[caption id="" align="aligncenter" width="474" caption="Formasi kapal perang Iran dalam latihan Velayat-90 di Laut Oman dekat Selat Hormuz 3 Jan 2012"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Kapal Induk USS Abraham Lincoln & USS John Stennis berlayar melalui Selat Hormuz ke Teluk Persia"]
[/caption]
Ini hanya sekedar Skenario Imaginer.
Melihat perkembangan antara Iran dan AS jika kedua belah pihak makin keras dan tidak ada yang mau mengalah, maka perang akan tidak bisa dihindarkan. Namun menurut seorang mantan perwira intelligen senior AS Philip Ghrardi dalam tulisannya di situs “Anti-war” AS – Randolph-Bernaard-Randolph Bourne Institute, jika terjadi penyerangan AS terhadap Iran, kira-kira bagaimana skenarionya.
Perang ini akan dimulai dengan bentrokan kecil dulu, lalu Iran mengambil tindakan dengan menutup Selat Hormuz, terjadilah baku tembak antara AS dan sekutunya. Iran akan menembak jatuh pesawat Israel dengan sistim pertahanan udara Russia yang dimiliki, dan menghancurkan kapal induk utama dan kapal perang AS dengan rudal buatan Tiongkok. Barat menyerang kota-kota Iran yang dapat membuat panik, kemudian AS mengancam jika Iran juga tidak mau menyerah, maka akan dibom atom.
Untuk masalah Iran ini, walaupun Presiden Obama telah berjanji untuk membuka pintu dialog, tapi tidak pernah menepatinya. Dia akan menolak dialog yang di-insiatif oleh Iran, bahkan Iran tidak mau ber-runding tanpa sama dan sederajat. Sanksi terhadap perbankan Iran yang akhir-akhir ini dilakukan AS sudah dianggap sebagai suatu tindakan perang terhadap Iran, lebih-lebih ini dilakukan oleh AS tanpa Iran menyatakan perang terhadap AS.
Dimasa yang akan datang AS dapat juga menjatuhkan sanksi terhadap impor energi Iran, sanksi ini dapat sangat memukul Iran. Terlihat kini ada tekanan dari rakyat Iran yang menghendaki pemerintah agar mau mengambil sikap dan tindakan untuk mengabil langkah-langkah sanksi tersebut. Namun langkah-langkah ini bisa juga tidak akan mendapatkan hasil yang baik terhadap Angkatan Laut AS. Jika ini terjadi maka terjadinya perang AS vs Iran akan tak terelakkan.
Perang akan dimulai dengan konflik kecil dulu, dimana kapal perang kecil Garda Revolusioner Iran akan muncul di Selat Hormuz, walaupun setengah dari selat ini berada dalam wilayah Iran, tapi jika sanksi makin menghebat, maka Iran bisa saja memproklamirkan bahwa siapa saja yang boleh melewati selat tersebut. Iran bisa mengumumkan melarang kapal perang AS untuk masuk ke Selat Hormuz.
Menanggapi larangan ini Frigat rudal AS “British Graham” mengadakan patroli di bagian selatan dekat kota pelabuhan Bushehr, dicegat oleh kapal kecil Pengawal Revolusi Iran diminta untuk mundur, tapi ditolak dan diabaikan, maka kapal kecil Iran melontarkan granat dengan pelontar granat. “British Graham” segera merespon dengan menembakkan rudal Phalanx menghancurkan kapal patroli Pengawal Revolusi Iran dan menewaskan semua awak kapal Iran, dipihak AS 2 tewas dan 4 luka-luka.
Setelah insiden ini terjadi, kapal induk “USS John Stennis” menerbangkan pesawat tempur untuk menghancurkan kapal perang Iran yang berada dipangkalannya. Kemudian Presiden Obama mengadakan konferensi press, mengatakan tindakan Iran sebagai tantangan perang terhadap AS, dan menyeruhkan semua angkatan bersenjata AS untuk mendukung operasi militer di Timur Tengah tersebut, tapi masih belum mengumumkan utnuk mengadakan perang total kepada Iran. Dewan Keamanan PBB segera mengadakan rapat, mengusulkan untuk semua pihak untuk menahan diri, kemudian diadakan jajak pendapat, akhirnya 17 negara setuju, hanya Washington menentang hal itu. Majelis Umum PBB mengadakan pertemuan merundingkan hal tersebut, tapi hanya AS, Israel, Mikronesia dan Kosta Rika yang mendukung aksi militer terhadap Iran.
Didalam negeri AS sentimen untuk mengadakan aksi militer terhadap Iran meningkat, Israel mengambil kesempatan ini untuk menghacurkan stasiun pembangkit nuklir pertama Iran di Bushehr, dalam serangan ini menewaskan tenaga ahli Russia 13 orang. Selain itu fasilitas penetlitian nuklir Natanz dihancurkan rata dengan tanah. Selama serangan Israel, Iran dengan peralatan pertahanan udara buatan Russia berhasil merontokkan enam pesawat tempur Israel. Dalam melancarkan serangan tersebut Israel tidak memberitahu dulu kepada Washington, namun saat mengadakan serangan Washington mengetahui, tapi tidak berusaha untuk menghentikan Israel agar tidak masuk dalam territori udara Iran, hal serupa ini sebenarnya telah terjadi dalam beberapa kasus terdahulu.
Kongres AS dan media mendukung Israel, dan mengusulkan untuk menyatakan perang terhadap Iran. DPR AS mengeluarkan UU untuk mendukung Israel untuk mengadakan aksi militer terhadap Iran. Senat mengadakan pemungutan suara atas UU ini dan hanya 2 yang menentang. Walaupun Obama ragu, namun tetap mengsahkan UU ini. Dan mulai memerintahkan untuk menyerangan atas pusat militer, fasilitas nuklir, pusat pengawal revolusi, R&D nuklir Iran.
Pada hari-hari pertama, AU dan AL AS coba menghancurkan pangkalan-pangkalan AU, AL, dan militer Iran. Fasilitas Pengawal Revolusi Iran dan institusi R&D nuklir Iran dapat dihancurkan. Kemudian mulailah pengeboman dengan smartbom dari pesawat-pesawat bomer untuk pusat komunikasi dan posko-posko, dengan Bom “Big Blu” yang beratnya 3 juta pound mengebom fasilitas laboratorium dan pusat proses produksi nuklir dalam tanah Iran. Akibat dari pengeboman ini, mau tidak mau akan membunuh banyak rakya sipil, karena fasilitas-fasilitas ini dibangun dekat pemukiman, kota-kota kecil. Setelah ini dilakukan, mulai lagi dengan penyerangan pusat penelitian nuklir, militer, jembatan-jembatan, jalan-jalan, pembangkit listrik dan lain-lain.
Namun Teheran telah mengantisipasi terhadap serangan demikian selama berpuluh tahun sebelumnya, persiapan telah dilakukan dengan menyembunyikan banyak fasilitas militer dan nuklirnya, sehingga terhindar dari kehancuran dari penyerangan ini.
[caption id="" align="aligncenter" width="328" caption="Iran meluncurkan rudal Silkworm buatan Tiongkok dalam latihan perang-perangan"][/caption]
Kapal induk “USS Stennis” yang beraksi di teluk Oman, diserang dengan missile “Silkworm” ( YJ series) buatan Tiongkok, yang merupakan rudal low-attitude, berhasil merusak sistim pertahanan udaranya, terpaksa harus ditarik ke Bahrain. Bersamaan dengan itu, Pengawal Revolusi Iran menggunakan “swarm” menyerang tiga dari kapal logistik AL-AS. Hal ini dilakukan seperti pasukan Kamikaze Jepang pada P.D.II, AS tidak mau mengakui berapa kerugiannya akibat dari serangan ini.
[caption id="" align="aligncenter" width="247" caption="Iran memiliki banyak stock rudal silkworm"][/caption]
Pada saat itu perang pecah di Beirut, ibukota Lebanon, Hisbullah menembakan banyak rocket ke arah Tel Aviv, Israel dan menewaskan banyak warga Israel, ini menyebabkan Israel membalas serangan dengan membombardir Lebanon. Suria bertindak membantu Iran, dengan menembakkan rudal Shahab-3 yang telah di-upgrate pada Israel, menyebabkan banyak korban warga Israel. Militer Israel dimobilisasi secara penuh, mengirim tentara keperbatasan utara Suria. Lebanon juga memobilsasi tentaranya menyusup ke Bagdad bersama tentara bawah tanah Irak menyerang Kedubes AS. AS meminta PM Irak Nouri al-Maliki untuk mengotrol situasi, tapi sudah tidak direspon dan digubris oleh rakyat Irak, mereka berdemontasi besar-besaran minta pemerintah Irak mendukung Iran dalam perang melawan serangan AS.
Di Saudi Arabia, tentara keamanannya telah menembak mati ratusan tentara perlawanan. Saat itu sebuah kapal Tanker yang berlayar dari Kuwait dirudal dengan “Silkworm” dan terpaksa harus stop diperairan dangkal agar tidak tenggelam. Akibat dari insiden ini, perusahaan asuransi Inggris Lloyd London menolak untuk menerima asuransi tanker-tanker yang melewati Perairan Persia. Dan tidak mau mengganti asuransi semua transportasi minyak akibat perang di perairan Timur Tengah ini. Konsekuensinya ¼ kebutuhan jumlah minyak dunia yang berasal dari Timteng ini tidak bisa diekspor, sehingga harga minyak dunia melonjak hingga $300/barrel di Wall Street, index Dow Jones anjlok hingga 900 point, terburuk selama 20 tahun ini.
Perang jadi makin menghebat, AS minta genjatan senjata, tapi ditolak Teheran. Dua hari kemudian Presiden Afganistan Hamid Karzai dibunuh oleh pengawalnya sendiri yang atas perintah dari Teheran. Dalam perang ini Pakistan mengumumkan pihaknya tetap netral, dan memerintahkan staf kedutaann AS untuk dikurangi hingga 50%, termasuk agen rahasianya yang bekerjasama dengan mereka. Hubungan Pakistan dan Afganistan menjadi tegang, militer Pakistan menyatakan negara dalam bahaya, dan menutup semua perbatasan dengan Afganistan. NATO mengadakan persidangan darurat, dan memutuskan untuk secepatnya menarik semua pasukannya dari Afganistan, serta meninggalkan banyak persenjataan berat dan perlengkapan militer.
Begitu pasukan NATO ditarik dari Afganistan, milisia Taliban langsung menduduki Kabul dan Kandahar. Bagian negara Afganistan Mazar yang penduduknya sebagian besar beraliran Shiah mengumumkan wilayahnya bergabung denga negara Iran.
Pemerintah Beirut bubar, Hezbullah membentuk pemerintahan baru. Bersamaan dengan itu, Iran menyerang ladang-ladang minyak Arab Saudi dengan rudal “Silkworm”, berhasil menghancurkan ladang minyaknya dibagian Timur. Segera saja Saudi Arabia dan UAE mengumumkan bahwa mereka berada dalam posisi neral dalam perang ini, mengumumkan kepada Teheran bahwa mereka tidak akan memberi bantuan kepada AS dalam perang ini. Demikian juga Kuwait memberitakan hal yang sama, dan Mesir mengirim pasukan sukarela ke bagian barat perbatasannya, rakyat mereka meminta Kairo untuk mengambil tindakan untuk mendukung saudara mereka di Lebanon. Kuwait tidak mengizinkan AS menggunakan pangkalan militernya di Doha untuk digunakan pasukan AS dan logistiknya untuk menyerang Iran. Di Bahrain, kaum Shiah yang mayoritas tidak lagi bisa dikontrol oleh Raja Al-Khalifa, membentuk pemerintahan baru Republik Islamia, dan mendesak Armada V AS meninggalkan pangkalannya di negara ini. Akibatnya index Dow Jones jatuh hingga 1000 point.
Dalam keadaan demikian, AS minta Russia dan Tiongkok untuk membantu menghentikan perang tersebut, namun sejak semula kedua negara ini sudah menentang atas penyerangan AS terhadap Iran, dimana serangan AS atas Iran tersebut telah mengakibatkan banyak personil kedua negara ini yang bekerja untuk Iran telah menjadi korban. Pemerintahan dunia atas desakan rakyatnya meminta pemerintahnya untuk mengambil sikap dan tindakan diplomasi agar menghentikan perang tersebut..
Di London, Washington, New York, Los Angeles berturut-turut terjadi serangan bom bunuh diri, akibat serangan yang kurang ter-rencana baik, banyak rakyat yang tidak berdosa menjadi korban dan menimbulkan teror terhadap penduduk sipil, rakyat menuntut pemerintah untuk mengambil tindakan. Pemerintah AS mengacam Iran untuk menghentikan perlawanan, jika tidak akan dibom atom sasaran strategisnya. India dan Pakistan menjadi waspada atas ancaman AS ini, masing-masing menyiagakan arsenal nuklirnya, demikian juga dengan Israel. Russia dan Tiongkonk juga meningkatkan siaga perangnya.
Dalam situasi demikian, rakyat Iran berdemontrasi menolak pemerintahnya untuk menyerah terhadap ancaman AS. Selat Hormuz tetap diblokade, sehingga harga minyak terus melonjak, supply minyak kedunia terganggu. Salah satu kapal patroli AS hancur di selat Persia diserang dengan kapal bunuh diri Iran. Semua Kedubes dan kantor perwakilan AS di kawasan ini telah didemo dan diserang. Di Jakarta, Kuala Lumpur, Benggala terjadi huru hara anti AS. Konsulat Jenderal AS di Pakistan dibakar habis, marinir AS yang ditempat di kantor tersebut melepaskan tembakan kearah demontran, akibatnya kaontor perwakilan ini dibakar, dari pembakaran ini 40 orang AS meninggal, dan banyak demontran Pakistan tewas.
Walaupun dalam negara AS tidak terjadi serangan teororis baru, namun petugas palang merah AS berada dalam keadaan siagapenuh dan membuat kepanikan dikalangan penduduk sipil. Penerbangan AS anjlok hingga lebih dari 50%. Washington dalam siaga I, menangkap banyak pemimpin Muslim yang mereka curigai. Berdasarkan UU dari Komisi Militer 2012 yang ditetapkan menurut landasan Autoritas Pertahanan National, beberapa aktivis anti-perang dipenjarakan di pejara militer dan di Guantnamo.
Israel terus mendapat serangan bom yang dilepaskan dari Lebanon. Untuk menghentikan serangan tersebut, Israel mengebom dengan pesawat lokasi-lokasi terpilh di Lebanon. Namun akhirnya pemerintah Israel runtuh, digantikan oleh mantan menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman rezim ultra kanan. Kerusuhan menggoncang Tepi Barat dan Gaza, memaksa Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengundurkan diri dan mengungsi ke Paris. Hamas membentuk pemerintahan sementara. India merasa terancam atas digelarnya arsenal nuklir Pakistan, dan mengingatkan Pakistan bahwa jika terjadi masalah atas keamanan India, New Dehli siap menyerang Islamabad.
AS dengan bom neutron menyerang fasilitas penelitian nuklir Iran di Nantanz, dan mengeluarkan ultimatum jika Iran tetap melawan maka akan diluncurkan satu bom lagi. Iran membalas dengan meluncurkan rudal “Silkworm” ke kapal AL Amerika. Russia dan Tiongkok menyiagakan arsenal nuklirnya pada tingkat tertinggi. Militer Pakistan dan badan intelligen militer dengan bantuan para militan dalam negeri berhasil mengotrol pemerintahan. India menyerang pusat nuklir Pakistan di Wah dan Multan yang diyakini merupakan tempat konsentrasi senjata Pakistan. Namun pakistan sudah dapat memperkirakan hal itu, sempat memindahkan arsenalnya dengan truk terlebih dahulu. Sehingga arsenal ini dapat digunakan untuk membalas serangan New Dehli.
Demikianlah jika terjadi perang kecil saja di teluk Persia antara AS dan Iran, dapat saja memicu Perang Dunia III.
Bahan :
http://military.people.com.cn/GB/16876214.html
http://www.9abc.net/index.php/archives/72111
http://www.msnbc.msn.com/id/46153067/ns/world_news-christian_science_monitor/
http://worldblog.msnbc.msn.com/_news/2012/01/24/10224863-danger-zone-then-and-now-strait-of-hormuz
http://archive.newsmax.com/archives/articles/2002/12/2/214523.shtml
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H