Jam delapan pagi lewat sepuluh menit saya memarkir mobil saya di dekat pintu masuk Hutan Kota Malabar, yaitu di pertigaan Jalan Malabar dan Merbabu, kota Malang. Ternyata pintu pagarnya masih tertutup. Memarkir mobil di situ juga kurang pas tempatnya, meskipun jalanan di situ jarang di lewati kendaraan. Terlihat ada petugas kebersihan yang sedang lewat di sekitar situ, saya pun bertanya,
”Belum buka, ya Pak?”
“Biasanya sudah, Bu! Mungkin sebentar lagi.”
”Bisa lewat belakang, Pak?”
“Bisa Bu, sudah buka di sana!”
Saya pun menaiki mobil saya dan parkir di area dekat Pasar Oro-Oro Dowo, yang ada tempat parkir mobil dan petugas parkirnya. Mungkin masih terlalu pagi saya datang. Pintu masuk Hutan Kota Malabar ada dua, yaitu yang menghadap antara Jalan Malabar dan Merbabu serta yang menghadap antara Jalan Guntur dan Muria.
Saya masuk melalui pintu belakang yang sudah dibuka. Jalan setapak yang telah dipasang paving menjadi petunjuk jalan untuk melalui alur yang bisa dilewati pengunjung. Masih sepi, saya hanya bertemu dua orang pemuda yang sedang foto-foto, seorang bapak lanjut usia yang jalan pagi dan sekelompok remaja wanita yang sedang istirahat karena habis jogging.
Teduh sekali berada di lokasi itu, pepohonan yang tinggi-tinggi berderet rapat di tempat itu. Suara beraneka burung yang sedang bermain dengan teman-temannya benar-benar serasa menyatu dengan alam. Wow... sensasi hutannya benar-benar terasa. Padahal saat ini saya sedang berada di tengah kota Malang.
Di jalan Malabar, kelurahan Oro-oro Dowo kota Malang memang sejak dulu terdapat ruang terbuka yang pohon-pohonnya dibiarkan tumbuh tinggi sampai menyerupai hutan. Tidak terawat karena tumbuhnya liar tak beraturan, sebagian ada yang tidak ditumbuhi pohon juga. Tempat ini difungsikan sebagai daerah resapan, dan tempat bermain anak-anak di sekitarnya.
Namun sejak tahun 2013 mulai digalakkan penghijauan, sejak itulah peran serta masyarakat dan perguruan tinggi mulai menggalakkan penanaman pohon di situ. Hingga jumlah pohon saat ini berkisar 1500 pohon yang beraneka macam jenisnya. Sejarah Hutan Kota Malabar terpampang di lokasi itu.
Pohon-pohon itu mulai tumbuh subur dan rapat di sana, sampai suatu saat PT Amerta Indah Otsuka menawarkan dana CSR (Corporate Social Responsibility) untuk merevitalisasi Hutan Kota Malabar. Pada awalnya muncul pro – kontra atas rencana ini. Salah satunya adalah kekhawatiran berubahnya fungsi Hutan Kota Malabar, yaitu terjadi pemotongan pohon dan dihapusnya ruang resapan air. Akibatnya rencana revitalisasi sempat terhenti beberapa saat. Sampai akhirnya kesepakatan dapat dicapai, revitasilasi dilanjutkan. Pada 4 April 2016 yang lalu, Hutan Kota Malabar diresmikan oleh Walikota Malang Abah Anton bersama jajaran PT Amerta Indah Otsuka.