Izora adalah seorang gadis berusia 15 tahun. Ia berangkat sekolah pagi hari. Ia selalu diberi uang saku setiap hari sekitar 15.000 oleh orang tuanya. Ia selalu menyisihkan uangnya 5.000 untuk ditabung. Hari ini bulan ramadhan dan Izora berpuasa. Izora berpikir ia tak akan membelikan uangnya tersebut.
Setiap pulang maupun berangkat sekolah Izora tidak diantar oleh orang tuanya, melainkan Izora pulang dan berangkat sekolah menggunakan sepeda yang sudah buluk.
Setiap pulang sekolah Izora menyusuri setiap jalan dengan memperhatikan sekitarnya.
Di suatu hari, sesaat Izora pulang sekolah menggunakan sepeda buluknya ia melihat kakek-kakek tua yang kehausan di jalan pulangnya. Ia melihat kakek itu sangat kasihan. Tetapi Izora perpikir kakek-kakek itu berpuasa. Izora berinisiatif untuk membelikan air mineral di toko-toko kelontong. Tetapi Izora takut kakek itu berpuasa.
Izora berpikir, jika kakek-kakek tua yang rentan biasanya tidak diwajibkan untuk berpuasa.
Akhirnya, Izora membelikan kakek-kakek itu air mineral di toko kelontong pilihannya. Tetapi sebelum membeli, Izora berpikir. Ia memiliki uang 15.000 yang harusnya ia tabung semua malah ia belikan.
Setelah berpikir singkat, Izora memutuskan untuk membelikan kakek-kakek itu air mineral.
Izora memberi air mineral itu kepada kakek-kakek itu. Kakek-kakek itu berterimakasih pada Izora karena telah memberinya air mineral dan karena kakek-kakek tua itu sedang kehausan dan tidak kuat untuk melanjutkan puasanya. Kakek-kakek tua itupun membatalkan puasanya.
Uang Izora sekarang yang bisa ia tabung hanya 10.000. Tetapi ia sadar, dengan berbagi ia akan mendapatkan pahala.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H