Upaya Damai Negara-Negara ASEAN Dan Tiongkok
Sama seperti “DOC” telah terganggu dengan faktor-faktor yang berbeda, gagasan “two track mind”(dua jalur pemikiran) sekali lagi diusulkan pada pertemuan pejabat senior ini. Apa yang patut dicatat selama pertemuan ini, tidak hanya semua pihak melakukan negosiasi rencana untuk melaksanakan kerjasama di berbagai bidang, mereka juga mencapai konsensus tentang pembentukan “China-ASEAN Diplomatic Senior Offcials Hotline Platform for Maritime Emergency Response” (Hotline Cepat Tanggap Darurat Pejabat Diplomatik Senior) dan merumuskan “pencegahan langkah-langkah untuk mengelola resiko maritim” sebelum “South China Sea Code of Conduct/COC” (Kode Etika Laut Tiongkok Selatan) tercapai.
Sudah jelas, pertemuan pejabat senior ini telah menciptakan model baru dalam berurusan dengan isu-isu Laut Tiongkok Selatan, yang merupakan “dua jalur pemikiran” bersama oleh semua pihak.
Pada 5 Agustus, Menlu Tiongkok Wang Yi menghadiri pertemuan Menlu negara-negara ASEAN-Tiongkok (10+1) yang diselengarakan di Kuala Lumpur, Ibukota Malaysia. Ketika berbicara tentang Laut Tiongkok Selatan, semua pihak dari dunia luar mengfokuskan pada Wang Yi. Ia menyatakan, selama pertemuan dua hari dan bertemu dengan Menlu dari beberapa negara dan 90% dari apa yang telah dibahas adalah mengenai bagaimana memperkuat kerjasama dan saling membangun kepercayaan.
Namun, selama pertemuan, pihak yang terlibat tidak menghindari bahwa ada sengketa beberapa pulau dan beting di Laut Tiongkok Selatan yang telah ditinggalkan oleh sejarah atau warisan dari sejarah. “Tapi tidak ada satu pihakpun yang berpikir ini adalah masalah antara ASEAN dan Tiongkok, juga tidak menunjukkan sebagai representasi lengkap hubungan ASEAN-Tiongkok. Kita harus menempatkan masalah Laut Tiongkok Selatan pada posisi yang sesuai.” Demikian menurut Wang Yi.
Wang Yi lebih lanjut mengatakan, sudah ada ide yang jelas untuk menyelesaikan masalah Laut Tiongkok Selatan yaitu dengan “dua jalur pemikiran”(two track thingking/mind) yang diusulkan Tiongkok dengan negosiasi damai antara negara-negara yang terlibat langsung untuk mencari solusi yang tepat. Sudah ada sistem kelompok kerja bersama dari “DOC” pejabat senior pertemuan dan diskusi untuk mempromosikan “COC”. Saat ini, kedua sistem ini sudah dioperasikan/diimplementasikan dengan lancar, dan terus mencapai hasil yang baik dan penting.
Pada saat pertemuan itu, Wang Yi menegaskan apa yang menjadi sikap Tiongkok untuk isu-isu Laut Tiongkok Selatan dan pada pertemuan 10+1, dan usulan tidak 3 poin Tiongkok untuk menjaga stabilitas di Laut Tiongkok Selatan untuk menyelesaikan isu-isu saat ini.
Usulan poin pertama, negara-negara di kawasan Laut Tiongkok Selatan berjanji untuk secara efektif, benar-benar menerapkan “DOC”, mempercepat negosiasi untuk “COC” dan secara aktif mendiskusikan langkah-langkah pencegahan untuk mengelola resiko maritim.
Usulan poin kedua, adalah harapan bagi negara-negara diluar kawasan berjanji untuk mendukung upaya negara-negara di kawasan tersebut, dan tidak mengambil tindakan yang bisa menyebabkan situasi regional menjadi tegang atau lebih rumit.
Usulan poin ketiga, harapan semua negara dapat berjanji untuk menjaga kebebasan navigasi di perairan Laut Tiongkok Selatan dan wilayah udara sesuai dengan hukum internasional.
Wang Yi mengatakan, “Kita telah mengajukan beberapa usulan individu tertentu, saya tahu bahwa dalam nanyak kesempatan, banyak negara memiliki proposal dan ide-ide mereka sendiri; kita perlu bernegosiasi dan mencapai kesepakatan bulat, ini adalah satu-satunya cara kita untuk dapat mencapai konsensus dan dapat memiliki keandalan.