"Dita, buatkan susu untuk adikmu sekalian oleskan rotinya. Mama mau mandi sebentar," kata mama berjalan masuk ke kamar mandi.Gadis kelas dua SMP yang sedang memasang dasinya itu mengangguk. "Ya, Ma."
"Kak, topi Fino mana? Carikan, Kak," teriak adik lelakinya yang masih kelas tiga SD.
"Kakak taruh di atas rak buku, Dek. Kemarin tergeletak di lantai sewaktu kakak menyapu," sahut Dita sambil berjalan ke dapur. Diambilnya roti tawar dan di olesnya dengan selai kacang. Dibuatnya dua tangkup, untuk dirinya dan Fino. Dituangnya susu coklat dari kotak kemasan ke dalam dua buah gelas.
"Kak Dita! Fino nggak sampai, tolong ambilkan topinya, Kak," kata Fino lagi.
Dita bergegas membantu adiknya. Lalu mereka berdua sarapan di dapur. Mama masih belum selesai mandi.
"Kaus kaki Fino yang sebelah lagi di mana, Kak?"
"Lah, kemarin kamu taruh di mana?" tanya Dita sambil memakai sepatu.
"Fino taruh di sini, Kak," ujar bocah itu menunjuk sepatunya. "Cariin, Kak."
Gadis berkepang dua itu berdiri, merapikan rok dongkernya lalu mencari ke rak sepatu. Ternyata kaus kaki itu terselip di antara sepatu bot papa. Diambilnya dan diberikannya pada Fino. "Ayo, cepat," ujarnya.
Dari halaman depan, terdengar bunyi klakson motor Mang Odin, tukang ojek langganan yang akan mengantar mereka ke sekolah.
"Ma, kami pergi dulu," kata Dita sambil mengetuk pintu kamar mandi pelan.