakui sebagai yang paling kuat kedua di dunia. Di seluruh dunia saat ini Presiden Rusia, Vladimir Putin terkenal dengan perilaku yang tanpa kompromi.
Tapi tanpa ragu-ragu Turki menembak jatuh jet tempur Rusia, dengan alasan jet tersebut telah menyerang wilayah udara Turki? Kedua negara Rusia dan Turki memiliki alasannya sendiri-sendiri.
Tetapi secara logika umum sekarang, yang penting meskipun jet tempur Rusia telah memasuki wilayah udara Turki hanya untuk waktu yang singkat, sebenar Turki bisa memilih mengusir jet tersebut pergi dengan intersepsi, atau peringatan, namun Turki kali ini memilih langsung menembak jatuh.
Maka banyak media luar yang mengatakan dengan menggoda, Turki telah melakukan apa yang AS tidak berani melakukan: orang lain tidak berani menyentuh Putin, tapi justru Erdogan berani melakukan.