Perlombaan Peningkatan Kualitas Kekuatan Senjata Nuklir
Pada 9 Mei 2015, untuk memperingati ulang tahun ke-70 atas kemenangan Great Patriotic War, Rusia menggelar parade militer di Lapangan Merah (Red Square) di ibukota Moskow. Ada yang menarik bagi dunia, yang skalanya merupakan sesuatu yang belum pernah dilihat dalam sejarah.
Yang menjadi paling menyolok mata dalam parade militer ini, adalah kemegahan yang belum pernah terjadi sebelumnya yaitu bagian akhir dari “de resistance” upacara : Mempertunjukkan Senjata Nuklir Baru.
RS-24 “Yars Rudal Antar Benua yang paling Canggih—rudal Balistik Antar Benua Darat (ICBM/ Intercontinental Ballistic Missile) Rudal ini panjangnya 23 meter, diameter sekitar 2 meter, bobotnya 47 ton pada saat peluncuran, yieldnya 1,2 ton (kekuatan yang dihasilkan), mesin menggunakan bahan bakar padat tiga tahap.
Rudal “Yars” dikembangkan berdasarkan Topol-M ICBM, dan telah ditingkatkan menjadi stealth (siluman) dan keberhasilannya ditingkatkan, bisa membawa setidaknya empat hulu ledak target nuklir, dengan jangkauan berkisar 11.000 km yang mampu secara bersamaan menyerang beberapa sasaran.
Media Rusia banyak mengulas rudal “Yars” , yang mengatakan bahkan jika target dilindungi oleh sistem pertahanan rudal, itu masih dalam bahaya.
Banyak pengamat melihat dalam parade militer Rusia di Lapangan Merah ini, rudal Yars sebenarnya buah hasil untuk menggantikan mantan rudal generasi sebelumnya, tujuannya untuk menyaingi AS.
Sebagai contoh, AS memiliki “THAAD” sistem pertahanan rudal. Tapi Yars dapat mengubah profil penerbangan, dan itupun telah diperkuat kemampuan untuk membawa hulu ledak dari 4 hingga 6, sehinga jika terjadi pencegatan, sistem pertahanan rudal tidak tahu mana hulu ledak yang sebenarnya dan mana yang palsu. Ada umpan/decoy di hulu ledak, jadi mungkin yang dicegat adalah rudal umpan/decoy.
Dilatar belakangi dengan pelucutan senjata nuklir yang makin matang, Rusia bukan satu-satunya yang melakukan peningkatan kekuatan senjata nuklir, AS juga melakukan peningkatan kekuatan senjata nuklirnya.
Pada bulan April 2014, sebuah laporan dari “Wall Street Journal” AS, menarik banyak perhatian dunia luar. Dalam laporan tersebut dinyatakan, Pentagon-AS mengumumkan bahwa AS dan Rusia telah menandatangani kontrak berdasarkan Perjanjian “New START/Strategic Arms Reduction Treaty” (Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru), yang akan sangat mengurangi jumlah senjata nuklir kapal selam dan bomber, sementara masih mempertahankan beberapa ICBM darat.
Pada saat yang sama, walaupun krisis Ukraina terus meningkat, resolusi Pentagon terus menepati janji melakukan tindakan perlucutan senjata nuklir, untuk memberi kesan baik kepada dunia luar bahwa masih tetap mempertahankan denuklirisasi untuk sementara waktu ini.