Ariel Jualan Bebek di Malang
Oleh : Majawati Oen
Suatu hari suami saya mengajak mencoba bebek goreng di Jalan Sulawesi kota Malang. Kata temannya bebeknya enak. Namanya “Bebek Ariel”. Diberi nama itu karena penjualnya mirip dengan Ariel Noah. “Ah masak!” jawab saya spontan. “Ya nggak tahu, wong katanya orang-orang, kok! Ya ayo sekarang ke sana nyoba!” jawab suami saya. Dia penasaran dengan rasa bebeknya, saya penasaran dengan Arielnya. He he he...
[caption id="attachment_372068" align="aligncenter" width="300" caption="Mirip Ariel nggak ya....? (dok pri)"][/caption]
Sesampai di sana, ya memang mirip lho...! Warungnya di pinggir jalan dengan sekat kain spanduk saja. Di samping-sampingnya juga berderet penjual makanan yang lain, seperti sea food, martabak, tahu telur, dan lain-lain. Saya perhatikan ternyata namanya bukan “Bebek Ariel” tetapi “Bebek Goreng Cak No Lamongan” Lho, tapi dari mulut ke mulut orang tahunya itu “Bebek Ariel” Sebuah trade mark terbentuk karena wajah penjualnya yang mirip dengan Ariel Noah.
[caption id="attachment_372069" align="aligncenter" width="300" caption="Bebek Goreng Cak No Lamongan (dok pri)"]
[/caption]
Meskipun jualan di pinggir jalan, jangan tanya ramainya bukan main. Kalau mau beli mesti ngantri di belakang orang yang sedang makan. Dalam hati saya jadi berasumsi, yang bikin laris rasa bebeknya atau kegantengan penjualnya niihh?
[caption id="attachment_372072" align="aligncenter" width="300" caption="Menggiurkan.... rasanya nikmat (dok pri)"]
[/caption]
Yang dijual bukan hanya bebek, tetapi juga ada lele goreng, ayam goreng, dan burung dara. Dari proses mengantri sampai dapat tempat duduk dan menunggu pesanan datang, waktunya lumayan lama juga bisa sekitar 30 – 45 menit, terutama di jam-jam makan malam. Warung ini bukanya hanya malam hari saja. Padahal penjualnya sudah sekitar 5 orang dan bekerja dengan cekatan semua. Para pembeli bukan hanya makan di tempat, juga banyak pesanan yang dibawa pulang. Jadi ya harus sabar! Ketika enak-enaknya menunggu pesanan saya ambil foto “Ariel”. Sambil lihat-lihat bidikan foto saya, datanglah seorang pengamen, yang bikin saya kaget, lagu yang dinyanyikannya juga lagunya Ariel ketika masih bersama Peterpan. Saya sampai senyum-senyum, kok ya klop!
[caption id="attachment_372070" align="aligncenter" width="300" caption="Pengunjung ramai di malam hari (dok pri)"]
[/caption]
Saya pesan bebek gorengnya, wah memang menggoda! Kulitnya crispy dan dagingnya juga empuk. Bikin air liur membanjir di dalam mulut, sambil menunggu uap panasnya menguap. Bebek ini disajikan dengan sambel tomat dan lalapan kubis, mentimun dan daun kemangi. Makan lalapan begitu nikmatnya bergantung dari sambelnya juga. Wow... makannya jadi lahap! Diakhiri dengan minum es jeruk, benar-benar mantap rasa “Bebek Goreng Ariel” ini. Tak salah kalau warung ini laris dan terkenal sampai di kalangan penggemar kuliner. Plus bonus wajah penjualnya yang mirip Ariel Noah. Harganya juga sangat terjangkau. Saya beli 3 potong bebek, 2 nasi putih dan 2 gelas es jeruk hanya Rp 71.000,00. Nikmatnya .... mantap!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H