"Aduh, Ibu ngagetin aja." Timo berbalik dengan cemberut.
Ibu tertawa kecil. "Lagian, kamu kerja sambil melamun. Tumben piring dan kotak bekalnya langsung dicuci semua?"
"Iya, Bu. Kan bersih pangkal sehat," kilah Timo manis.
Ibu mengangkat kedua alisnya, merasa sedikit curiga. Ia melihat ke kanan dan ke kiri, tapi tidak ada yang aneh. Ibu lalu tersenyum. "Nah, begitu baru namanya anak pintar," kata Ibu seraya mengacak rambut putranya.
Bocah itu tersipu. "Timo mau mengerjakan PR dulu, Bu," katanya seraya pergi.
Ibu memandangnya heran. Biasanya setelah makan siang, anak itu langsung bermain dengan teman-temannya. Ibu hanya menggeleng lalu melanjutkan menyiapkan oven, tepung dan bahan-bahan lainnya. Rencananya ia akan membuat kue kering untuk camilan sore.
Setelah mengadon dan membentuk kue, Ibu memanaskan oven. Di samping meja kompor tampak banyak semut berbaris. Hewan-hewan kecil itu berjalan menuju tong sampah di bawah wastafel. Ibu merasa heran, karena tadi pagi ia sudah mengosongkan tempat sampah dan mengganti plastik penutupnya. 'Kenapa banyak semut?' pikir Ibu sambil membuka penutup tong sampah. Tampak nasi goreng, telur dan sosis bertumpuk di dasar tong.
Ibu mengernyit. "Timo ... Tim, ke sini dulu sebentar," panggilnya seketika.
"Ya, Bu," jawab bocah itu dari kamar.
Tak lama kemudian ia sudah berada di dapur. "Ada apa, Bu?" tanyanya polos.
"Tadi katanya bekal sekolah sudah habis. Ini apa?" Ibu menunjuk tong sampah dengan gusar.