Kalian pernah ga sih udah nyobain olahraga abs rajin banget hingga berminggu-minggu tapi kok lemak di perut ga hilang-hilang ya?
Kalian sudah mikir ke mana-mana ampe beli susu diet ini itu, tapi kok tetap tidak ada perubahan?
Kebanyakan dari kita mungkin pernah melihat berbagai video dari media sosial seperti Instagram, TikTok, YouTube, dll. tentang gerakan yang mengecilkan perut, lengan, dll.
Namun, setelah dicoba, ternyata tidak ada perubahan yang berarti dan hanya termakan janji indah semata dari pembuat video yang biasanya sudah bertubuh bagus. Lekas, apa bedanya? Mengapa lemak di perut terasa tidak ingin hilang bak anak kecil yang tidak mau berpisah dari orangtuanya? Simak artikel ini!
Tubuh kita membutuhkan energi untuk tetap hidup dan melakukan berbagai aktivitas. Tubuh kita juga merupakan sesuatu yang hemat dan tidak suka membuang energi, sehingga kelebihan energi (surplus kalori) tidak akan terbuang begitu saja oleh tubuh kita, dan dapat disimpan dalam berbagai bentuk, mulai dari glikogen hingga lemak yang tersimpan di berbagai bagian tubuh.
Banyak orang yang mengira bahwa hanya dengan olahraga tanpa memperhatikan pola makan, kita dapat mengurangi berat badan kita. Itu adalah miskonsepsi yang cukup populer hingga sekarang.
Namun sayang sekali, dari 100% konsumsi kalori harian tubuh kita, berbagai sumber menyatakan bahwa sekitar 70% konsumsi kalori berasal dari BMR (Basal Metabolic Rate) atau kalori yang dibakar seharian oleh tubuh kita tanpa melakukan aktivitas apapun, sekitar 20% konsumsi kalori berasal dari regulasi temperatur tubuh kita, sisa 10% berasal dari pencernaan makanan dan aktivitas kita.
Bisa dilihat bahwa aktivitas kita (termasuk olahraga) memiliki pengaruh dalam penurunan berat badan namun tidak dapat berpengaruh secara signifikan jika kita tidak mengatur konsumsi kalori kita.
Cara paling ampuh untuk mengurangi berat badan kita adalah dengan cara defisit kalori. Apa itu defisit kalori? Defisit kalori adalah ketika konsumsi kalori kita lebih sedikit dari kalori yang diperlukan oleh tubuh kita.
Misalnya, tubuh kita membutuhkan 2500 kalori tetapi kita tetap mengonsumsi 2300 kalori setiap harinya, dengan begitu kita telah mengalami defisit kalori sebesar 200 kalori.
Biasanya, defisit kalori yang dilakukan oleh binaragawan berada di kisaran 200-400 defisit kalori per harinya karena mereka tidak ingin jaringan ototnya terkikis terlalu banyak, bagi orang awam, defisit kalori yang sedikit lebih tinggi antara 500-750 kalori juga dapat dilakukan (Koliaki et al., 2018) .