Disusun Oleh: Maisarah, M. Ilham Salim, Ahmad Rafin Ripai, M. Aldi Yulanda
Provinsi Papua, adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kekayaan budaya dan sumber daya alam yang melimpah ruah. Namun, di balik kekayaan alamnya tersebut, terdapat konflik yang berkepanjangan antara identitas nasional dan aspirasi kemerdekaan yaitu Gerakan Papua Merdeka (OPM) mencerminkan perjuangan masyarakat Papua untuk mendapatkan pengakuan atas identitas mereka, yang sering kali dianggap terpinggirkan dalam konteks nasional. Dalam opini ini, kami akan membahas tentang bagaimana konflik politik identitas ini mempengaruhi upaya dalam pembangunan identitas nasional dan tantangan yang dihadapi dalam proses tersebut.
Penting bagi kita untuk memahami bahwasanya identitas nasional Indonesia dibangun di atas keberagaman. Pancasila adalah sebagai dasar negara menekankan pentingnya persatuan dalam banyaknya perbedaan. Namun, pada nyatanya, banyak kelompok di daerah, termasuk Papua, merasa bahwa identitas mereka tidak diakui secara adil. Rasa ketidakadilan ini mendorong munculnya gerakan-gerakan yang menuntut pengakuan dan hak-hak mereka, termasuk seperti gerakan Papua Merdeka. Dalam konteks ini, konflik politik identitas muncul sebagai respons terhadap marginalisasi yang dirasakan oleh masyarakat Papua.
Gerakan Papua Merdeka bukan hanya sekadar tuntutan untuk merdeka dari Indonesia, tetapi juga merupakan upaya untuk mengembalikan dan menguatkan identitas budaya Papua yang kaya. Masyarakat Papua memiliki tradisi, bahasa, dan nilai-nilai yang unik, yang sering kali tidak dipahami atau dihargai oleh masyarakat luar. Apalagi tanah papua memiliki kekayaan alam berupa emas yang mana hal ini seharusnya menjadi suatu identitas yang dapat membawa nama papua menjadi daerah yang kaya dan patut di hormati, bukan malah dipinggirkan dan merasa didiskriminasi. Dalam hal ini, perjuangan mereka dapat dilihat sebagai upaya untuk membangun identitas yang kuat dan mandiri, yang berakar pada sejarah budaya mereka sendiri dan upaya serta kemauan untuk mempertahankan harga diri tanah mereka.
Namun, di sisi lain, tuntutan untuk merdeka juga menimbulkan tantangan bagi identitas nasional Indonesia. Negara ini dibangun atas prinsip persatuan dan kesatuan, dan setiap gerakan yang dianggap memecah belah dapat dilihat sebagai ancaman. Pemerintah Indonesia sering kali merespons dengan pendekatan keamanan, yang justru dapat memicu ketegangan dan memperdalam perasaan ketidakadilan di kalangan masyarakat Papua. Pendekatan ini sering kali tidak memperhatikan komunikasi dan pemahaman yang lebih dalam tentang aspirasi-aspirasi masyarakat Papua.
Untuk membangun identitas nasional yang kondusif, penting bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk mendengarkan suara-suara dari Papua. Dialog yang konstruktif dan pengakuan terhadap hak-hak masyarakat Papua dapat menjadi langkah awal untuk meredakan ketegangan yang ada. Selain itu, pendidikan yang menghargai keragaman budaya dan sejarah Papua perlu ditekankan lebih kuat di relung sanubari masyarakat Indonesia, sehingga generasi muda di seluruh Indonesia dapat memahami dan menghargai identitas Papua sebagai bagian dari identitas nasional.
Dapat disimpulkan bahwasanya untuk membangun identitas nasional yang inklusif, penting bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk mendengarkan suara-suara dari Papua. Komunikasi yang efektif dan pengakuan terhadap hak-hak masyarakat Papua dapat menjadi langkah awal untuk meradamkan gejolak api amarah. Selain itu, pendidikan tentang menghargai keragaman budaya dan sejarah di Indonesia terkhususnya di Papua perlu diperkuat dikalangan siswa/i hingga mahasiswa, karena kelak mereka lah yang akan melanjutkan perjuangan masyarakat Indonesia dalam mewujudkan negara yang adil, makmur dan sejahtera sehingga negara kita Indonesia dapat dikenal dunia sebagai negara yang kuat rasa nasional nya dan menjadi negara yang indah dimata dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H