Lihat ke Halaman Asli

Sucahya Tjoa

TERVERIFIKASI

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Bagaimana Kiranya Peran RRT dalam Dua Dekade yang akan Datang di Dunia dan Siapa dan Apa Peran Intelektual dalam Negerinya (11)

Diperbarui: 18 Juni 2015   07:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Justin Yifu Lin(林毅夫)

Masuk Universitas Beijing & Universitas Chicago

Setelah masuk ke daratan Tiongkok berganti nama dari Lin Zhengyi (林正谊) manjadi Lin Yifu (林毅夫), setelah berkeliling ke banyak tempat  akhirnya tiba dan tinggal di Beijing, tapi sebagai warga negara Taiwan hal ini menjadi sedikit sensitif, mulanya dia ingin belajar di Universitas Rakyat Tiongkok (中国人民大学), tapi berhubung “asal usul dirinya tidak jelas” maka ditolak. Maka dia mendaftar dan diterima di Universitas Beijing untuk jurusan ekonomi, untuk ini Lin merasa sangat berterima kasih dan terharu.

Pada 1980, seorang Pemenang Nobel bidang Ekonomi dan professor dari Universitas Chicago---Theodore Schult berkunjung ke Universitas Bejing, pihak univ menunjuk Lin sebagai penterjemah. Schult sangat terkesan atas penterjemahan dan pengetahuan Lin dalam bidang ekonomi. Sepulangnya Shult ke AS mengusahakan Lin untuk dapat beasiswa belajar di Falkultas ekonomi di Universitas Chicago.

Pada 1982 Lin Yifu mendapat gelar Master dalam bidang politik ekonomi (S2) di Universitas Beijing, selanjutnya meneruskan di Universitas Chicago untuk meraih gelar Doktor (S3), menjadi gelombang pertama mahasiswa yang belajar ke AS pada era kebijakan Reformasi dan Keterbukaan. Pada 1986 meraih gelar Dokter (S3), dengan pembimbing disertasinya Prof. Theodore Schult. Pada 1986-87, Lin sebagai visiting scholar (siswa kunjungan) untuk melakukan penelitian post doktoral di Center for Economic Growth di Universitas Yale untuk satu tahun. Istri Lin di Taiwan setelah mendengar suaminya belajar di AS,  pada 1983 boyongan dengan anak-anaknya belajar ke AS untuk berkumpul kembali dengan suaminya.

Tentang perkembangan Li Yifu di AS, pihak Taiwan sama sekali tidak mengetahui, tapi ketika kuliah di Universitas Chicago, ada beberapa mahasiswa asal Taiwan yang sudah mengetahui latar belakang Lin. Seperti mantan Menteri Keuangan Taiwan Christina Liu (劉憶如) pada 1986  pernah kuliah di Universitas Chicago di Fakultas Ekonomi untuk S3 bidang ekonomi, tapi ketika dia pertama kali datang ke Universitas ini kuliah di jurusan Adminstrasi Bisnis jadi tidak kenal Lin Yifu. Tapi akhirnya ketika Liu ditunjuk sebagai Ketua Perkumpulan Pelajar Tionghoa, pada waktu itu mahasiswa orang Tionghoa masih sedikit, maka anggotanya terdiri dari mahasiswa Tionghoa asal Taiwan, Tiongkok, Hong Kong. Liu yang sebelumnya tidak mengenal Lin Yifu, karena sama-sama belajar untuk meraih S3 bidang ekonomi yang sama, akhirnya kenal dan berhubungan dekat, dan tahu latar belakang Lin.

Meninggalkan AS Kembali Ke Tiongkok

Pada 1987 setelah selesai penelitian di Universitas Yale, dia memboyong keluarganya kembali ke Tiongkok daratan, dan menjadi asisten dosen di Universitas Beijing, dan menjabat sebagai Wakil Direktur Dewan Negara Pusat Penelitian Pembangunan & Institut Pembangunan Pedesaan (國務院農村發展研究中心發展研究所副所長). Menjadi orang Tionghoa “pendatang” pertama ahli ekonomi , dengan membawa 30 koper bahan-bahan ilmu ekonomi barat ke Tiongkok, yang kelak menjadi dasar dalam peletakan penelitian ilmu ekonomi Tiongkok. Pada 19993 resmi diangkat sebagai dosen penuh.

Pada Agustus 1996 bersama Yi Gang (易纲), Hai Wen(海闻), Zhang Weiying(张维迎), Zhang Fan(张帆) dan Yu Mingde (余明德) dan lainnya sebanyak 6 orang mendirikan Pusat Penelitian Ekonomi Tiongkok Universitas Beijing (北京大学创办中国经济研究中心), dan Lin Yifu sebagai Direkturnya, yang kelak menjadi garda depan untuk penelitian/riset ekonomi Tiongkok, hingga kini masih menjadi salah satu think tank penting untuk kebijakan ekonomi Tiongkok.

Lin Yifu mengatakan, Pusat Penelitian Ekonomi Tiongkok memiliki tiga posisi : Menjadi Pusat Inovasi dalam pengajaran ilmu ekonomi; Sebagai pusat penelitian kebijakan reformasi dan keterbukaan diri Tiongkok; Sebagai pusat pertukaran akademik Tiongkok dan dunia Internasional. Didukung oleh Rektor Universitas Beijing Wu Shuqing (吴树青), Pusat Penelitian Ekonomi Universitas Beijing ini menjadi pusat akademik khusus untuk seluruh Tiongkok. Di Tiongkok sebelumnya makro ekonomi, mikro ekonomi, ekonometrik, ekonomi pembangunan dan program ekonomi internasional, diharuskan berbasiskan “Ekonomi Politik Marxisme”( 马克思主义政治经济学). Demikian juga di Taiwan harus berbasiskan pada “Pikiran Bapak Pendiri Negara” (國父思想), semua kurikulum harus mendapat perhatian dari pusat pemerintah. Namun sejak 1994, Lin dapat mendobrak konvensi ini dalam “politik ekonomi” dengan memperkenalkan teori dan metodologi ekonomi Barat.

Prestasi Lin Yifu

Pada 1987 sekembalinya Lin ke Universitas Beijing, saat itu sedang gencar-gencarnya terjadi perdebatan tentang Politik Ekonomi Tiongkok, demikian juga dalam Pusat Penelitian Ekonomi Tiongkok Universitas Beijing yang didirikan Lin bersama teman-temannya. Pandangan mereka secara langsung telah mempengaruhi kebijakan yang diambil oleh pihak berwenang pusat. Salah satu contoh, pada 1997 usulan Lin Yifu tentang “Kunci Berada Pada Beralihan Tujuan Strategis----Tentang Penilaian Resolusi Sidang Pleno Sentral PKT ke- 14” (PKT=Parati Komunis Tiongkok). Disebutkan bahwa tentang reformasi BUMN masih belum jelas, proposi pendapatan pemerintah pusat yang rendah, korupsi dan masalah serius lainnya. Kemudian muncul kebijakan PM Zhu Rongji(朱鎔基) Tiongkok pada waktu itu. Banyak media yang memberitakan bahwa Lin  Yifu menjadi think-tank Zhu.

Lin Yifu mengusulkan bahwa Tiongkok harus tetap terus menerapkan strategi pengembangan “Keunggulan Komperatif/Comparattiive Advantage”, dengan modal yang kecil untuk masuk ke teknologi canggih, secepatnya mengumpulkan modal untuk mencapai peningkatan industri. Selain itu Lin juga percaya bahwa reformasi perusahaan milik negara merupakan kunci untuk mempertahankan pembangunan ekonomi yang pesat, dengan mereformasi BUMN barulah dapat menyebabkan terjadinya kondisi keadilan pada perekonomian swasta. Lin selamanya menaruh optismistik terhadap perkembangan perekonomian Tiongkok , dan percaya bahwa pada sekitar 2030 ekonomi Tiongkok akan menjadi terbesar di dunia.

Lin berpendapat bahwa pemulihan perekonomian dunia berada dalam persimpangan jalan, negara-negara maju masih perlu mengadakan reformasi struktural untuk meningkatkan firewall untuk meredam effek difusi krisis utang menjadi sangat penting. Walaupun sudah ada beberapa tanda-tanda pemulihan ekonomi dunia, tetapi masih harus menghadapi beberapa tantangan yang lebih berat, terutama di negara maju menghadapi pengangguran yang tinggi, kapasitas pemanfaatan yang rendah, defisit anggaran yang besar dan masalah struktural lainnya masih belum hilang, sehingga mengakibatkan pertumbuhan ekonomi menjadi lemah secara keseluruhan.

Pada tahun 2005, Lin terpilih menjadi akademikus Third  World Academy of Sciences. Pada 4 Pebruari 2008, Presiden Bank Dunia Robert Zoellick resmi mengumumkan Justin Yifu Lin sebagai Senior Vice Presiden, Kepala Ekonomi Bank Dunia dan Kepala Pengembangan Ekonomi, untuk menggantikan Bourguignon yang meninggalkan jabatan ini pada 31 Mei 2007. Lin menjadi orang pertama dari negara berkembang yang ditunjuk untuk jabatan ini dalam sejarah Bank Dunia.

Lin dengan membawa pemahamannya yang mendalam terhadap 30 tahun pembangunan ekonomi Tiongkok, memulai karirnya di Bank Dunia untuk masa jabatan 4 tahun (2008-2012). Barat yang salama itu masih sering menyalah tafsirkan terhadap Tiongkok dan Asia untuk kembali merefleksikan kembali pandangannya. Banyak ekonom yang percaya bahwa Asia adalah benua yang paling tidak mempunyai harapan, mengira bahwa Afrika lebih ada harapan daripada Asia, dan Amerika Latin bahkan lebih memberi harapan, tapi kenyataannya pembangunan ekonomi secara umum negara-negara Asia jauh lebih baik dari pembangunan di Afrika dan Amerika Latin. Menurut Lin ini adalah kesalahan penilaian dari Bank Dunia dalam membantu negara-negara berkembang dalam memecahkan masalah-masalah mereka.  Tujuan Bank Dunia adalah untuk membantu negara-negara berkembang mengembangkan ekonomi dan memecahkan masalah kemiskinan, memang ada banyak kemajuan yang telah dicapai bertahun-tahun, tetapi dibanyak tempat hasilya masih tidak memuaskan.

Dalam kurun waktu 1990 – 2000, makalah Lin telah terpakai beberapa kali didunia internasional, menjadi ekonom peringkat dunia ke 205. Peringkat tertinggi kedua untuk enonom Tionghoa. Lin menggambarkan bahwa ekonomi Tiongkok menjadi “ajang penelitian yang memberi kesempatan baik” (近水樓台先得月=berdiri diatas panggung tinggi ditepian telaga dapat lebih dulu melihat bayangan rembulan=berada pada tempat tugas dengan kondisi yang menguntungkan, sehingga memberi banyak kesempatan). Lebih lanjut ia mengatakan dengan mengikuti bobot perkembangan ekonomi Tiongkok yang terus menanjak didunia, untuk menjelaskan dalam makalah fenomena ekonomi Tiongkok akan makin lama makin menjadi perhatian internasional.

Salah satu contoh pada 1992 terbitan makalah Lin tentang “Reformasi Pedesaan dan Pertumbuhan Pertanian di Tiongkok” di  “American Economic Review”  , makalah ini menjadi salah satu paling banyak dikutip dalam artikel di “US Information Science Research Papers in Economic” antara tahun 1980-1998.

Fokus Lin dan sumbangsih atas Reformasi dan Perkembangan Ekonomi Tiongkok yang lama dalam intitusi ekonomi, telah banyak memberi kontribusi yang luar biasa untuk peneltian tentang reformasi pedesaan dan pengembangan di Tiongkok dan luar negeri. Telah diterbitkan lebih dari 30 akademik monograf termasuk “informasi lengkap dan reformasi perusahaan milik negara” (充分信息及国有企业改革) telah diterjemahkan dalam bahasa Jepang, “China Miraccle:Development Strategy and Economic Reform” (中国的奇迹:发展战略与经济改革) telah diterjemahkan dalam bahasa Inggris, Jepang, Korea, Prancis, Vietnam, Rusia, dan versi-versi lain terus diperbaharui/ update beberapa kali.

Pada akhir 2011, sebuah buku Lin “Mendekripsikan Ekonomi Tiongkok” (解密中国经济) telah diterbitkan oleh  Cambridge University Press. Status Lin resmi menjadi “orang dalam” yang telah menafsirkan peristiwa ekonomi penting lebih dari 30 tahun kebangkitan Tiongkok, dan dibalik alasan perkembangan pesat ekonomi Tiongkok dan dapat meninggalkan dunia Barat pada abad ke-19 ini, kini menjadi topik diskusi dan interpretasi yang hangat.

Karya tulis Lin lain : “Lagi Pengembangan Sistim, Teknis Terhadap Pertanian Tiongkok”(再论制度、技术与中国农业发展) mendapat hadiah terbaik dari Departemen Pendidikan Tiongkok bidang Akademik Humaniora dan Penelitian Ilmu Sosial sesi ketiga.  Bab IV “Sistim harga Ganda Pasokan Respon : Teori dan Bukti Empiris” (价格双轨制与供给反应 :理论与来自中国农业的经验证据) mendapat penghargaan Sun Yefan Papers Award yang ke-9. (荣获第九届孙冶方经济科学论文奖).

Pada 1999 “Perubahan Teknologi dan Distribusi Pendapatan Keluarga”( 技术变迁和家庭收入分配/Technological Changed and The Family Income Distribution) menjadi “Australian Bureau of Agricultureal and Resource Economic’s Best paper.

Pada 1993, mendapatkan University of Minnesota Center for International Food and Agriculture Policy Paper Best Policy.

Pada 1997, mendapatkan Sir John Clough Prize dari Agricultureal and Resource Economic Society.

Pada 2000, mendapatkan The American Social Science Citation Index Classic Citation Award.

Pada 2009, dianugerahi gelar Doktor kehormatan dari Universitas Fordham AS, Universitas Clermont-Ferrand, Universitas Nottingham, City University of Hong Kong, Hong Kong University of Science and Technology.  ( Bersambung..... )

Sumber :

http://www.1688.com.au/site1/news/forum/2012/03/31/172295.shtml

http://zh.wikipedia.org/wiki/%E6%9E%97%E6%AF%85%E5%A4%AB

http://english.pku.edu.cn/News_Events/News/Campus/9455.htm

http://mypaper.pchome.com.tw/kuan0416/post/1281895894 搶救台灣的{雷恩大兵}(管仁健/著)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline