Lihat ke Halaman Asli

Maimai Bee

Penulis

Cuaca Ekstrim Efek Gas Rumah Kaca?

Diperbarui: 26 Januari 2023   10:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image Pixabay 

Cuaca ekstrim menerpa pada awal tahun 2023. Panas yang sangat terik disertai angin kencang lalu tiba-tiba diikuti oleh hujan deras terjadi di berbagai wilayah negara kita. Menimbulkan bencana banjir dan tanah longsor di beberapa daerah. Iklim yang tidak bersahabat ini sepatutnya diwaspadai.

Perubahan iklim terjadi karena meningkatnya konsentrasi gas karbon dioksida dan gas-gas lainnya di atmosfer yang menyebabkan efek Gas Rumah Kaca (GRK). Peningkatan konsentrasi GRK tersebut, disebabkan oleh berbagai kegiatan manusia seperti emisi bahan bakar fosil, perubahan fungsi lahan, pembuangan limbah dan kegiatan-kegiatan industri.  

Tren data suhu global menunjukkan adanya peningkatan akibat pemanasan permukaan yang dialami hampir di seluruh bagian bumi. Hal ini ditandai dengan:

- perubahan suhu udara, kenaikan suhu global yang mencapai 2C
- curah hujan: di musim kemarau lebih kering dan musim hujan lebih basah
- kenaikan suhu permukaan laut, rata-rata suhu permukaan laut mengalami kenaikan 0.25C/dekade
- tinggi permukaan laut, meningkat antara 0.6 -- 1.2 cm/tahun
- salinitas permukaan laut, meningkat 0.3 0.2 psu/dekade
- tinggi gelombang laut, naik <1m dan dapat mencapai >1.5m
- kejadian cuaca ekstrim.

Perubahan iklim berdampak ke berbagai sektor kehidupan diantaranya pertanian, kesehatan, sumber daya air dan kelautan.

Bahaya perubahan iklim dapat menimbulkan bencana banjir, tanah longsor, kekeringan dan cuaca ekstrim. Juga dapat menimbulkan penyakit sensitif iklim seperti penyakit kulit, gangguan pernafasan, dan resiko meningkatnya penyakit yang disebabkan oleh vektor seperti Demam Berdarah dan Malaria.

Lantas, apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi efek GRK? Berikut ini ada beberapa kegiatan ramah lingkungan yang bisa diterapkan:

1. Green building design: pembangunan rumah yang mengakomodir ruang hijau terbuka. Menyediakan biopori atau lubang resapan untuk mencegah banjir. Membuat banyak jendela dan ventilasi untuk mengurangi penggunaan AC.

2. Mengurangi konsumsi energi, menggunakan lampu LED yang ramah lingkungan dan mematikan peralatan listrik jika sedang tidak digunakan. Memanfaatkan cahaya matahari di siang hari.

3. Penggunaan bahan bakar ramah lingkungan dan beralih ke energy listrik.

4. Penerapan 3R (reduce, reuse and recycle). Batasi penggunaan kantong plastik saat berbelanja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline