Jiaaahhh....judulnya ngerih....
Eitss...jangan sensi dulu deh sebelum baca kisah saya ini sampai tuntas. Kali ini perjalanan saya dengan latar belakang Kota Magelang. Kalau pernah dengar kata 'magelangan', mungkin dari sini lah hal ihwal tersebut bermula. Busyeet...apa hubungannya dengan makanan tuh? Hahahaha....
Ceritanya sih, hari Minggu (24) kemarin saya bersama 25 orang blogger dari Jogja, Solo, dan Magelang Raya janjian untuk arung jeram. Sebab selama ini kita berpikir bahwa olah raga arung jeram itu adalah olah raga yang berbahaya. Apalagi bagi mbak-mbak atau mas-mas yang tidak bisa berenang. Pikirnya pasti kalau nanti kecebur, bagaimana dengan nasibnya. Kan tidak bisa berenang.
Asumsi itu akhirnya kami uji. Kebetulan dalam perahu rafting kami ada 2 orang diantara 6 orang penumpangnya yang tak bisa berenang. Sebelumnya pihak pemandu dari Progo Rafting meyakinkan kami bahwa safety adalah nomor satu. Oleh karena itu, semua perlengkapan keamanan bagi pengarung jeram harus terpasang dengan benar dan tepat. Tak perduli pengarung jeram tersebut sudah bisa berenang atau tidak.
Pemasangan jaket pelampung benar-benar dikontrol saat persiapan. Begitu juga dengan pemasangan helm serta cara-cara taktis dan praktis agar perjalanan aman dan nyaman. Termasuk mengatur posisi peserta yang bisa berenang dan tidak di kapal. Ditambah lagi, mengatur posisi duduk peserta yang 'berbobot' dan yang biasa saja. Yang terakhir ini agak sensitif kayaknya. Kqkqkqkq...
Setelah usai dengan persiapan dan pemanasan yang dilakukan oleh peserta, start pun diawali. Oh ya, letak Progo Rafting ini di dalam areal Hotel Puri Asri Magelang. Hotel yang letaknya mepet tembok Taman Rekreasi Kyai Langgeng Magelang. Alias selemparan batu saja dari Rumah Dinas Walikota Magelang yang tiap Minggu pagi ada senam aerobik mbak-mbak. Ehhh...
5 perahu yang telah disiapkan dan terisi pun satu-satu berangkat. Menyusuri arus Kali Progo atas yang hulunya berada di Gunung Sumbing. Menurut pemandu, rute yang akan ditempuh sepanjang 9 km. aliran Kali Progo. Waktu jarak tempuh dengan kondisi debit air pada saat itu diperkirakan 2 jam. Finisnya adalah di Jembatan Babrik Tempuran, Kec. Tempuran, Kab. Magelang.
Bulan Januari-Februari menjadi bulan ideal untuk bermain rafting. Sebab saat itu debit air cukup 'mumpuni' untuk membuat perahu bisa melakukan berbagai aksi. Kemarin kami lakukan berbagai atraksi yang sangat mengasyikkan dengan perahu. Aktivitas mulai dari gerakan memutar perahu, menabrakkan perahu ke tebing, membuat perahu melompat-lompat, membuat perahu miring, hingga membuat perahu terbalik.
Tak kalah serunya adalah ketika kami menceburkan diri dan 'hanyut' mengikuti arus sungai. Termasuk saat momen-momen seru mengambil 'pose' untuk melompat ke dalam air. Bahkan 'berantem' antar penghuni perahu pun bisa terjadi. Penumpang satu perahu dengan satu yang lain saling menarik. Sehingga acara kecebur berjamaah pun terjadi. Hal ini kadang membuat pemandu perahu dan peserta lain sibuk untuk mengejar dan 'menyelamatkan' anggota timnya.
Nah, di situ lah kadang keseruan terjadi. Tak pelak beberapa kejadian tersebut kadang banyak menyimpan kesan. Hingga tak jarang, seorang yang jomlo menjadi berani 'menembak' sang calon di atas Kali Progo ini. Sebagaimana cerita salah seorang pasangan yang menginap bersama 2 orang anaknya di salah satu kamar Villa Laguna sore sebelumnya kepada saya. Ciee...cieee...saya jadi terharu.