Lihat ke Halaman Asli

Sucahya Tjoa

TERVERIFIKASI

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

SU-27/30 Jet Tempur Buatan Rusia Salah Satu Alutsista TNI-AU

Diperbarui: 17 Maret 2016   11:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1422973625460845165

[caption id="attachment_367076" align="aligncenter" width="630" caption="Pesawat SU-30MK TNI-AU"][/caption]

1422974056732906067

Jet Tempur SU-27 dirancang oleh Sukhoi Design Bereau dan dimanufaktur oleh Irkut Corporation. Versi untuk ekspor SU-27SK, oleh NATO dijuluki Flanker (Tukang Patroli).

Dalam operasi pesawat ini dilengkapi dengan berbagai alat tempur secara mandiri diatas wilayah musuh, baik untuk pengawalan pesawat yang akan merusuk dan menyerang lapangan udara musuh.

Pesawat ini siap melakukan pertahanan udara pada umumnya yang bekerjasama dengan stasiun kontrol udara di daratan. Varian untuk angatan laut dengan sayap yang dapat dilipat disebut SU-33.

Pesawat ini mulai diproduksi pada tahun 1982 dan masuk dalam jajaran alutsista Rusia, Ukraina, Belarus, Khazakstan, Uzbeskistan, Vietnam dan Indonesia. Dan ada yang diproduksi dibawah  lisensi di Tiongkok. Variannya SU-30MK dijual ke India dan diproduksi disana berdasarkan lisensi.

142297415883889962

Su-27 pesawat dengan sirip ganda yang sangat terintegrasi, badan pesawat (airframe) dibuat dengan titanium dan aluminium alloy berkekuatan tinggi. Kompartemen mesin dilengkapi dengan fairing panjang ramping yang stream-line antara kompartemen dan konsol ekor. Sirip dan konsol ekor horinzontal melekat pada tail beams (batang ekor).

Bagian beam utama antara kompartemen mesin menjadi kompartemen peralatan, tanki bahan bakar dan tempat rem parasut. Fuselage head (kepala pesawat) berkontruksi semi-monocoque yang termasuk juga cockpit, kompartemen radar dan tempat avionik.

14229742551325931694

Pesawat ini dilengkapi dengan senjata mesin GSH-301, 30 mm dengan 150 butir amunisi serta berbagai rudal, roket dan bom yang dipasang pada sepuluh haardpoint external. Pelacakan untuk pesawat inframerah dan sistem pencari, laser rangefinder (pengukur/pengintai jarak laser) dan helmet mounted target designator provide detection ( data target yang bisa terlihat pada layar helmet ), pelacakan dan kemampuan penyerangan.

Rudal untuk sasaran udara ke udara yang dapat dibawa : R-27R1 (AA-10A Alamo-A/untuk istilah NATO), semua aspek rudal jarak menengah dengan semi-aktif radar homing dan R-27T1 (AA-10B Alamo-B/untuk istilah NATO) dengan pelacak infra-merah dengan jarak 500 m hingga 60 km, dan R-73E (AA-11 Acher/NATO), rudal untuk pertempuran jarak pendek udara ke udara dengan pelacak inframerah yang berkisar dari 300 m hingga 20 km.

Semua peralatan militer ( bom ) untuk misi  serangan dari udara ke daratan lainnya: 100 kg, 250 kg, dan 500 kg yang dijatuhkan dan bom udara konvensional, bom api 500 kg, RBK cluster bom 25 kg dan 500 kg dan roket udara biasa C-8, C-13 dan C-25 (unguided aerial missiles).

SU-27 juga dilengkapi dengan elektronik countermeasure baru untuk pesawatnya sendiri dan untuk saling melindungi kelompok dari depan dan belakang. Sistim countermeasure termasuk nyala lampu pilot illumination radar warning receiver, chaff dan inframerah decoy dispensers dan jammer multi-mode aktif yang terletak di ujung sayap pods (wingtip pods).

SU-27 dilengkapi dengan Doppler radar dengan pulsa koheren Phazaotron N001 Zhuk yang bisa sambil melacak ketika meng-scan dan melihat ke bawa dan berkemampuan untuk menembak.

Radar mampu mendeteksi terhadap target 3 m2 untuk jarak lebih dari 100 km untuk sasaran belahan depan dan 40 km untuk sasaran belahan belakang. Radar memiliki kapasitas mencari, mendeteksi dan melacak hingga 10 target secara otomatis terhadap kemungkinan ancaman dan penilaian priotitas.

Memiliki sistim elektro-optik OEPS-27, yang mencakup pencarian dan mengikuti sasaran dengan inframerah (IRST/infrared search & track ) yang menyatu dengan laser rangefinder (pengintai jarak laser).  Kemampuan dari elekto-optik 40 – 100 km, tergantung pada aspek sudut yang disajikan oleh target.

Radio komunikasi yang menyajikan suara dan data, komunikasi radio VHF/UHF antara pesawat dan stasiun daratan dalam jangkauan penglihatan, radio komunikasi pesawat dengan stasiun kontrol daratan bisa hingga jarak 1500 km, data link ter-acak (encrypted) untuk pertukaran informasi pertempuran antara pesawat, dan dengan petunjuk komando dari stasiun kontrol daratan dengan menggunakan modus intersepsi otomatis.

Versi terakhir yang digunakan di AU Rusia SU-27SM dilengkapi dengan electro-optical fire-control system yang dipasok oleh Urals Optical and Mechanical Plant (YOM3), dan Geofizika FLIR pod. Sistim radar yang dipasok Leninef of St. Petersburg. Electronic Countermeasure suite TsNIRTI.

Mesin SU-27SK  menggunakan dua AL-31F turbofan dengan thrust 145 kN (33.000 lbs), dari Lyulka Engine Design Bureau (NPO Saturn). Setiap mesin memiliki dua intake udara :  primary wedge intake dan louvre air intake.

Poros kembar (twin-shaft) turbo-fan dengan after-turbine flow mixing, sebuah after burner umum, sebuah semua-mode variable luas untuk jet exhaust nozzle, sebuah indepent start dan kontrol elektronik utama, serta cadangan hydro mechanical engines mode control system. Bagian dari mesin yang bersuhu tinggi terbuat dari titanium alloy.

TNI-AU telah memiliki 16 pesawat terdiri dari : 2 pesawat SU-27SK, 3 pesawat SU-27SKM, 2 pesawat SU-30MK dan 9 pesawat SU-30 MK2.

SU-27SKM dan SU-30MK2 merupakan varian ekspor hasil dari program upgrade, yang banyak mengalami modifikasi termasuk penambahan untuk digital cockpit dengan avionik yang diperbarui, tambahan hardpoint pada sayap yang mampu membawa 8000 kg senjata agar lebih banyak pilihan jenis senjata, upgrade radar dan ECM (Electronic Countermeasures untuk meng-jam radar mush dll), kemampuan pengisian bahan bakar di-udara.

Modifikasi ini dapat mengubah SU-27SK menjadi pesawat tempur yang unggul di udara menjadi pesawat multi-role untuk pesawat tempur dan penyerang. SU-30 yang memang multi-peran mudah untuk ditingkatkan kemampuannya. Sehingga bisa ditingkatkan kinerjanya untuk menyaingi pesawat tempur buatan AS kecuali F-22 Raptor.

Indonesia membeli untuk pertama kali pada tahun 2003, dengan kontrak US$ 192 juta melalui Rosoboronexport  saat di-embargo AS, untuk 2 pesawat SU-27SK kursi tunggal dan 2 unit SU-30MK dengan kursi ganda. Pada 2007  menandatangani MOU sebesar US$ 355 juta untuk 3 pesawat SU-27SKM dan 3 pesawat SU-30MK2 dengan menggunakan mesin ganda AL-31F turbofan, dan sudah dikirim pada 2007.

Pada  2011 melakukan lagi pembelian 6 pesawat SU-30MK2 dengan transaksi total kira-kira US$ 1,02 trilyun. Pesawat penyerangan angkatan laut dan bisa juga untuk pelatihan pilot, dilengkapi dengan sistim fire-control yang ditingkatkan untuk memungkinkan peningkatan kemampuan deteksi sasaran permukaan,  udara-udara dan udara ke permukaan. Dan persenjataan yang dapat dipasang di 12 hardpoint (cantelan) Namun latihan simulator dilakukan di Tiongkok, karena faktor harga.

Fitur tambahan termasuk sistim dalam pengisian bahan bakar dalam penerbangan (di udara), dengan memperkuat badan pesawat dan kapsitas bahan bakar dengan berat take-off hingga 30 ton. Pengiriman pesawat dilakukan 2013.

SU-27 & SU-30 versi Tiongkok

Sekitar 2009, Tiongkok meluncurkan seri produksi jet tempur J-10, J-11 dan FC-1 yang dituduh meniru SU-27/30 dan Mig-29. Bahkan Tiongkok menargetkan untuk menjual 1200 pesawat dengan harga yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan Rusia.

Pada 2003 Tiongkok menolak untuk memperpanjang produksi dibawah lisensi pesawat SU-27CK dan mulai membangun pesawat jet sendiri dengan men-copy dan analog (mengkloning) Jet Rusia. Juga membuat suku cadang yang serupa dan sama tapi dengan harga yang kompetitif.

Tiongkok melakukan pemasaran yang bersaing dengan Rusia untuk industri pertahanan, dan membuat perlengkapan pesawat udara yang lebih murah dan effisien. Pejabat Malaysia telah melakukan pembelian suku cadang Jet tempur buatan Rusia dari Tiongkok.

Seperti diketahui Malaysia Royal Airforce memiliki 18 pesawat Jet SU-30MKM buatan Rusia. Tapi pernah terjadi sejumlah insiden serius ketika produsen Rusia tidak bisa mengekssekusi kontrak mereka dengan memberikan suku cadang ke Malaysia. Dan harus menolak eksploitasi pesawat MIG-29. Pusat teknis yang dijanjikan di India tidak pernah terwujud baik.

 

[caption id="" align="alignnone" width="614" caption="J-11B buatan Tiongkok yang menggunakan mesin WS-10 ( Sumber : ausairpower.net / Air Power Australia )"]

J-11B buatan Tiongkok yang disamakan dengan SU-27 series (Sumber:ausairpower.net)

[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="622" caption="J-11B Air-borne Instruments dan Sistem (Sumber : Ai Power Australia / ausairpower.net )"]

J-11B Air-borne Instruments dan Sistem (Sumber : Ai Power Australia / ausairpower.net )

[/caption]

Sedang Rusia telah melakukan pasokan 76 unit SU-27 ke Tiongkok sejak tahun1992. Pada 1995  Rusia memberi lisensi kepada Tiongkok untuk merakit lebih dari 200 pesawat tersebut. Dan Tiongkok dituduh telah mengkloning SU-27 menjadi J-11B. Karena awalnya Rusia telah mengirim suku cadang 100 kit ke Tiongkok. Tetapi sejak 2003 Tiongkok menolak untuk memperpanjang lisensi tersebut.

Demikian juga dengan varian SU-30 sebelumnya sebanyak hampir 100 unit telah dikirim selama sebelum tahun 2000. Namun pada 2008, Tiongkok telah merancang pesawat yang sama dan serupa untuk mesin, radar dan peralatan lain untuk pesawat “Rusia” ini, dan pada tahun itu Tiongkok menampilkan pesawat  J-16 yang dikatakan serupa dengan pesawat SU-30 series.

14229765191265917481

Sebenarnya peristiwa hampir serupa telah terjadi sejak jamannya Uni Soviet lama. J-6 dan J-7 dibangun berdasarkan MIG-10 dan MIG-21. Pesawat bomber H-6 merupakan copy-an Tu-16, demikian juga dengan Y-5, Y-7 dan Y-8 tiruan dari An-2, An-24 dan An-12. Namun bagi pengamat menganggap ini merupakan konskuensi alih teknologi yang wajar dalam pengembangan teknologi dalam negerinya. Mereka merasa ini bukan suatu peng-copy-an melainkan suatu upaya dan hasil dari pengembangan teknologi bagi SDM-nya.

 

 

Sumber : Media Tulis & TV luar negeri.

http://english.pravda.ru/world/asia/19-11-2009/110601-china_russia-0/

http://www.defenseindustrydaily.com/indonesias-air-force-adds-more-flankers-03691/

http://www.airforce-technology.com/projects/su27/su273.html

https://www.youtube.com/watch?v=H-G_ssx539M

http://www.defenceaviation.com/2012/02/shenyang-j-16-silent-flanker-chinese-intermediate-stealth-fighter.html

https://www.youtube.com/watch?v=H-G_ssx539M Shenyang J-11 Figthers

https://www.youtube.com/watch?v=colEcnkEbio JF-17 Fighters

http://www.defenceaviation.com/2012/02/shenyang-j-16-silent-flanker-chinese-intermediate-stealth-fighter.html Shenyang J-16 Silent Flanker Chinese Intermediate Stealth Fighter

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline