Lihat ke Halaman Asli

Sucahya Tjoa

TERVERIFIKASI

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Yaman Dikhawatirkan Akan Menjadi Pusat Pusaran Kekacauan Baru Di Timteng (6)

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Koalisi 10 Negara Arab Menyerang Hothi dan Zaidi di Yaman

Sejak pertengah Maret 2015, kekuatan utama Timteng---Arab Saudi bergabung dengan 10 negara-negara Semenanjung Arab untuk melakukan berbagai serangan udara terhadap Houthi di Yaman, serangan udara ini terus berlangsung. Seperti ada semacam dendam Arab Saudi terhadap Yaman? Dan apa yang Houthi lakukan sehingga membuat kemarahan10 negara koalisi ini terhadap Houti--Zaidi Yaman ini?

Pada jam 3 pagi tanggal 26 Maret 2015, AU Royal Saudi merangsek ke udara Sana’a ibukota Yaman dan mulai putaran pertama melakukan serangan udara dengan kode nama “ Badai Yang Menentukan” (Decisive Storm). Arab Saudi sebagai pemimpin operasi militer koalisi dengan mengerahkan 100 jet tempur dan menyiapkan 150 ribu pasukan darat.

Sepuluh negara lainnya yang terlibat dalam operasi militer ini : UAE, mengirim 30 jet tempur, Kuwait dan Bahrain keduanya memobilisasi 15 jet tempur, Qatar mengirim 10 jet tempur.

Bahkan Mesir, Pakistan, Yordania, dan Sudan siap untuk terlibat dalam pertempuran darat. Ini merupakan yang pertama kali, kekuatan militer bersama atas nama negara-negara Arab.

Ini juga pertama kali sejak Perang Teluk atau GCC (Gulf Cooperation Council) didirikan sebagai komando gabungan militer Nopember 2014. Militer negara teluk telah melakukan serangan gabungan militer.

Menghadapi serang gencar udara ini, pasukan Houthi membalas dengan meluncurkan bazooka dan rudal anti-pesawat untuk mengkonter serangan tersebut.

Alasan dari perang di Semenanjung Arab ini dapat ditelusuri dari perang Irak pada tahun 2003. Dan skala aliansi pertama Arab Saudi memimpin di wilayah ini merupakan fenomena langka dalam gejolaknya Timteng.

Tiga bulan lalu, mantan Raja Arab Saudi bin Abdulaziz meninggal, dan Raja baru Salman bin Abdul Aziz Al Saud naik tahta. Selama dalam operasi serangan udara pertama Arab Saudi, Menteri Pertahanan Saudi, Mohammad bin Salman Al Saud secara pribadi mengomandoi serangan.

Mohammad bin Salman Al Saud yang berusia 30 tahun ini adalah putra dari Raja Salman. Jadi apa alasan Raja baru Arab Saudi ini memobilisasi operasi besar-besaran ini?  Benarkah pemicunya adalah militan Houthi memaksa keluar Presiden Yaman, Abdel Rabbo Mansoer Hadi.

Pada bulan Januari 2015, pasukan Houthi menyerang ibukota Sana’a dan menempatkan presiden yang baru tiga tahun menjabat dalam tahanan rumah. Setelah itu membubarkan parlemen Yaman dan mengumumkan pembentukan dewan presiden dan dewan interin nasional untuk tujuan mengganti presiden dan parlemen untuk memerintah negara seperti apa yang  telah dicerita dimuka.

Pada 21 Pebruari, Hadi melarikan diri dari Sana’a dan ke Aden dan membatalkan pernyataan mengunduran diri sebagai presiden. Houthi mengejar ke selatan dengan menyerang daerah  strategis.

26 Maret 2015, Hadi lari dari Aden dan bersembunyi di Ryadh ibukota Arab Saudi. pada 2 April 2015, Tank dan Kendaraan lapis baja Houti masuk kota menduduki  istana presiden di Aden. Karena itu pasukan gabungan yang dipimpin Arab Saudi mengumumkan  bahwa mereka sudah dalam kendali penuh wilayah  udara,  pelabuhan, saluran air dan telah memotong  jalur Houthi untuk mengangkut senjata di Yaman.

Sebenarnya permusuhan antara Arab Saudi dan Houthi sudah berlangsung sepuluh tahun  yang lalu seperti telah diuraikan diatas.

Yaman dan arab Saudi berbatasan langsung sepanjang 1.800 km, disebelah utara merupakan kekuatan utama Arab atau Arab Saudi, dan ke arah  selatan adalah negara termiskin di dunia Arab yaitu Yaman. Sudah bertahun-tahun Arab Saudi telah menganggap Yaman sebagai halaman belakangnya.

Namun, karena pasukan Houthi telah bercokol di Yaman Utara selama 30 tahun, hal ini seperti tulang yang tercebak di tenggorokan Arab Saudi. Houthi memiliki kekuatan 100 ribu pasukan yang terdiri dari Zaidisme dari Islam Syiah.

Pada tahun 1992, Presiden Zaidi --- Ali Abdullah Saleh yang dijuluki “Yaman Fox’ (si Rase Yaman) mulai bekerjasama dengan para pemimpin agama Zadi seperti Hussein Badreddin al-Houthi dan “Believing Youth” (Pemuda Kepercayaan) untuk melawan Sunni. Tapi setelah kekuasaannya tumbuh membesar kosep Houthi menjadi semakin lebih ekstrim, dan bahkan mengusulkan meniru Iran untuk membangun Caesaropisme*1 dengan hak suci untuk memerintah di Yaman, tapi proposal politik semacam  ini membuat hubungan dengan Presiden moderat Ali Abdullah Saleh secara bertahap memudar.

Houthi adalah salah satu cabang dari  Islam Syiah Zaidi, yang memiliki kekuatan  besar di Iran dan berpolulasi besar. Houthi hanya satu sekte revolusioner  radikal dari Islam Zaidi. Mereka telah memisahkan diri dari Islam Zaidi tradisional yang khas yang selalu mempertahankan  kemoderatannya, dan hubungan bersahabat dengan Islam Sunni.

Pada tahun 2004, Houthi dan Saleh hubungannya pecah karena berbeda arah, Houthi mulai berbuat kekacauan dan sebelum dieksekusi oleh militer pemerintah Yaman . Kemudian  pemimpin “Believing Youth” (Pemuda Kepercayaan) mengubah namanya menjadi “Houti” dan terus melawan pemerintah Yaman. Karena berlatar belakang  Islam Syiah dan ide politik Houthi yang radikal, menimbulkan kekuatiran besar dari Arab Saudi sebagai  tetangga Yaman.

Sejak mulai tahun 2009,  Arab Saudi telah mengerahkan Jet tempur F-15 beberapa kali menyebrang perbatasan dan menyerang kamp utama Houthi. Pasukan  khusus Arab Saudi dan lapis baja  juga masuk ke Yaman  untuk berkoordinasi dengan militer Yaman  untuk menyerang  pasukan Houthi.

Sebenarnya, yang lebih dikuatirkan Arab Saudi tidak hanya Houthi mendominsasi wilayah ini. Menurut laporan Arab Saudi yang dapat dipercayai terdapat hubungan  langsung keluarga Houthi dengan pengikut tertentu dengan Islam Zaidi, dan mungkin Iran  ada mendukung dari belakang  layar.

Sebelum melancarkan serangan udara, Arab Saudi dan  negara-negara gabungan  merilis pernyataan bersama, dengan mengatakan tujuan operasi militer tersebut untuk menyelamatkan Yaman dari tangan Houthi, karena Houthi telah menjadi  alat dari keuatan asing.  Yang dimaksud kekuatan asing oleh Arab Saudi adalah “Iran”.

Pada tahun 2003, setelah Perang Irak, kekuatan Syiah diam-diam semakin kuat, seperti diketahui dari Irak dan Syria ke Iran suatu “Syiah Cresent” (Bulan  Sabit Syiah)  telah terbentuk di Timteng.

(Bersambung ....... )

*1 Caesaropisme = gagasan  memgabungkan kekuatan pemerintahan sekuler dengan kekuatan agama, atau membuat unggul otoritas Gereja (otoritas agama); terutama hubungan antara otoritas agama dengan pemerintah. Dalam bentuk ekstrim teori politik dimana pemimpin dari negara adalah pemimpin agama.



Sumber : Media TV & Tulisan L.N.

http://www.worldministries.org/yemen.html

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2015/04/150422_iran_bantuan_yaman

http://en.wikipedia.org/wiki/Bilad_al-Sham

https://insidethemiddle.wordpress.com/2012/04/13/bilad-al-sham-arabic-for-geographical-syria/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline