Lihat ke Halaman Asli

Sucahya Tjoa

TERVERIFIKASI

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Dilemma AS Dalam Meng-Eleminasi ISIS (1)

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tgl. 9 & 10 juni ini, compas.com memuat artikel tentang situasi kota Mosul di Irak dibawah kotrol ISIS : Mengintip Kehidupan Kota Mosul di Bawah Kendali ISIS (1) dan hari berikutnya memberitakan : AS Menambah Jumlah Pelatih Militer di Irak . Berikut penulis coba melukiskan gambaran situasi terakhir perkembangan situasi yang diberitakan media luar dan pandangan pengamat serta beberapa analis milter seperti berikut.

Hanya beberapa minggu lalu, kota penting Ramadi di Irak dan kota kuno Palmyra di Syria jatuh ke tangan organsisasi ekstrimis ISIS menjadi berita menggemparkan dunia.  Bagaimana ISIS bisa dengan waktu singkat menguasai kota-kota baru ?

“Wall Street Journal” AS melaporkan, jatuhnya kota-kota di Irak dan Syria mengungkapkan kelemahan AS dalam menumpas ISIS. Sebelum kota Ramadi jatuh, pasukan Keamanan Irak (ISF) dan milisi Sunni telah berjuang dalam pertempuran berulang-ulan dengan ISIS berbulan-bulan.

Pada 15 May 2015, para saksi mata mengklaim telah melihat bendera ISIS berkibar diatas gedung pemerintahan Irak. Setelah Ramadi jatuh ke tangan ISIS, maka wilayah ISIS telah melebar hanya berjarak 100 km dari Bagdad, dengan sejumlah besar peralatan militer pemerintah Irak ditinggalkan. Kini api sudah mendekati Bagdad. 

Meskipun menurut AS berhasil menghancurkan kepemimpinan ISIS, tapi ISIS terus melakukan serangan balik untuk kedua sisi timur dan barat, dengan kekuatan yang terus tumbuh. Jadi apa yang menjadi kelemahan AS dan dimana kekuatan ISIS ?

Untuk mendapatkan jawaban ini, penulis akan coba menggambarkan keadaan yang didapat dari laporan media luar dan dalam negeri, serta pendapat analis Timteng dan analis ahli stretegi perang yang memberi analisanya tentang hal tersebut.

  Penyerangan terhadap Palmyra merupakan kejadian pertama bagi ISIS dengan menguasai kota secara langsung dari tangan militer Syria. Sebuah organisasi yang mendedikasikan untuk mengamati perang di Syria melaporkan, ISIS telah mengontrol lebih dari setengah wilayah Syria.

Menurut laporan Reuters, pada 15 Mei 2105, militan ISIS menyerang dengan ganasnya Distrik Mal’ab Ramadi, hingga berhasil menguasai distrik ini. Militan ISIS menyerang bergelombang dengan bom bunuh diri ke garis pertahan militer Irak, sehingga menyebabkan banyak tewasnya tentara ISF dan milisi Sunni.

Menurut pengamat Timteng, dengan berhasil direbutnya Ramala oleh ISIS, yang sudah dekat dengan Bagdad ibukota Iraq. Mengapa pertahanan militer Irak bisa runtuh seketika ?  Hal ini karena ISIS menggunakan metode tempur khusus yang tidak mudah untuk mempertahankan diri, mereka menggunakan pembom bunuh diri, dengan orang mengendari truk penuh dengan bahan peledak, dengan serangan bertubi-tubi dan serangan brutal lainnya. Metode serangan ini yang membuat militer Irak tidak bisa mempertahankan diri dan menimbulkan ketakutan besar, sehingga militer Irak melarikan diri.

Dengan lepasnya Ramadi, PM Irak, Haider al-Abadi memerintah ISF untuk mempertahankan semua pangkalan di Gubenuran Al Anbar, untuk menjaga garis sabuk gurun tidak hilang sama sekali. Seraya mengatakan sedang memobilisasi bala bantuan.

Nampaknya ISIS memang sudah fokus mengicar pada distrik ini, dalam pandangan mereka Ramadi adalah wilayah tradisional mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline