Lihat ke Halaman Asli

Sucahya Tjoa

TERVERIFIKASI

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

APEC Menjadi Ajang Pertarungan Raksasa Ekonomi Dunia (1-12 )

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KTT APEC Beijing, Tiognkok

[caption id="" align="aligncenter" width="518" caption="Presiden Jokowi pada KTT APEC Beijing, Tiongkok"][/caption]

Sesudah 13 tahun KTT Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) kini telah diadakan lagi di Tiongkok 5-11 Nopember 2014 di Beijing Tiongkok. KTT APEC kali ini akan berbeda dengan yang terakhir kali diadakan. Kini latar belakang keadaan internasional sudah terjadi perubahan yang luar biasa.

Pertama, negara-negara sedang berkembang sudah berkembang dengan pesat, yang diwakili oleh Tiongkok. Yang kedua kepemimpinan AS dan negara-negara Barat lainnya sedang menurun setiap hari. Di satu sisi, negara-negara sedang berkembang butuh untuk lebih banyak berintegrasi ke dalam sistim perdagangan global. Namun di sisi lain perkembangan yang terjadi sekarang ini menguatirkan negara-negara berkembang, dimana kelebihan mereka selama ini akan tersusul. Karena itulah, kerjasama politik dan ekonomi internasional sarat dilatar bekangi dengan permainan intrik.

Tahun ini Tiongkok sekali lagi menjadi sorotan dunia, sebagai negara ekonomi besar kedua dan negara perdagangan terbesar di dunia. Setiap langkah yang dilakukan Tiongkok menjadi perhatian menarik, lebih-lebih lagi dalam KTT APEC ini berkumpul pimpinan 21 negara yang menempati posisi penting dalam ekonomi dan perdagangan dunia.

Pada tahun 2003, PDB APEC US$ 42,5 trilyun merupakan 56,5% dari PDB dunia yang US$ 74,9 trilyun. Yang menjadi puncak bahasan dari APEC tahun ini adalah jalan perumusan untuk Kawasan Perdagangan Bebas Asia-Pasifik (FTAAP/Free Trade Area of Asia-Pacific ). Ini akan menjadi awal dari sejarah.

Dibanding dengan Uni Eropa (EU) Eropa dan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA/North America Free Trade Agreement) Amerika Utara. Integrasi ekonomi Asia-Pasifik masih belum terbentuk, ini yang membatasi ekonomi Asia-Pasifik dari pengembangan lebih lanjut. Dan hal itu juga yang melemahkan suara dari kawasan Asia-Pasifik dalam urusan ekonomi dunia. Sebagai contoh, di IMF organisasi ekonomi kelas dunia ini, Tiongkok hanya memiliki 4% hak suara, Meksiko, Brasil, India, dan negara-negara lainnya juga memiliki hak suara yang sama rendah, Tapi hak suara Belgia lebih tinggi daripada negara-negara yang disebutkan ini.

APEC awalnya diprakarsai AS, tapi kemudian justru berkembang melawan beberapa keinginan/kepentingan AS, sehingga tidak mencapai tujuan tahap awal yang diharapkan dari perjanjian perdagangan bebas, akibatnya kepentingan AS dalam APEC terbuai.

Selama bertahun-tahun, Tiongkok telah mengusulkan pembentukan kawasan perdagangan bebas. AS awalnya mendorong untuk kawasan perdagangan bebas Asia-Pacifik, tetapi karena AS kemudian memfokuskan sebagian besar usahanya pada perjanjian Trans-Pasifik Partnership (TPP), sehingga FTAAP menjadi dinomor duakan. Namun, saat ini daerah perdagangan bebas Asia-pasifik lebih dibutuhkan dari sebelumnya, lebih-lebih setelah krisis finansial global, Asia-Pasifik terlihat cendrung terfragmentasi.  ( Bersambung ..... )

Sumber : Berbagai Media Tulis dan TV Internasional

-http://en.wikipedia.org/wiki/Asia-Pacific_Economic_Cooperation

-http://www.bbc.com/news/world-asia-29999782

-http://www.bbc.com/news/world-asia-29983948

-http://www.bbc.com/news/world-asia-china-29957115

-http://www.bbc.com/news/world-asia-29983537

-http://www.xinhuanet.com/world/2014apec/

-http://www.xinhuanet.com/world/2014apec/

-http://news.xinhuanet.com/photo/2014-11/11/c_127199600.htm

-http://www.fmprc.gov.cn/mfa_chn/gjhdq_603914/gjhdqzz_609676/lhg_609918/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline