Lihat ke Halaman Asli

Sucahya Tjoa

TERVERIFIKASI

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Yaman Dikhawatirkan Akan Menjadi Pusat Pusaran Kekacauan Baru Di Timteng (11)

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemicu Pertikaian Kali Ini di Yaman

Tapi apa yang  menjadi pemicu dari konflik ini? Dimulai dari pemerintahan Hadi yang mengumumkan bahwa berdasarkan tren harga minyak, dan kebutuhan reformasi, maka perlu untuk membatalkan sudsidi minyak.   Hal ini sangat sensitif di Timteng.

Pemerintah Hadi mengumumkan dengan berakhirnya subsidi minyak, itu berakibat bagi rakyat di daerah utara yang non-penghasil minyak dan gas mereka akan naik 180% dari harga masa lalu. Hal ini membuat mereka cukup alasan untuk menentang kebijakan pemerintah.

Apakah konflik ini disebabkan oleh pemerintahan yang tidak baik? Kelihatannya tidak terlalu terkait dengan pemerintahan. Dengan keadaan Yaman yang sangat miskin, dan harga minyak yang turun, disisi lain produksi minyak Yaman sedang berkurang, dalam situasi demikian bagaimana pemerintah bisa menghindari peningkatan biaya (meng-subsidi) untuk konsumsi minyak bagi warga Yaman? Disini kita bisa melihat dengan adanya perubahan sangat kecil dalam arah pemerintah akan menyebabkan  gangguan secara nasional.

Ben Anderson, komentator politik pada TV – HBO, AS, memberi pendapatnya : Lalu, apa yang menjadi subtansi konflik di Yaman? Konflik di Yaman tidak disebabkan oleh konflik sektarian, namun keterlibatan Arab Saudi dan Iran telah mengubah konflik menjadi suatu yang berhubungan dengan agama, dan menjadikan medan perang  ini untuk sekte keagamaan.

Sekte agama ! Secara umum  khahlayak mengetahui bahwa konflik antara Sunni dan Syiah telah terjadi milenium, kini Sunni dipimpin oleh Arab Saudi dan Syiah yang dipimpin Iran berada pada posisi tertinggi dari sekte-sekte utama.

Selama hampir 20 tahun ini, Arab Saudi secara bertahap menjadi negara yang paling berpengaruh di dunia Arab, dan juga menjadi satu-satunya kekuatan utama di bidang politik dan agama. Tampaknya Arab Saudi dan Iran tidak akan berhenti dalam perkelahian terbuka dan tersamar mereka untuk memperebutkan posisi sebagai negara-negara besar di kawasan tersebut.

Sehubungan dengan kekacauan di Yaman, meskipun Iran  memiliki sikap dan tindakan yang relatif ramah, namun  target yang sesungguhnya dari Arab Saudi masih Iran. Ini kiranya yang menjadi substansi permasalahannya.

Yin Gang seorang pengamat Timteng mempertanyakan, apakah  substansinya? Substansi masalah ini apabila tanpa campur tangan kekuatan asing, tanpa campur tangan AS atau negara Eropa, itu hanya konflik agama pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya di kawasan ini. Dengan kata lain itu pertarungan antara Syiah dan Sunni, suatu  tantangan di antara mereka sendiri.

Apa akar penyebab dari masalah ini ? Penyebabnya adalah konflik agama. Ini  sangat  sederhana yaitu Konflik Agama.

Dengan serangan udara terus berlangsung, dan pertempuran darat dapat mulai setiap saat, situasi di Yaman terlihat akan  tidak baik. Saat perundingan  nuklir AS dan Iran sudah berakhir, lalu  ke arah mana kiranya selanjut dari konflik agama ini ? Siapa yang akan menjadi pemenang pada akhir dari konflik ini, dan bagaimanakah kiranya papan catur Timteng akan berubah ?

Masa Depan Yaman yang Rawan

Menurut informasi yang dipublikasikan di situs PBB pada 7 April 2015, konflik Yaman sedang meningkat. Sejak akhir Maret, hampir 600 orang tewas dan 1700 orang terluka. Menurut laporan  yang diterbitkan pada April lalu di “Russia Today” situs Sekjen PBB, Ban Ki Moon menyatakan prihatin dengan kehidupan sipil yang telah hilang selama operasi militer Yaman, dan menyerukan semua pihak  untuk  menggunakan cara-cara damai untuk mengakhiri konflik.

Dengan situasi keamanan yang memburuk dengan drastis, beberapa negara telah meng-evakuasi warga mereka dari Yaman, termasuk Indonesia.

Konflik Yaman pengaruhnya terhadap situasi di kawasan ini dengan mudah bisa dibanyangkan. Dalam situasi demikian serangan teroris telah lebih merajalela. Para analis telah menunjukkan ekspansi krisis Yaman memungkinkan memberi kesempatan bagi organisasi teroris dan ekstrimis seperti Al Qaeda dan ISIS

Sebelum ini, antara Al Qaeda dan Houthi sering saling menembak, tapi kali ini, Houthi sibuk berurusan dengan serangan udara militer gabungan. Dengan semua perubahan ini dalam situasi tersebut dapat dipastikan tekanan pada organisasi teroris dan ekstrimis akan berkurang, dan mereka akan mengambil keuntungan dari kekacauan ini untuk keuntungan mereka sendiri, yang selajutnya  akan mengancam  keamanan regional.

Pada 25 Maret 2015, telah diadakan penguburan  massal di ibukota Yaman, Sana’a. Lima hari sebelum ini , ISIS, kelompok ekstrimis Sunni, telah menyerang dengan bom bunuh diri Masjid al-Badr dan al-Hashoosh di Sana’a . Menyebabkan 140 orang tewas. Dua Masjid ini dulunya tempat berkumpulnya kelompok Syiah Houthi. ISIS menyatakan bahwa mereka berniat menghancurkan Houthi.

Dari sini bisa dilihat, ketika pasukan gabungan Arab memerangi Houthi, Al Qaeda tidak menyerang sama sekali. Bahkan beberapa kali mengambil keuntungan dan kesempatan, tetapi tidak mengambil tindakan militer. Sebaliknya, justru melulu lantakan mesjid Syiah. Dan ini tampaknya seperti tindakan yang dilakukan teroris. Tapi pada kenyataanya. Ini adalah konflik agama. Demikian menurut pendapat Peneliti Timteng Yin Gang.

Bahkan ratusan pengemboman  masjid setelah perang Iran telah terjadi, pengeboman daerah pemukiman dan pasar, biasanya kita melihat bahwa ini adalah serangan teroris, dan itu memang benar serangan teroris, karena mereka menggunakan metode teroris, tapi ini hanya bagian dari konflik agama.

Apabila kita melihat, apakah ini semua serangan teroris, atau permainan geopolitik intrik antara Arab Saudi dan Iran, atau perkelahian  antara faksi Sunni dan Syiah di Timteng, dan kini telah muncul situasi memburuk di Yaman, alasan yang benar dari  gangguan semua ini adalah konflik agama tua yang sudah melineum lamanya. Karena hal tersebut ini, dunia luar tampaknya tidak optimis kapan konflik ini bisa berakhir.

Ye Hailin seorang analisis politik bahkan mengira jika Arab Saudi mengerahkan sejumlah besar pasukan darat, konflik Yaman tidak akan berakhir segera. Bahkan ditakutkan akan berubah menjadi masalah gejolak untuk masa yang lama dan panjang. Pada kenyataannya ini benar-benar  membuktikan  isu geopolitik Arab yang telah ada selama ribuan tahun yang lalu.

Disebelah kanan Arab Saudi adalah Yaman, dan  ke kiri adalah Bilad al-Sham, *2 yang secara historis tempat konflik lebih intens antara Syiah dan Sunni, dan ini sudah berlangsung sejak zaman kuno. Tampaknya kini telah masuk dalam  siklus baru , dan di masa yang akan datang konflik akan bertahan untuk waktu yang lama.....

Tampaknya, dengan  intervensi dari militer asing  menyebabkan dari riak menjadi badai ombak di Yaman. Meskipun satu pihak akan memenangkan “perang perwakilan”, tapi kunci untuk menyelesaikan situasi adalah dalam cara yang benar untuk menangani konflik antara sekte agama, suku dan banyaknya ketidak seimbangan antar agama di Yaman.

Tapi para analis saat ini melihat keparahan kekacauan di Yaman  ini menunjukkan konflik utama di Timteng, konflik agama antar Islam sendiri. Konflik antara Arab dan Persia, masih terlihat sedikit intervensi asing, karena semua orang mengerti bahwa siapapun yang ikut intervensi akan jatuh ke perangkap dan  terjebak dalam  lumpur.

Perkembangan  urusan Timteng dan isu resolusi Timteng akan tergantung terbentuknya keseimbangan baru disana, dan intervensi asing akan terlihat agresif dan memainkan peran utama dalam waktu singkat, namun ini hanya akan  menambah benih untuk konflik yang  lebih parah.

Mudah-mudahan pembahasan sederhana ini bisa memberi informasi sedikit kepada pihak-pihak baik oknum maupun institusi resmi dan tidak resmi Indonesia untuk mau mendalami lebih jauh sebelum coba-coba untuk terlibat dalam  kasus Timteng  ini.

Lebih baik kita curahkan energi kita untuk membangun kesejahteraan bangsa kita yang masih jauh dari cita-cita founding father atau pendiri NKRI harapkan ---- Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

( Habis )

*2 Bilad al-Sham, “Tanah Wilayah  Utara” yang dimaksud Rasyindin, Umayyah, dan kemudian termasuk wilayah Syria pada Kekahlifahan Abbasiyah, yang merupakan bekas wilayah Bizantium dari Keuskupan Timur, setelah Muslim menaklukkan Syria yang terjadi pada abad ke-7, yang berakhir pada Pertempuran yang menentukan “Perang Yarmouk”.

Istilah bahasa Arab menunjuk geografis Syria. Meskipun jarang digunakan sebagai isitilah politik, orang-orang didaerah ini mengindentifikasikan dengan itu. Secara geografis Bilad al-Sham daerahnya memanjang dari Pengunungan Taurus di Turki utara sekarang terus kearah padang (stepa) Syria (yang meliputi Gurun Arab, meliputi Republik Syria modern, Yordania, Selatan Israel dan Palestina) di selatan. Dari timur ke Barat, meliputi Erfat ke Mediterania.   Dalam ekspresi politik modern berarti nasionalisme “Syria yang lebih besar” (Partai Sosialis Nasional Syria) yang pernah berhasil hingga ke Libanon. Sebagai ungkapan keterikatan , minat dalam budaya Bilad al-Sham.

Sumber : Media TV & Tulisan L.N.

http://www.worldministries.org/yemen.html

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2015/04/150422_iran_bantuan_yaman

http://www.al-monitor.com/pulse/originals/2015/04/zarif-iran-deal-reactions-lausanne-nuclear-talks.html#

http://en.wikipedia.org/wiki/Bilad_al-Sham

https://insidethemiddle.wordpress.com/2012/04/13/bilad-al-sham-arabic-for-geographical-syria/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline