Lihat ke Halaman Asli

JIS: Membentuk Nalar Siswa Melalui Pembelajaran di Luar Kelas

Diperbarui: 16 Januari 2017   15:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebangkitan bangsa-bangsa maju pada umumnya dimulai dari upaya memelihara nalarnya sehingga berkhidmat terhadap akal sehat. Sedikit sekali para pelajar dilibatkan dalam proses berpikir tingkat tinggi, seperti menalar, menganalisis, dan memecahkan masalah yang konon sebagai salah satu kecakapan utama yang dibutuhkan untuk hidup dan kesuksesan yang akan datang.

Salah satu kelebihan sistem pembelajaran di Jakarta Intercultural School (JIS) adalah mempelajari sebuah ilmu secara langsung melalui kegiatan praktikum lapangan. Selain diajarkan mencintai dan melestarikan budaya Nusantara, mereka juga belajar untuk melestarikan alam dan hal itu dipraktekan dilapangan. Begitupun ketika materi terkait masalah pertanian, mereka akan melakukannya dengan mempraktekan cara bertani sejak pengolahan tanah, pembibitan hingga pemanenan. Selain itu siswa – siswi diajarkan pula menangulangi permasalahan ketika gagal panen dan terjadi hama.

Tidak hanya bercocok tanam, Seperti yang diketahui JIS merupakan sekolah yang tidak hanya bertaraf International akan tetapi JIS dapat membantu lingkungan sekitar dengan mengedukasi bagaimana dapat menjadikan hidup lebih bermakna. Murid-murid di JIS diajarkan cara mencintai lingkungan sekitar, seperti tidak membuang sampah sembarangan dan melakukan 3R yaitu Reuse, Reduce dan Recycle yang berarti mengunakan ulang, mengurangi, dan mendaur ulang sampah.

Dalam hal ini JIS bekerja sama dengan X-Project dimana X-Project merupakan sebuah yayasan sosial, yang membeli sampah dari pemulung dan diubah menjadi Produk dimana hasil dari penjualan produk tersebut untuk dana beasiswa masyarakat yang kurang mampu.

XSProject dengan dukungan kuat dari JIS berusaha melawan dampak kerusakan lingkungan oleh sampah dan mengurangi kemiskinan. Inilah tindakan nyata JIS dalam memerangi kemiskinan di Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline