Manuver Politik AS dan Barat Terhadap Tiongkok
Dan tahun 2014 lalu, topik perekonomian Tiongkok telah melampaui AS jadi berita besar, karena 2014 adalah tahun ke-100 pecahnya Perang Dunia I (P.D.I). Banyak orang membahas apakah sejarah yang mengejutkan akan terulang serupa ?
Pada tanggal 26 Juli 2014, di Ypres, Flander Barat, 28 pemimpin negara Uni Eropa dan pemimpin organsasi Uni Eropa menghadiri Acara peringatan HUT ke-100 P.D.I. Banyak negara diseluruh dunia terutama di Eropa, dimana yang menjadi pusat P.D.I , mempersiapkan serangkaian acara peringatan, yang akan berlangsung selama rentang waktu 4 tahun.
100 tahun yang lalu, pada 1914. Pusat Kekuatan (dunia) dipimpin Jerman dan Kekaisaran Austro-Hungaria dan sekutu, berdasarkan Triple Entente terdiri dari Inggris, Prancis dan Rusia, mulai perang dunia pertama untuk pertempuran demi supremasi. 65 juta tentara bertempur dalam perang, yang melibatkan 30 negara dan wilayah, yang melanda 1,5 milyar penduduk, yang mengakibatkan 30 juta korban di kedua belah pihak. Menjadi satu bencana dari sejarah manusia.
Setelah P.D.I berakhir Eropa runtuh, Kerajaan Jerman, Kekaisaran Austro-Hungaria, Ke-Tsaran Rusia dan Kekaisaran Ottoman semua hancur dan runtuh. Dan Kerajaan Inggris yang dijuluki dimana matahari tidak pernah terbenam, mengalami pukulan yang menghancurkan, sehingga posisi bangsa yang terkuat di dunia diberikan kepada AS, yang kemudian terus berkembang naik.
Pada peringatan ke-100 tahun P.D.I. saat ini, orang lebih memperhatikan pada satu pertanyaan : “Apakah tragedi 1914 akan diputar kembali pada tahun 2014 ?”
Ini yang menjadi topik terpanas dalam sejarah hubungan internasional yang dibahas tahun 2014. Ada yang mengatakan sebagai bangsa yang baru muncul Tiongkok akan menantang tatanan internasional dan supremacy saat ini
Sebelum pecah P.D.I pada 1914, produksi industri bruto Jerman meningkat menembus 16% dari produksi industri bruto dunia, menjadi kedua terbesar di dunia dan pertama di Eropa. Kekaisaran Jerman yang baru ini mulai melakukan koloni dalam rangka memperluas wilayahnya, dan perang menjadi metode akhir antara imperalis Jerman dan Inggris. Dan kini, di mata media Barat, Tiongkok yang baru berkembang ini dianggap berbahaya yang dapat mengancam dan menentang kekuatan AS yang sudah mampan.
Sun Zhe mengatakan, dimata kaum cendikiawan Barat terutama yang dari AS, dalam batas tertentu menganggap perilaku Tiongkok mempresentasikan diri seperti Jerman pada saat itu. Apakah Tiongkok berusaha untuk menantang sistim internasional saat ini ? Apakah Tiongkok ingin menghancurkannya ? Tiongkok telah mengakui sejak reformasi dan melakukan gerakan politik keterbukaan, telah menikmati manfaat dari masyarakat internasional dan manfaat dari sistim internasional saat ini. Itulah perbedaan terbesar, para pemimpin Tiongkok bersikeras untuk melakukan jalur pembangunan dengan damai. Tiongkok tidak seperti AS yang secara terbuka menggunakan kekerasan untuk mengekspor demokrasi. Tiongkok bahkan tidak pernah menyebutkan akan menggunakan kekuatan untuk mengekspor idiologi orang Tionghoa. Perbedaan apa yang saya pikirkan dan apa yang dipikirkan cendikiawan Barat adalah karakteristik bangsa Tionghoa sangat berbeda dari Jerman sebelumnya.
Namun bagaimanapun faktor-faktor demikian tidak bisa menghilangkan kekuatiran publik Barat. Pada 19 Desember 2104, sebuah situs AS “The National Interest” mengemukan seorang pejabat Pentagon, Frank Kendall mengatakan “Selama tujuh puluh tahun AS telah mendominasi militer dan maritim di Asia. Selama ini pasukan AS bisa secara umum mengalahkan setiap tantangan di perairan Pasifik Barat atau di langit diatas mereka. Namun kini Tiongkok dengan cepat men-modernisasi pasukannya. Keunggulan teknologi AS yang lebih dari 20 tahun ini dan telah diandalkan selama ini, kini secara aktif ditantang.”
Pada 4 Desember 2014, sebuah situs “Market Watch” di AS yang menguatirkan akan perkembangan Tiongkok yang melampaui AS memberi komentar : Jangan salah, ini adalah gempa geopolitik dengan skala Richter tinggi. Sepanjang sejarah, politik dan militer selalu bergantungan pada kekuatan ekonomi. Inggris adalah satu lokakarya dunia sebelum mereka memerintah dengan gelombang besar. Dan Ingggris juga dengan penurunan ekonomi yang relatif yang mendahului runtuhnya kekuatannya. Dan cerita yang yang sama dengan kekuatan hegemonik sebelumnya seperti Prancis dan Spanyol.
Selanjut situs ini mengatakan, hal ini tidak akan mengubah apa-apa untuk besok atau minggu depan, tetapi akan mengubah dalam jangka panjang. Kami sudah tinggal di dunia yang didominasi oleh AS setidaknya sejak 1945 dalam banyak hal. Dan kita (Barat) telah hidup selama 200 tahun, sejak Pertempuran Waterloo pada tahun 1815 di dunai ini yang didominasi oleh dua negara konstitusional yang cukup demokratis Britania Raya dan AS untuk semua kekurangannya. Kedua negara ini telah menjadi barisan depan di seluruh dunia dalam hal kebebsan sipil, proses demokrasi dan hak-hak konstitusional.
Zhang Yunling mengemukakan : Saat ini, kemampuan AS untuk mengendalikan dunia sudah lemah, ini menyebabkan kontes antara negara-negara besar (kuat). Tanpa adanya aturan yang seragam di masa depan, mungkin akan terjadi pertarungan. Kedua, jika tidak ada yang bisa melampaui Tiongkok yang sedang menanjak, maka Tiongkok akan menerapkan kebijakan hegemonik, kemudian akan memimpin peperangan. Maka kaum pesimis pecaya bahwa Tiongkok telah kembali ke era reformasi dan status kacau sengketa antara negara-negara besar (kuat) seperti abad ke-19.
Setelah berakhirnya Perang Dingin, produk domestiuk bruto AS (PDB) menanjak dari 24,2% dari PDB dunia pada 1990 naik menjadi 28,6% pada 1998. Dan anggaran belanja militer AS pada 1991 US$ 320.9 milyar, kira-kira setara dengan anggaran belanja militer seluruh negara-negara di dunia. Dalam sejarah umat manusia, tidak ada negara lain yang memiliki keunggulan dan kelebihan militer yang sangat besar sedemikian di semua negara-negara se dunia.
Pada 2012 anggaran pertahanan nasional AS sebesar US$ 690 miliyar, dan setelah ada penghematan pada 2014 masih sebesar US$ 600 milyar.
Menurut Sun Zhe, Amerika bertindak berdasarkan ide-ide Henry Kissinger. Seorang wartawan wanita Italia bertanya kepada Kinssger, mengapa Amerika ingin begitu mau bersimaharajalela kepada yang lain, dan menjadi “polisi dunia”. Kissinger menjawab: dalam film-film Barat Amerika, koboi lebih suka menaiki kuda mereka sendirian, dan pergi ke kota untuk menghentikn kejahatan dan menyebar kebaikan. Ketika mereka melihat penjahat di sebuah bar, mereka akan berduel dan melihat siapa yang bisa menarik pelatuk senjata lebih dulu. Kemudian setelah membunuh orang jahat, tidak akan memberi kompensasi kepada pemilik bar untuk semua gelas dan kaca-kaca yang pecah atau apapun. Mereka tidak akan memberi kompensasi kepada pemilik. Setelah itu mereka akan menaiki kudanya dan pergi ke kota berikutnya untuk mencari lebih banyak penjahat. Jadi dalam diplomasi AS, banyak berperilaku demikian, seperti menginvasi Irak, dan melakukan tindakan kepada Libya, mereka menjunjung tinggi semangat koboi. Namun disisi lain, masih banyak memiliki segala macam alasan. AS mengatakan “Anda mengatakan ingin menyodok hidung saya dalam bisnis dunia, tetapi dalam dunia yang kacau ini, Anda membutuhkan seseorang seperti saya untuk membantu. Bukan? AS menyelubungi dirinya dengan tabir idelisme dan melakukan perilaku diplomatiknya sendiri.
( Bersambung ....... )
Sumber : Berbagai Media TV dan Tulisan Luar Negeri.
http://www.foxnews.com/world/2014/12/06/china-surpasses-us-to-become-largest-world-economy/ China surpassed U.S. to become largest world economi
http://www.marketwatch.com/story/its-official-america-is-now-no-2-2014-12-04
http://qz.com/278012/nope-chinas-economy-hasnt-yet-surpassed-americas/
https://www.cigionline.org/thematic/chinas-role-global-economy?gclid=COenosft0cMCFQURjgodGDcA6A
http://language.chinadaily.com.cn/60th/2009-08/26/content_8620300.htm
http://en.wikipedia.org/wiki/Peaceful_coexistence
http://en.wikipedia.org/wiki/Offset_strategyhttp://www2.hkej.com/instantnews/current/article/
http://www2.hkej.com/instantnews/current/article/935334/奧巴馬與習近平瀛台散步對話首曝光
http://news.xinhuanet.com/2014-11/12/c_1113206992.htm
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H