Lihat ke Halaman Asli

Majesty Victoria Jalu

Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Bahasa Gaul Zaman Old Tidak Kalah Unik dan Kreatif daripada Bahasa Gaul Zaman Now?! Simak Yuk!

Diperbarui: 1 November 2021   15:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut Douglas Brown, bahasa adalah bagian dari budaya dan budaya adalah bagian dari bahasa. Keduanya saling terkait satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Selain Bahasa Indonesia, salah satu bahasa yang ada di Indonesia adalah bahasa gaul dimana hal tersebut juga merupakan bagian dari budaya.

Di era digital seperti ini, bahasa gaul semakin banyak bermunculan terutama di kalangan anak muda zaman now. Bahkan bahasa gaul sendiri sudah menjadi bahasa yang tidak asing lagi digunakan untuk berkomunikasi di kehidupan sehari-hari. Bahasa gaul biasanya diciptakan oleh anak muda dari plesetan Bahasa Indonesia, namun bahasa gaul juga bisa berasal dari pengaruh dari budaya Barat.

Nah, jika anda berpikir bahwa bahasa gaul hanya terdapat di zaman now, tentunya anda salah besar. Perlu kita ketahui jika bahasa gaul sudah ada sejak lama hanya saja penyebutannya yang berbeda. Sekitar tahun 1970-an bahasa gaul dikenal sebagai bahasa prokem yang dimana bahasa ini hanya digunakan oleh kelompok-kelompok tertentu dan hanya mereka juga yang mengetahui maknanya. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, bahasa prokem ini mulai diamati oleh orang-orang yang tidak ada di dalam kelompok tersebut dan mulai disebarluaskan sehingga bahasa prokem ini menjadi dikenal oleh masyarakat umum.

Selain itu, bahasa prokem atau bahasa gaul zaman old pastinya tidak kalah unik dan kreatif dibandingkan bahasa gaul zaman now. Berikut ini 5 perbandingan bahasa gaul zaman old dengan bahasa gaul zaman now yang saya temukan setelah saya melakukan wawancara dengan narasumber dari generasi 70-an:

1. EGP “Emang Gue Pikirin”

Di era 70-an, kata EGP merupakan singkatan dari kalimat ‘Emang Gue Pikirin’. Arti dari kata EGP ini adalah rasa tidak peduli. Biasanya kata ini sering digunakan ketika seseorang merasa tidak peduli dengan apa yang dibicarakan lawan bicaranya. Namun, di zaman now kata EGP sudah jarang digunakan karena anak-anak muda zaman now memodifikasi kata EGP ini menjadi ‘bodo amat’ yang juga memiliki arti tidak peduli dengan pembicaraan lawan bicara.

2. Gokil

Kata kedua adalah ‘gokil’. Biasanya di era 70-an, kata gokil ini digunakan ketika ada sesuatu yang menarik ataupun lucu. Jika di era 70-an disebut sebagai kata gokil maka di era modern saat ini, kata gokil dimodifikasi oleh anak-anak muda menjadi ‘goks’ dimana kata ini juga memiliki arti yang sama hanya penyebutannya saja yang berbeda. Namun, di zaman now, kata gokil atau goks ini juga bisa digunakan oleh anak muda ketika ingin memuji sesuatu, contohnya seperti “Goks juga gaya lu.” dan lain sebagainya.

3. Bokap Nyokap

Selain EGP dan gokil, terdapat beberapa bahasa gaul zaman now yang merupakan bahasa yang diambil dari bahasa gaul zaman old. Salah satunya adalah kata panggilan untuk orang tua yaitu ‘bokap’ dan ‘nyokap’. Biasanya kata ini sering digunakan ketika sedang nongkrong bersama teman. Contohnya seperti “Bokap lu di rumah?”. Kata bokap nyokap ini pastinya tidak asing lagi di telinga kalangan anak zaman now karena di era saat ini, kata bokap nyokap juga masih sering digunakan di pergaulan anak muda dan artinya pun masih sama yaitu bokap untuk bapak dan nyokap untuk ibu.

4. Bokek

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline