Dalam ringkasan sejarah, ekonom AS --- F.William Engdahl dalam bukunya “A Century of War” menunjukkan: Pengedalian harga minyak adalah pratik yang paling rahasia di dunia, selain dari kontrol harga heroin.*3
Sangat mudah untuk dapat melihat fluktuasi harga minyak sering berasal dari teori konspirasi. Tapi ketika kembali lagi ke krisis harga minyak saat ini, orang tidak bisa tidak harus memperhatikan teori konspirasi terlihat agak rumit. Apa yang awalnya dikira seperti teori konspirasi versi lama, dimana AS dan Arab Saudi bersama-sama bergabung untuk mengerjai Rusia yang diselingi dengan unsur-unsur memerangi otoritas minyak tua Arab Saudi yang menggunakan teknologi murni minyak Arab Saudi sebagai kartu truf untuk mencekik revolusi energi baru AS.
Dan dalam hal ini sulit untuk tidak mencurigai Rusia sedang menunggu dan melihat untuk meraih keuntungan. Apa yang awalnya muncul dari pertempuran rasional strategis, tampaknya kini berkembang menjadi persaingan konflik yang bersifat rumit dan membingunkan. Kejadian ini membuat orang berpikir dengan keraguan : Apakah konspirasi ini benar-benar orisinil drama permainan harga atau dibalik itu ada propagator lainnya ?
Seperti seluruh dunia menjadi kesulitan membuat kesimpulan yang pasti tentang konspirasi seputar jatuhnya harga minyak kali ini. IEA merilis laporan pasar minyak Nopember ’14, yang menjadi perhatian bagi publik dunia. Laporannya menunjukkan pada tahun 2014, permintaan dunia untuk minyak mentah harian sebanyak 92,4 juta barrel per hari, dan pada bulan Oktober’14 pasokan minyak mentah harian dunia telah mencapai 94,2 juta per hari. Ini berarti dari produksi harian dunia minyak mentah ada 1,8 juta barrel yang surplus atau tidak diperlukan (kelebihan).
Penjelasan IEA lebih pada sisi permintaan, dikarenakan pemulihan ekonomi dunia yang kurang diharapkan, selain itu permintaan energi dari Tiongkok juga melemah karena perkembangan ekonominya juga melemah, ditambah dari pertumbuhan impor minyak mentah Tiongkok dari beberapa negara Asia-Pasifik.
Pertumbuhan permintaan dari beberapa negara lain juga terhambat, karena itu permintaan untuk minyak mentah tahun ini mungkin akan jatuh ke titik paling rendah dalam lima tahun. Tapi di sisi penawaran di pasar internasional terlihat pertumbuhannya lebih tinggi dari yang diharapkan. Hal ini terutama berkat pertumbuhan yang luas dari produksi shale oil di AS, yang menyebabkan keseluruhan produksi minyak mentah dari enam tahun terakhir ini meningkat 80%, yang dengan sendirinya menyebabkan penurunan berkelanjutan impor minyak mentah, dimana dengan tidak langsung mempengaruhi pasokan dan permintaan dunia.
Denis Raksha, seorang ekonomis Rusia mengatakan : Ada beberapa faktor mengapa harga minyak jatuh. Penyebab pertama karena terus meningkatnya ekstraksi minyak dunia. Yang kedua, meningkatnya harapan akan ekstraksi minyak. Yang ketiga, ekspektasi pengurangan yang berkelanjutan dari konsumsi minyak.
Xiang Songzuo memberi komentar bahwa pada umumnya ekonomi dunia sedang melambat, terutama ekonomi pasar yang baru tumbuh umumnya melambat, Tiongkok, India, Brazil juga melambat, begitu juga Amerika Selatan dan Afrika.
Ekonomi dua wilayah yang sangat besar dengan kebutuhan energi negara-negara maju untuk minyak mentah seperti Jepang dan Eropa pada dasarnya terkunci dalam pertumbuhan negatif. Jadi pengamat percaya bahwa pada musim gugur ini harga minyak telah dikuasai oleh faktor ekonomi riil menempati komponen yang sangat penting. Ada juga faktor-faktor lain yang diketahui banyak negara, termasuk Rusia, Nigeria, Libya dan Venezuela yang masih mengandalkan ekspor minyak mentah.
Ekonomi negara-negara diatas sangat tergantung pada ekspor minyak mentah, bagi mereka jika kecepatan peningkatan dari produksi mereka lebih tinggi dari cepatnya harga turun, maka mereka akan menghasilkan uang. Sehingga kita dapat melihat beberapa tahun terakhir ini, tingkat produksi minyak mereka mengalami peningkatan yang sangat cepat. Pasokan meningkat, sedang permintaan menurun. Dalam hukum makro-ekonomi faktor fondamental ekonomi pasokan dan permintaan seimbang menyebabkan penurunan tajam harga minyak.
Tidak heran jika satu media meringkaskan sebagai berikut : Dengan turunnya harga minyak, pada akhirnya akan ada upaya yang dasyat untuk berkonsentrasi mengubah keseimbangan antara permintaan dan pasokan. Selain dari ketidak seimbangan antara permintaa dan pasokan, para pakar energi juga ada yang memberi jawaban yang tersembunyi.
Proses seperti ini telah dialami beberapa kali sepanjang sejarah. Pada masa lalu saat kayu digantikan oleh batu bara, dan kemudian ketika minyak menggantikan batu bara, ini semua disebabakan adanya perubahan global. Kini gas alam mulai menggantikan minyak dan batu bara, ini berefek sangat besar pada dunia. Dan ini juga mengapa dunia terus berfokus pada isu-isu ini. Demikian menurut Han Xiaoping, Senior Researcher at Energy Orgamization China.
Lebih lanjut Xiaoping mengatakan, itulah dasar dari latar belakang ini. Jadi ketika struktur energi berubah, seluruh dunia akan berubah. Kami juga melihat bahwa negara-negara ini sedang bekerja keras. Untuk negara-negara penghasil minyak, hal ini menjadi dorongan terakhir mereka. Energi baru dan energi terbarukan juga melakukan dengan cara yang sama. Untuk bertahan hidup, mereka harus menjalani babak baru revolusi, yang pada akhirnya mereka melihat siapa yang lebih tegas, dan siapa yang bisa bertahan dalam revolusi tersebut, dan dialah yang akan muncul sebagai pemenang pada akhirnya.
Apakah hukum pasar makro ekonomi atau sejarah revolusi energi manusia, untuk setiap pemain yang mahir dalam strategi, dua tangan yang tidak terlihat (invisible) ini tidak dapat di manipulasi dan pasti tidak bisa ditolak. Dan tangan-tangan tak terlihat ini yang mungkin manipulator yang sesungguhnya di balik ini semua, mereka bukan satu-satunya kekuatan yang menyebabkan krisis harga minyak ini.
( Bersambung ..... )
Sumber : Media TV dan Tulisan Dalam dan Luar Negeri.
-http://www.opec.org/opec_web/en/
-https://groups.yahoo.com/neo/groups/Migas_Indonesia/conversations/messages/46456
-http://www.liveleak.com/view?i=60e_1275280267*3
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H