Lihat ke Halaman Asli

Sucahya Tjoa

TERVERIFIKASI

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Russia Pamer Kekuatan Militer dengan Menghajar ISIS di Syria (3)

Diperbarui: 29 Oktober 2015   11:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Syria terletak di pantai timur Laut Mediterania yang sering disebut sebagai “Jantungnya Timur Tengah”. Situasi geopolitik yang rumit ini telah menyebabkan tempat ini selalu “hangat diperebutkan sebagai daerah militer” sejak zaman kuno dahulu.

Pada tahun 2011, perang sipil di Syria pecah. Jadi “Jantung Timur Tengah” menjadi rapuh dan terjadi sekali lagi kekacauan. Selama beberapa tahun oposisi Syria yang didukung AS, kelompok ektrimis ISIS, mengambil keuntungan dari kekacauan ini untuk menyerang dan menguasai kota-kota dan kawasan strategis.

Sehingga pemerintahan Bashar al-Assad Syria bermusuhan dengan Barat, dan situasi menjadi bergejolak.

Sejak musim semi tahun ini, Front al-Nusra yang diwakili oleh ISIS dan Al Qaedah mulai sering melakukan serangan, dan kekuatan mereka terus tumbuh. Inilah latar belakang secara bertahap mulailah Rusia melakukan intervensi militer saat itu. Pemerintah Syria mengontrol wilayah tengah dengan sumbu jalan raya antara kota Damaskus dan kota Homs, serta daerah pesisir Kegubernuran Latakia.

Skala dari kekuasaan ISIS, dengan base camp di Al-Raqqa membentang ke utara ke perbatasan Syria, selatan ke wilayah timur dari Kegubernuran Homs, barat ke Kegubernuran Aleppo dan timur ke ibukota Irak Bagdad.

Dan basis militer lainnya, Front al-Nusra terutama di Kegubernuran Idlib dan Kegubernuran Aleppo di Syria utara, dan Kegubernuran Hama di Syria tengah.

Pada saat yang sama, daerah yang tercakup ke Damaskus di timur dan selatan ke perbatasan Yordania juga dikuasai sebagian besar oleh ISIS dan militan Front al-Nusra secara luas. Karena itu banyak pengamat yang percaya wilayah nasional Syria 60% telah dikuasai pemberontak, dan tampaknya akan seperti Libya dan perubahan rezim akan bisa terjadi.

Sebenarnya wilayah kekuasaan Syria cukup mencemaskan, dengan tiga kekuatan yaitu kekuatan oposisi Syria, pasukan militer ekstrimis, konsep politik masa lalu terutama ISIS terus berkembang di wilayah ini.

Kini oposisi, terutama oposisi yang didukung oleh AS yang secara bertahap memperluaskan kekuasaannya, sehingga kekuasaan pemerintah Syria terus menyusut. Jadi jika pemerintah Syria tidak bisa mengkonter balik dengan cepat, maka teritorinya akan terus dilemahkan oleh dua kekuatan lainnya.

Selama tahun-tahun yang lalu, meskipun serangan udara GCC, Eropa dan negara-negara NATO dan AS sudah ada setahun lebih telah dilakukan oleh pasukan tempur khusus, helikopter tempur, dan memang berhasil mengeksekusi beberapa pemimpin utama ISIS, mereka telah melakukan yang terbaik, tapi kenyataanya situasinya hingga hari ini, mereka semua tidak bisa mengalahkan ISIS.

Medan perang tampaknya sudah berada dalam kebuntuhan, ISIS tidak dapat memperluas wilayahnya lagi. Dalam semua aspek, segala sesuatu yang dapat dimobilisasi telah dilakukan. Dan sudah ada banyak rencana, tapi tidak ada yang tahu apa yang harus mereka lakukan untuk langkah berikutnya. Dan kini sudah waktunya bagi Rusia untuk bertindak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline