Lihat ke Halaman Asli

Abdul Susila

Fanatik timnas Indonesia, pengagum Persija, pecinta sepak bola nasional

Kaki-kaki yang Lelah di Semifinal Piala Eropa 2020

Diperbarui: 5 Juli 2021   20:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Denmark menjadi tim terlelah dari semifinalis Euro 2020, karena menempuh perjalanan sepanjang 5.085 kilo meter. (Christopher Lee - UEFA) 

"Turnamen besar dimenangkan oleh tim, bukan individu."

Itu petuah dari para legenda. Mantra dari mereka yang telah berjibaku puluhan tahun di sepak bola. Ajimat sederhana dari yang kalah dan para juara.

Unai Simon, kiper timnas Spanyol, menyebut falsafah yang juga dianut para pelaut itu kini melekat di dalam sanubari pemain La Furia Roja di Euro 2020. Si Banteng Matador memang bukan unggulan, tetapi mereka berjiwa pengarung lautan.

Walau penjelajah, petualang, atau pelaut, mereka tetap punya rasa lelah. Dari semifinalis Euro 2020, Spanyol merupakan tim dengan catatan perjalanan terpanjang kedua.

Menurut laporan The Guardian, Spanyol menempuh 4.829 kilo meter (km) selama Piala Eropa tahun ini. Setelah tiga pertandingan di Sevilla, tim asuhan Luis Enrique ini harus terbang ke Kopenhagen (Denmark), lantas ke Saint Petersburg (Rusia), dan kemudian ke London (Inggris).

Jarak yang ditempuh Spanyol berbanding terbalik dengan Italia. Gli Azzurri hanya menempuh 2.961 km selama Euro 2020. Tim asuhan Roberto Mancini hanya terbang dari Roma ke London, Munich, lantas kembali ke London lagi.

Pada babak 16 besar dan 8 besar, Spanyol selalu tampil 120 menit. Sergio Busquet dan kawan-kawan bahkan tak bisa menggilas Swiss yang tampil dengan 10 pemain. Mereka hanya bisa meraih tiket ke babak selanjutnya lewat penalti.

Italia, superior! Negara yang dilintasi Pegunungan Alpen ini tak kalah dalam 32 laga terakhirnya. Gawang Gianluigi Donnarumma bahkan baru dua kali kebobolan sepanjang turnamen Piala Henri Delaunay edisi ke-16 ini.

Dan, filosofi "turnamen besar dimenangkan oleh tim, bukan individu", juga dianut Roberto Mancini. Harmonisme dan keseimbangan ditegakkan Don Mancio. 

Mancini kini digambarkan sebagai Marcus Aurelius, salah satu dari lima raja terbaik Dinasti Romawi. Jika filosofi raja yang bertitah pada 161 -- 180 itu melahirkan jenderal-jenderal besar sekelas Maximus Decimus, falsafah Mancini menempa infanteri jadi kavaleri: Leonardo Spinazzola, Nicolo Barella, Manuel Locatelli, juga Andrea Belotti.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline